NOTE: Reader, before you browsing to reading please make sure you read fanfiction in here according to your age. If you not yet 17 yo, we suggest you to read fanfiction with rating G, PG-13, PG-15. Rating NC-17 and NC-21 just for addult. Please follow this rule shake your self!

Monday, February 4, 2013

[Oneshot] I Wanna Meet You

This fanfict is repost from my blog and maybe some of you had read it before. and I want to apologize for writing here in Indonesia. if anyone of you can translate it into english I'm very pleasure but with full of credit of HSJ lounge fanfict and Sorry Typo. saa, minna-san. douzo :)





Tittle                            : I wanna meet you
Categories                   : One Shoot
Genre                          : Mystery
Rating                         : General
Theme song                 : thankyou ‘bokutachi kara kimi e’ – Hey Say Jump
Cast                             :Yuto Nakajima
                                     Chinen Yuri
                                    Yamada Ryosuke
                                     Ryutaro Morimoto
                                    Fuyu Mikazuki as Fuyu (OC)
                                    Oii-chan as Ruu (OC)
                                    Made Widyasari as Mae (OC)
                                    Nata Iqbasari as Nata-chan (OC)
                                    Yudea Ritopalda as Yu-chan (OC)
Author                         : kei-ruu
Disclaimer                   : semua tokoh milik bapak emaknya, ceritanya asli 100% dari otak saya


