NOTE: Reader, before you browsing to reading please make sure you read fanfiction in here according to your age. If you not yet 17 yo, we suggest you to read fanfiction with rating G, PG-13, PG-15. Rating NC-17 and NC-21 just for addult. Please follow this rule shake your self!

Saturday, March 23, 2013

[Oneshot] Cinta Sebelah Pihak

Disclaimer

Author : Nikhe a.k.a bininya Ryosuke
Title     : Cinta Sebelah Pihak 
Genre  : Comedy dan tidak romantis sama sekali 
Rating : General
A/N     : Ini fanfiction pertama saya harap siapkan tong sampah karena fanfiction ini menyebabkan mual-mual,Impoten, gangguan kehamilan dan janin.
***
Dikisahkan di asrama Hey Say Jump, kesepuluh makhluk tuhan yang paling imut,lucu, nge gemesin,super ngangenin nan manis sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Sehabis maghrib hikaru menyantap habis seporsi besar mie ayam yang pedasnya subhanallah diimpor langsung dari nusantara, yuya yang sibuk mencatok rambut indahnya yang mengalahkan keindahan rambut rapunzel dan member-member lain yang juga sibuk di kamar masing-masing.
Sementara itu yuto sedang salto, jungkir balik dan uring-uringan di tempat tidur. Dia memikirkan seribu satu cara untuk mengembalikan chinen ke pelukannya yang sekarang sudah berpaling pada yamada. Dari mulai sihir voodoo sampai santet teranyar dari negeri batik sudah dia coba, namun usahanya mengalami gagal total dan mentok sementok- mentoknya. Keito yang melihat kegelisahan Yuto pun menghampirinya.
“Yuto, apa yang terjadi? Mengapa kau begitu gelisah, gundah gulana dan sedih merana? Ada apakah gerangan?” tanya keito dengan ekspresi kepo se kepo-keponya.
“Keito, banyak cara yang sudah kugunakan untuk memisahkan YamaChi. Tetapi bisa kau lihat sendiri mereka kian lengket seperti kue lapis yang sudah diberi boraks 2 liter” ujar Yuto sambil menunjuk ke arah YamaChi yang sedang menonton TV diluar kamar.
“Yuto, apa pun yang terjadi jangan pernah menyerah. Berjuanglah dan dapatkan kembali cintamu itu, berusahalah sampai titik darah penghabisan. Tak ada perjuangan yang sia-sia, kau telah membayar mahal untuk semua penantianmu. Lanjutkan kawan, lanjutkan. Sebelum janur kuning melengkung. Ganbattee” Keito berorasi seperti pimpinan demonstran.
“tapi, bagaimana caranya?” Yuto mulai putus asa.
Ditengah diskusi yang menegangkan masuklah pasangan teranyar, pasangan paling illegal, pasangan yang tak memiliki tanggal kedaluarsa,terpopuler sespanjang masa. Yamada yang menggandeng mesra tangan chinen, dibalas dengan senyum sumringah oleh Chinen.
“kalian sedang membicarakan apa?” tanya yamada dengan tampang polos nan lugu.
“bukan urusanmu” jawab Yuto menahan amarah melihat pemandangan yang membuat hatinya seperti tersayat-sayat oleh 500 belati tajam.
“ne, ada apa Yuto?mengapa kalian serius sekali” Chinen ikut bertanya.
“ah, sudahlah aku tak ingin membicarakannya” lirik Yuto ke arah chinen dengan tatapan evil,sangar, bin sadis.
Setelah percakapan singkat tersebut KeiYaChi pun meninggalkan kamar Yuto. Setelah kepergian KeiYaChi, Yuto tak mampu lagi menahan ribuan tetes air mata yang meluncur dengan deras di wajahnya.
