NOTE: Reader, before you browsing to reading please make sure you read fanfiction in here according to your age. If you not yet 17 yo, we suggest you to read fanfiction with rating G, PG-13, PG-15. Rating NC-17 and NC-21 just for addult. Please follow this rule shake your self!

Wednesday, February 6, 2013

[Series Fanfiction] ETERNITY Part 4/?





Title                             : Eternity part 4 Panic !!
Categories                   : Multichapter
Genre                          : Romance
Rating                         : NC-21. If you don’t like. Just don’t read.  I warn you
Theme song                 : Star Time – Hey Say Jump
Cast                             : Inoo Kei
                                      Hikaru Yaotome
                                     Machiruu Yaotome (OC)
                                     Yabu Kota
                                     Nakayama Yuma
                                     Megumi Sakurada (OC)
Disclaimer                   : all cast are not mine, the story is mine
Synopsis                      :
            Entahlah, aku merasa bahwa ada sesuatu yang tak beres pada diriku. Tuhan menciptakan kita semua berpasang-pasangan. Besar dan kecil, tinggi dan rendah, sedih dan bahagia, serta laki-laki dan perempuan. Semua ada untuk melengkapi satu sama lain. Sudah hampir lebih dari setengah hidupku tak terlengkapi seperti ini. terbawa oleh alunan kebekuan hasratku pada kaum pelengkapku dan mencari subtitusi dalam sejenisku. Aku merasa bahagia namun tetap tak merasa lengkap. melihat orang yang kusayangi yang sebentar lagi menikah dengan adikku. Aku bahagia sekaligus iri. Melihat hidup mereka penuh dengan cinta, cinta yang selama ini kudambakan. Karena itu, aku memutuskan untuk keluar dari dunia subtitusi pelengkapku dan mencari sebuah kehangatan cinta, pada seorang wanita. Kau tau? Ini bukanlah sebuah pelarian atau pun sebuah penantian. Tapi ini adalah sebuah perjuangan, untuk lepas dari dekapan kegelapanku.