******************************************************************************
            Pagi yang sangat cerah, sangat cocok untuk menemani hari pertama ku setelah tour konser ke hokaido bersama teman-temanku. Kami baru saja kembali dari sebuah perjalanan bisnis seklagus menjadi refreshing bagiku. Ya, aku telah menginjak kelas tiga SMA tahun ini dan sebentar lagi akan lulus. Terutama kami berempat, aku, chinen, yamada, dan keito. Aku menaruh kepalaku di meja kelas, masih merasa mengantuk karena semalam baru sampai rumah pada jam1 pagi.
“ne, yuto. Kau lelah sekali kelihatannya?” Tanya yamada menghampiriku.
“ahh iya, aku masih lelah jujur saja. Dan tidak semangat mengikuti pelajaran.”
“sou ka.”
Chinen datang ke kelas dengan sangat semangat kemudian menghampiri aku dan yamada.
“minnaaa, ohayoo.” Dia menyapa dengan wajah cerah. “ne, yuto. Lesu sekali. Ayo semangaat”
“yaa” aku emnjawab dengan senyum yang lesu.
“hahahaha” chinen tertawa. Ia meletakkan tasnya di bangku dan mengeluarkan laptop model terbarunya dan memasukkan hardisknya.
“chinen apa itu?”
“minna, coba lihat. Kemarin kitagawa-san memberikan ini padaku. Ia bilang dari fans kita. Begitu aku buka, ternyata fanvideo yang sangat menarik.”
Aku dan yamada mendekati meja chinen, ternyata memang benar, video kumpulan gambar dan sesi syuting Hey Say Jump dari awal sebelum kami debut, dan disana terdapat sesi Ryutaro. Ah, aku sangat rindu padanya. biasanya saat di balik panggung, dialah yang kami bully karena umurnya paling muda. Lalu pasti dia marah jika aku menasehatinya seperti ibunya sendiri setelah itu kami tertawa bersama. Benar-benar kebersamaan yang tak terlupakan. Meskipun sekarang kelasnya hanya beberapa meter dari kelas kami, tetap saja aku merindukan saat-saat anggota Hey Say Jump lengkap. semoga dia cepat kembali dan mengisi kekosongan kami.
“ne, minnaa. Bagaimana jika kita menemui ryu istirahat nanti?” tersebit dalam benakku.
“ah, benar juga. Aku rindu ingin mengobrol dengannya.” Yamada menyambut ideku.
“ya, sepertinya ide bagus yuto.”
“kalau begitu aku akan sms dia.” Aku mengambil ponselku dan mengirimkan SMS untuknya. Kami janjian untuk mengobrol di kelas supaya tak ada yang mengganggu perbincangan kami.
Bel istirahat berbunyi, aku, yamada dan chinen mengambil langkah seribu ke kelas Ryutaro. Kami menjadi pusat perhatian di kelasnya.
“konniciwa minna-san” ryu menyambut kami dengan senyumnya.
“huwaaaa ryuuu aku rindu padamuuu” aku memeluk ryu dengan erat sampai ia kesakitan.
“itteee…”
“ne, yuto. Kau berlebihan” ucap yamada sambil berbicara.
Kami tertawa bersama kemudian duduk-duduk di kelas ryu. Membicarakan banyak hal. Ryu terus menanyakan kabar anggota lain. Nostalgia kami ketika bersepuluh dan sewaktu dalam Hey Say 7 kembali. Aku memang sangat menginginkan atmosfir ini kembali hadir. Ya, pasti akan datang hari itu. hari dimana ryu berdiri disamping kami saat perform. Beberapa teman ryu datang ke kelas. Sekumpulan wanita yang juga seorang aktris dan model. Fuyu Mikazuki, Ruu Amakusa, Hamano Mae tertulis di nametag mereka.
“ah ryu, kau belum ganti baju untuk pelajaran olahraga selanjutnya?” Tanya fuyu yang sudah memakai kaos dan training olahraganya.
“ah ya sebentar lagi aku ganti baju” jawab ryu
“ne, semua anak laki-laki sudah ganti baju lho. Hanya tinggal kau” mae mengingatkan ryu dengan ketus.
“iyaa nanti aku ganti baju sendirian. Lagipula sensei member waktu 10 menit sebelum pelajaran untuk bersiap-siap kan? aku sedang asik mengobrol dengan mereka.”
“bukan begitu ryu” ruu menyambung jawaban ryu. “apa kau tidak tahu cerita seram yang beredar akhir-akhir ini?”
“eh? Cerita seram?” bulu kuduk Yamada berdiri. Aku tertawa melihatnya.
“iyaa, jadi entah kenapa akhir-akhir ini ada beberapa siswa yang melihat sosok anak kecil sedang menangis di toilet laki-laki. Begitu siswa itu pingsan dan bangun, anak kecil itu sudah tak ada.”
“hey, hey, hey, itu kan hanya isu.” Chinen menyangkal hal itu.
“yah terserah senpai mau percaya atau tidak. Tetapi beberapa anak sudah membuktikannya. Dan kau tahu? Setiap gadis kecil itu muncul dan menangis, pasti pagi-paginya ada serpihan bunga mawar di toilet itu. bilik pojok tempat seseorang pernah terbakar di sana.”
“hontou?!!” aku semakin penasaran. “ne, minna. Bagaimana jika kita menyelidikinya langsung?”
“ah!!! Tidak tidak tidak!!” yamada langsung menolak karena ia memang sangat takut dengan hal-hal yang berbau seperti ini.
“aku setuju” sambung ryu “bagaimana chinen-san?”
“un, sepertinya menarik. Sudah lama kan kita tidak berkumpul bersama-sama? Kalau bisa nanti ajak keito juga. Dia kan sudah lama tak melihatmu”
“yoshhhh!! Kita uji nyali nanti malam” aku berdiri saking semangatnya.
“eh?!?!! Bagaimana jika nanti gadis itu memakan kalian? Atau membunuh kalian? Atau menghisap darah kalian?” ruu menasehati kamu
“hahaha ruu-chan. Kau terlalu banyak menonton film atau terlalu menghayati film-film mu sih?” ryu tertawa.
Kami sepakat untuk mengadakan uji nyali malam ini di sekolah.
……………………………………………………………………..