“kenapa..??? kenapa?? Apa salahku apa salah salah ibuku, hidupku dirundung pilu?,” Yuto termehek-mehek di dalam selimut,”Chinen, mana janji manismu? Ternyata semua janji-janjimu dulu itu palsu, janjimu janji busuk. Busuk-busuknya janjimu”  hati Yuto semakin nelangsa.
*******
“aku duluan” inoo mendorong yuya.
“tidak, aku duluan” Yuya tak mau kalah.
“aku yang lebih dulu sampai dipintu kamar mandi ini” Inoo tak mau bergeser sedikit pun dari pintu kamar mandi.
“seharusnya kau menghormati yang lebih tua, jadi aku duluan” Yuya menggeser pertahanan Inoo dengan sekuat tenaga.
“aku tau kau memang sudah menjadi sesepuh disini, bukannya kau yang seharusnya mengalah pada yang lebih muda” Inoo semakin bersemangat mendorong Yuya.
“mengapa tidak memakai kamar mandi yang lain?” tanya yuya dengan nada geram.
“satu kamar mandi sedang rusak. Satunya lagi dipakai Ryutaro, kamar mandi yang dikamar aku kalah cepat dengan yabu, sedangkan yang dipojokan sana sudah dipakai Chinen untuk bersemedi” jelas inoo dengan nada agak tinggi.
“apa yang kalian lakukan? Mengapa ribut-ribut didepan pintu kamar mandi. Minggir dulu, aku sudah tidak tahan lagi” Hikaru tiba-tiba datang dengan raut muka menahan sesuatu.
“diam!!” teriak Inoo dan Yuya bersamaan.
Melihat pergulatan yang tak terelakkan, Hikaru yang sedang kebelet memutar otak menjadi 180 derajat. Diputarnya dari atas ke bawah, bawah kesamping, kesamping lalu ke atas lagi.
“hmm, tak ada rotan akar pun jadi” ujar hikaru sambil berlari kehalaman depan dan segera jongkok ditumpukan pasir terdekat sisa tukang membuat bangunan, dan kegiatan hikaru pun berlangsung dengan hikmad.
Tiba-tiba, byurrrr,,, Daiki membuang air sisa mengepel lantai ke halaman dan mengenai hikaru yang sedang confuse dengan ritualnya.
“hya,, siapa yang menyiramku” teriak Hikaru.
“hi..hi..hika. apa yang kau lakukan disana?” tanya Daiki terbata-bata.
Dengan mata kelaparan Hikaru menatap Daiki, wajah Hikaru bersemu merah seperti kepiting rebus. Badannya basah kuyup akibat ulah Daiki, memperlihatkan lekukan badan hikaru yang tipis.
“Hika, mengapa kau menatapku seperti itu? Kau seperti ingin mengulitiku hidup-hidup” Daiki mundur selangkah dari hadapan hikaru, dan
PRANNNNGGG, PLAKKKKK, DUUKKKK, DUAAAAAAAAAAARRRRRRRR, JEGEEEEEEEEEEEEEERRRRRRR, BRUNGGGGGGGGGGGGGGG………..
Satu pot bunga melayang.
PLETAKKK, CIATTTTTT, KYAAAAAAAAAAAA, DUUUUUUUUUUUUNNGGGG
Jurus seribu bayangan, hikaru melancarkan berbagai serangan ke arah Daiki.
Finally, Hikaru telah menyelesaikan satu ronde pertarungan, dan pergi dengan penuh kemenangan.
Teras depan dipenuhi dengan pecahan pot bunga. Mendengar keributan Keito langsung keluar, dilihatnya Daiki yang meringkuk ketakutan detengah-tengah teras depan yang lebih mirip kapal pecah.
“ada apa ini? Apakah ini bom lanjutan dari pembomman Hiroshima dan Nagasaki?” tanya Keito dan Daiki hanya menunjuk ke arah Hikaru yang pergi meninggalkan lokasi,”kau baik-baik saja Dai-chan? apa ada yang terluka?”
“tidak, aku tidak apa-apa” Daiki mencoba berdiri dipapah oleh Keito.