******************************************************************************
“oh ya, ayah ibu. Aku ingin berterus terang pada kalian. Sebenarnya aku dan inoo… kami sudah saling mengenal …”
Inoo terbatuk
“benarkah itu inoo-san?”
“eh.. eh …” inoo bingung untuk menjawabnya
“kami pernah berkenalan di suatu acara dan dia adalan temannya temanku ibu.”
“hontou nii-chan? Syukurlah… aku sangat senang kalian sudah berkenalan”
Inoo hanya diam tak bicara. Ia takut jika salah mengatakan sesuatu di depan ayah dan ibu ruu.
“jadi inoo. Apa pekerjaannmu saat ini?” ayah ruu mengalihkan pembicaraan.
“tidak ada. Aku tidak bekerja” ino menjawabnya dengan enteng. “hanya membuka sebuah gallery kecil di tengah kota”
“oh ya? Apa nama gallery itu?” Tanya ibuu ruu dengan nada sedikit meremehkan
“gallery minimal suite nyonya”
Ibuu ruu kemudian tersedak saat memakan buah plum sebagai dessert mereka.
“benarkah? Bukankah itu adalah gallery ternama yang produksinya telah dibeli dan dipakai oleh produser ternama dari mancanegara? Dan kudengar lukisan serta barang-barang seni dari situ bisa mencapai jutaan yen harganya” ayah ruu terlihat antusias
“itu hanya gallery kecil yang aku dangun dan kelola sendirian tuan. Anda terlalu memuji” inoo tersenyum puas dengan pujian ayah ruu. Hikaru melihatnya dan mengerti akan hal itu.
“anou-san. Sebenarnya aku datang kesini mempunyai maksud lain”
“apa itu inoo?” ayah ruu dan hikaru sepertinya sangat senang meladeni inoo.
“aku.. ingin melamar putri tunggal kalian. Aku mencintainya dan sangat ingin menikahinya. Kumohon berikanlah restu kalian” inoo membungkuk kepada dua orang itu.
“bernarkah?kalau aku terserah ruu saja” ayahnya terlihat pasrah
“bagaimana ruu?” ibunya terlihat khawatir takut jika anaknya mengiyakan jawaban atas pertanyaan inoo dan memang benar, ketakutan ibu itu sekarang menjadi kenyataan.  Ruu mengangguk dengan senyum indahnya pertanda gadis itu menjawab iya.
Inoo senang dan tersenyum puas.
“lalu kapan ernikahan akan berlangsung?” ayahnya bertanya pada mereka berdua.
“ayah, bukankah terlalu cepat untuk bertanya itu?” ibunya masih sedikit khawatir. Ia tak sepenuhnya percaya pada inoo.
“sudahlah ibu, mereka sudah besar lagipula mereka saling mencintai. Ya kan ruu?” hikaru berusaha meyakinkan ibunya.
“kyaa nii-chan kau baik sekali” ruu sangat senang dan memeluk kakaknya itu.
“rencananya aku akan memesan gedung serta semuanya bulan depan.”
“begitu, baiklah” ayah ruu terlihat setuju dengan keputusan inoo. Inoo masih heran kenapa hikaru terlihat mendukung pernikahannya dengan ruu padahal seminggu yang lalu ia menghampiri inoo dan bilang merindukannya.
Keluarga it uterus bercakap-cakap dengan inoo mengenai persiapannya untuk melangsungkan pernikahan. Ruu terlihat sangat senang dan inoo tak sabar untuk menikahinya. Tak sadar jam sudah menunjukan pukul 11 malam karena mereka asik membicarakan rencanan pernikahan ruu dan inoo.
“ayah, ibu aku sudah selesai. Aku ke atas ya?” hikaru segera bangkit dari  kursinya dan berlalu pergi ke kamarnya. “inoo-san. Oyasumi”
“oyasumi hikaru-kun’ inoo menjawabnya dengan sopan tanpa mempedulikan bahwa mereka saling kenal. “ruu … ruu… “ inoo berbisik pada ruu mendekatinya
“ya kei, kenapa?”
“aku ingin ke toilet..”
“ah ya, toilet bawah sedang rusak. Kau naik tangga saja kemudian toiletnya ada di sebelah kamar setelah tangga”
“hai.” Inoo bangkit . “tuan, nyonya aku permisi dulu”
Inoo menaiki tangga rumah ruu yang besar. Seperti yang dikatakan ruu ia pergi ke toilet itu dengan cepat karena tidak tahan. Inoo keluar 5 menit kemudian. Ia melihat-lihat interior rumah ruu. Sangat cantik dan berseni. Lantai yang terbuat dari marmer serta lukisan-lukisan langka hasil ikut lelang ayah ruu dari beberapa pelukis terkenal. Inoo berkeliling sebentar walau ia tahu itu perbuatan lancing. Ia ingin tahu di tempat seperti apa ruu tinggal, bagaimana ia dibesarkan setelah inoo berpisah dengannya, dan bagaimana keluarga ruu. Ia melihat-lihat dan sampai pada kamar yang bertuliskan huruf kanji ‘machiruu’ di pintu berwarna broken white. Ia masuk ke kamar ruu itu dan membuka pintunya. Inoo yang tadinya mengurungkan niat untuk masuk namun terbawa rasa ingin tahunya akhirnya memutuskan untuk masuk. Ia memasuki kamar dengan design classic tembok berwarna cream serta tempat tidur dengan bed cover cokelat cream serta ebberapa hiasan dinding yang feminism. Terdapat foto ruu berdua dengan hikaru disitu. Juga foto ruu bersama innoo saat mereka photobox di sana. Inoo tersenyum melihat foto itu.