“oh, bungaku,” teriak Keito melepaskan gandengan Daiki, dan menyebabkan Daiki terjerembab dilantai,”bungaku yang sudah kubesarkan dengan kasih sayang telah hancur dan luluh lantak” Keito mengumpulkan puing-puing bunga beserta potnya, sementara Daiki meringis kesakitan.
Sementara itu disalah satu sudut rumah yang lain, terlihat Chinen dan Yamada yang sedang suap-suapan stroberry. Salah satu tangan yamada telah menggerayangi pipi Chinen dan bersiap-siap melakukan tumburan ekspress, namun naas tanpa disadari Yuto telah berdiri dibelakang mereka dengan kedua tangan dipinggang persis seperti ibu tiri yang ada disinetron-sinetron negeri batik.
“Chinen,”teriak Yuto menyentakkan keromantisan antara YamaChi, “inikah balasanmu terhadapku, kesabaranku kau balas dengan pengkhianatan”
“Yuto” ujar Chinen terkejut.
“sudahlah Yuto,Chinen sekarang menjadi milikku relakan dia. Akui saja bahwa aku memang lebih cocok untuk Chinen dibanding dirimu” yamada menjawab dengan nada sombong.
“tidak bisa, dia milikku” Yuto memegang erat tangan kiri Chinen.
“lepaskan Yuto, tidakkah kau lihat bahwa dia sangat bahagia ketika bersamaku” Yamada menarik tangan kanan Chinen sedangkan Chinen masih terlihat kebingungan.
Yabu dan Ryutaro yang baru menyelesaikan panggilan alam tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Pertarungan perebutan Chinen menjadi tontonan yang menarik, Yabu dan Ryutaro segera menarik kursi masing-masing dan mencari tempat yang strategis,mereka tak ingin melewatkan satu moment pun. Hikaru,yuya dan Inoo pun tak ingin ketinggalan mereka mendekati tempat kejadian perkara, namun langkah mereka dihalangi oleh Yabu dan Ryutaro.
“eitss, kalau mau menonton kalian harus bayar tiket terlebih dahulu” ujar Ryutaro menaik-naikkan alis.
“satu orang seribu yen. Karena ini pertarungan tersengit sepanjang masa dan tak ada duanya” Yabu melancarkan jiwa dagangnya.
“yang benar saja, masa harus bayar tiket” gerutu Hikaru.
“iya, Ryutaro dan Yabu selalu mengambil kesempatan dalam kesempitan” Inoo membela Hikaru.
“ya sudah. No ticket, No movie” Ryutaro sok-sok’an pake bahasa inggris.
“kalo saya ada diskon kan?” Yuya menyerahkan uang 500 yen.
“oh,ora iso mas,” jawab Ryutaro yang ada keturunan jawa dari nenek moyangnya nenek moyang Ryutaro,”sesepuh maupun bungsu tak ada diskon-diskonan”
“betul betul betul” Yabu mengadahkan tangannya.
“huh,, sesepuh dan si bungsu otaknya sama-sama otak duitan” inoo memberikan koin sejumlah seribu yen.
“hey inoo, apa kau baru saja memecahkan tabungan ayammu? Mukamu boleh tampan, tapi semua uangmu recehan” Yabu mengambil uang dari inoo.
Setelah transaksi per-caloan antara Yabu, Ryutaro,Hikaru,Inoo, dan Yuya selesai. Mereka kembali menyaksikan pertarungan sengit antara si tampan Yuto, si unyu Yamada, yang mempertahankan kepemilikan si gigi kelinci Chinen Yuri.
“Chinen, tak ingatkah engkau waktu didesa? Bercanda bersama di gereja tua, waktu itu hujan rintik-rintik kita berteduh dibawah atapnya” Yuto mendendangkan lagu lawas yang mewakili perasaannya.
“memori daun pisang, akan jadi kenangan. Berdua jalan kaki waktu turun hujan” Yamada tak ingin kalah.
“jika kau kembali,aku akan membelikanmu sekeranjang penuh stroberry, hanya untukmu” sogok Yuto.
“tidak Chinen, aku akan selalu mengelusmu sebelum tidur jika kau bersamaku” Yamada menjanjikan tawaran menarik.
“satu atau dua pilih aku atau dia yang engkau suka” Yuto kembali bernyanyi.
“satu atau dua, pilih aku atau dia yang engkau cinta” yamada melanjutkan.
“Dua atau satu, pilih dia atau kamu aku tak tahu. Karena ku bingung harus pilih dia atau dirimu” Chinen menyelesaikan lagu yang cukup populer dari negeri batik tersebut.
“Chinen, apa arti diriku selama ini bagimu?” tanya Yuto dengan mata berkaca-kaca.
“tentu saja kau bukan siapa-siapa” jawab yamada dengan efek blow dirambutnya.
“maafkan aku Yuto, yamada jauh lebih menarik dibanding dirimu. Pipinya jauh lebih berisi dan menggairahkan dibanding pipimu” Chinen menarik tangan Yamada dan meninggalkan Yuto sendirian.
“Ini tidak mungkin, tiddddddddddaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkk,” teriak Yuto histeris berlari kekamar mandi dan menumpahkan air matanya dibawah shower, “dunia sungguh kejam. Dari pada sakit hati lebih baik aku sakit gigi ini, biar tak mengapa”
“kau bilang ini pertarungan sengit, mana??” hikaru menatap kejam ke arah Yabu dan Ryutaro, mirip singa kelaparan.
“ini lebih mirip ajang pencarian bakat, baka” Yuya memukul kepala Yabu dengan buku, dan menjewer telinga Ryutaro.
“ah, sudahlah. Kembalikan uang kami” teriak Inoo.
“tidak tidak, ini pasti ada yang salah. Mereka tidak mengikuti teks yang ada di naskah” Ryutaro yang mulai agak gemetaran sambil menyingkirkan benda-benda tajam disekitarnya.
“naskah, naskah. Mana uang kami, atau kau yang akan kubuat mengenaskan” Hikaru terlihat seperti malaikat pencabut nyawa.
“lagi pula uang yang sudah diberi tak bisa dikembalikan. Kalian tidak boleh melakukan kekerasan terhadap anak di bawah umur atau akan kuadukan ke kak Seto” ancam yabu sambil mengenggam erat-erat uang hasil percaloannya.
Tanpa ancang-ancang.
KYAAAAAAAAA,, DUNNNNNNGGG, PLETTTTTAKKKKKKKKK.. DAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRR, DURRRRRRRRRRRRRR,,,DEEEEEEEEEEEEEERR
Yabu dan Ryutaro berusaha melepaskan diri dari serangan 3 macan kelaparan.
PRANNNNNNNNNNNNNNGGGGGGGG,,, Hikaru melemparkan apa saja yang didekatnya.
CEETTTTTTTTTTTTTAAAAAAAARRRRRRRRRR,, BLLLLLEEEEEEEEEEEEDUUUUKKKKKKKKK
Yuya berhasil menduduki badan kedua calo tersebut dan merampas uang dari saku celana Yabu.
Yuya, Hikaru, dan Inoo berhasil mendapatkan kembali uangnya dan meninggalkan duo matre yang tengah babak belur. Yabu dan Ryutaro menatap satu sama lain dengan tatapan kecewa.
“idemu memang tak pernah ada yang beres”Yabu menyalahkan Ryutaro
“Seharusnya adegan tadi berhasil, hanya saja Yamada dan Yuto tak cinta kekerasan” Ryutaro membela diri.
Ryutaro dan Yabu saling memapah satu sama lain dan berjalan terseok-seok ke kamar.
Udah dulu yee, author undur diri. ^^v


2 comments:

  1. lucu buangt XDD
    sampai ngakak guling2
    mau dunk lanjutannya XD
    ini oneshot tapi penasaran klo misalkan ada lanjutannya XD/ sequelnya

    ReplyDelete