“tak sopan sekali masuk ke kamar adikku tanpa izin” hikaru tiba-tiba masuk ke kamar adiknya itu.
“aku .. maaf tadi aku tersesat dan …”
“sudahlah, aku sudah tahu sifat penasaranmu itu kei”
“tolong jangan panggil nama kecilku disini”
“hahahaha kenapa? kau takut ketahuan?” hikaru mendekati inoo “ketahuan jika dulu kita sering bercinta?” hikaru mengibaskan bahu inoo membuat ia bergetar merinding. Inoo menghindari hikaru.
“hentikan hikaru. Sudah, lebih baik aku ke bawah. Nanti ruu mancariku” inoo segera pergi menuju pintu namun hikaru menariknya sekuat tenaga. Mengehempaskannya ke tempat tidur ruu. Inoo memberontak namun hikaru yang pernah lulus karate sampai sabuk hitam masih lebih kuat. Ia memegangi kedua tangan inoo dan menaiki tubuh inoo
“hikaru hen..tikan…”
“dengar, kalau kau ribut seperti itu, nanti akan ada orang yang dengar. Ruu bisa sakit hati jika tahu masa lalumu kan?”
Inoo tetap memberontak ia mendorong hikaru sekuat tenaga dan memukul wajahnya hingga sedikit berdarah, hikaru kehilangan kesabaran dan mengeluarkan suatu alat berupa tabung kecil dari sakunya. Sebuah alat penyuntik modern dengan jarum otomatis di ujungnya. Ia menarik tangan inoo lagi kemudian menempelkan benda itu di leher inoo dan menekan tombol di pangkal benda itu kemudian jarum dari benda itu sedikit menusuk leher inoo. Kelopak mata inoo mulai tertutup dan tubuhnya semakin lemas. Hikaru menangkap inoo yang terjatuh. Inoo terbius oleh hikaru. Ia menggopong tubuh inoo ke kamarnya dan menghempaskan tubuhnya. Hikaru bertolak pinggang dan memikirkan apa yang harus dilakukannya. Jika inoo tertidur seperti ini, ia tak bisa menikmati adegan percintaannya dengan inoo.
Tok tok tok  seseorang mengetuk pintu kamar hikaru.
“siapa?”
“ini aku ruu. Nii-chan apa kau melihat kei?”
“ah ruu, masuklah. Dia ada di sini.”
“nii-chan !! kei kenapa?”
“dia pingsan tadi. Sepertinya ia muntah di kamar mandi tadi kemudian saat baru keluar toilet ia langsung pingsan dan terjatuh.”
“apa perlu kupanggilkan dokter?”
“besok saja, sekarang sudah malam. lebih baik biarkan dia menginap disini.”
“baiklah, kalau begitu biar aku bilang pada ayah dan ibu bahwa kei sakit. tolong jaga kei ya nii-chan”
“un. ruu, setelah ini aku ingin tidur, besok pagi aku ada keperluan. Tolong jangan buat aku terbangun ya.”
“ya nii-chan”
Ruu pergi, hikaru tersenyum karena bisa membodohi adiknya sendiri. Ia masih bingung apa yang harus ia laukan pada inoo yang terlelap ini. Akhirnya ia mendapatkan ide. Dilepasnya semua pakaian inoo sehingga inoo tak menggenakan apapun, juga hikaru. Dia berbaring di samping inoo dan tersenyum. Mencium bibir tebal inoo dan melumatnya. Hikaru bangun lagi dan mengambil kamera terbaru miliknya, memasangnya dengan tiang kamera itu. hikaru memeluk inoo dan menutupi wajahnya dengan bantal. Dan bersiap dengan hitungan kamera yang telah disettingnya.
Klik kamera itu berbunyi untuk mengambil 6 gambar pose mereka yang sedang tertidur dan mengambil dengan jelas wajah inoo. Hikaru tersenyum puas dan membelai wajahnya.
“apapun yang terjadi, kau harus jadi milikku…”
Hikaru kemudian tertidur di samping inoo sambil memeluknya. Delapan jam kemudian inoo terbangun, tubuhnya masih lemas akibat obat bius yang hikaru paksa masukkan ke tubuhnya. Ia kaget saat mendapati tubuhnya tak berpakaian. Inoo segera memakai pakaiannya sebelum hikaru bangun kemudian pergi keluar dengan cepat. Menyusuri corridor atas rumah ruu.
“kei, ohayou” ruu menyapa inoo. Dia kaget setengah mati karena tepukan tangan kecil ruu di bahunya.
“rr.. ruu.. o.. ohayo..”
“kei, ada apa?” ruu menggenyitkan satu alisnya
“ah tidak ada apa-apa. aku .. aku ..”
“kei, kau masih tak enak badan? Mau kupanggilkan dokter?”
“ah, ya aku masih tak enak badan” inoo mengikuti alur pembicaraan ruu “gomen ruu, aku harus segera pulang. Tolong bilang pada ayah ibumu. Maaf aku pergi begitu saja”
“tidak apa-apa. istirahatlah”
“jaa…” inoo mencium pipi ruu dan segera menstarter mobilnya dan pergi dengan cepat, sangat panic dan takut ketahuan bahwa ia semalam tidur tanpa pakaian dengan hikaru.
To be continued …

No comments:

Post a Comment