Jam 11 malam saat semuanya pergi tidur aku diam-diam menyelinap, janji untuk berkumpul berlima si sebuah restoran cepat saji yang buka 24 jam.
“kemana yamada dan keito?” Tanya ku cemberut di depan chinen dan ryu.
“ah yamada tidak mau ikut meskipun tadi aku menarik kedua kakinya dari kamarnya, tetap saja ia mengumpat di balik selimut dan berteriak tak mau ikut” chinen berkata sambil tertawa.
“lalu keito? Apa dia takut juga?”
“ah, keito tak bisa hadir karena ia menginap di rumah ibunya di kota sebelah.”
“sou ka, jadi tinggal kita bertiga?”
“un” jawab ryu singkat sambil menyedot habis cola nya.
“Jadi, dari bagian mana kita memulainya?” Tanya Chinen.
Ryu mengambil sejumlah senter dan jimat pelindung untuk kami bertiga. Aku tertawa melihatnya.
“ne, ryu. Ternyata kau takut juga?”
“hanya untuk berjaga-jaga yuto-nii. Tadi aku sedikit browsing di internet. Biasanya urban legend hantu gadis jepang yang muncul di toilet itu adalah hanako. Dia suka menangis menakut-takuti manusia dengan memanggil ayah dan ibunya karena ia mati di sebuah bilik toilet. dan katanya, penangkalnya adalah jimat ini. siapa tau bisa berguna nantinya.” Ryu menjelaskannya dengan panjang karena tidak mau dibilang penakut.
“hahaha jadi kau bikin hantu itu sungguhan ryu?”
“mungkin saja”
“entahlah, tapi rasanya aku tak pernah percaya dengan hal-hal begitu.”
“yasudah, ayo habiskan makanannya dan segera berangkat.”
Kami mengahiskan makanan dan berangkat ke sekolah pukul 11.30 malam. yah, hawa-hawanya memang sangat seram. Semua lampu kecuali lampu taman mati.kami berjalan melewati kolam renang berbaris. Chinen yang sama sekali tak takut baris di depan, lalu ryu, dan kemudian aku. Kami menaiki tangga gedung kelas.
“minna, dengar tidak?” ryu tiba-tiba berbisik.
“apa?” kataku tegang.
“aku mendengar suara langkah kaki.”
“jangan-jangan itu ….” Aku semakin panic.
“tenang minna, mungkin itu penjaga sekolah yang sedang patroli.” Chinen menenangkan kami.
Langkah itu semakin terdengar besar dan cepat. Kami semakin panic, menunggu apa yang akan muncul.
“hi..hi..hi… kembalikan nyawaku ….” Suara serak seorang wanita yang kesakita muncul di belakang kami. Kami teriak dan hampir saja jantung kami copot. Tak berani menghadap ke belakang kami langsung berlari. Langkah itu mengikuti lari kami dan ada suatu tangan yang menepuk pundaku.
“huaaaaa minna, toloonng aku tertangkap hantu ituuu” aku berteriak dan hampir menangis.
“hahahahahahah” suara seram tadi berubah menjadi suara beberapa orang wanita yang tertawa terbahak-bahak. Begitu memnengok ke belakang ternyata itu adalah tiga orang teman sekelas ryu yang tadi.
“kaliaannn !!!!” aku berteriak kesal. “sedang apa kalian di sini?”
“ahh gomen ne. kami hanya ingin ikut kalian uji nyali. Kami penasaran dengan isu ini dan Sepertinya kami akan aman jika berjalan bersama kalian karena kalian sangat pemberani.” Ruu menjelaskan.
“dan kalian memang benar-benar sangaaaattt pemberani” sindir fuyu.
“ternyata kalian penakut juga ya” mae berkata dengan sangat polos dan nada datar.
“ya jelas saja kami takut jika kalian menakut-takuti seperti itu” aku sedikit membentak mereka sambil memegangi dadaku yang hampir copot.
Satu suara langkah kaki terdengar. Kali ini langkah kaki yang terdengar jelas milik orang dewasa.
“minna, ayo mengumpat. Jika ketahuan kita bisa kena masalah oleh sekolah” Chinen menarik kami untuk mengumpat. Dan emmang benar, itu adalah seorang laki-laki dewasa yang memakai seragam patroli penjaga sekolah namun aku tak hapal namanya karena sangat banyak penjaga sekolah yang bergiliran jaga di sini.
Dia keluar kelas karena merasa tidak menemukan kami. Kami berenam keluar dan menghela nafas panjang dengan sangat lega.
“hey, kalian sedang apa disini?!” sial, ternyata laki-laki itu belum pergi dan memergoki kami berenam. Bisa-bisa kami kena masalah berada di sekolah selarut ini. aku berbalik menghadapnya dan melihat nama sanada hikari di nametagnya. Memakai gelang pita merah yang sangat unik. Entah kenapa aku tertarik pada gelang itu.
“anoo san, aku mencari barangku yang tertinggal” aku emmbela diri. “dan aku mengajak teman-temanku untuk menemani.”
“kalian kan bisa ambil besok.”
“besok tak bisa, karena kami ada konser dan barang itu adalah barang penting.” Chinen cepat mencari ide.
“yasudah. Dimana kelasmu?”
“3-D pak”
“baiklah, aku akan mengambilnya dan kalian tunggu disini ya.”
“baik” jawab kami serempak.
“ayo semua. Kita kan masih ada tujuan lain” fuyu menarik tangak Chinen kemudian tangan ryu dan akhirnya sampai pada tanganku dan aku menarik tangan ruu serta mae.
“apa tidak apa-apa? jika bapak tadi tahu, kita akan kena masalah” ruu sangat khawatir
“kau takut ruu?” ledek ryu puas.
“bukan begitu, aku hanya …”
“sudah ayo. Nanti keburu bapak itu menemukan kita lagi” Chinen setuju dengan fuyu kemudian berjalan. Ia bebaris paling depan lagi. Yah, dia memang sangat pemberani.
Perlahan langkah kami mendekati toilet laki-laki yang dibicarakan oleh siswa sekolah baru-baru ini. sangat gelap dan tak ada lampoon. Kmai masih di depan dan belum masuk toilet.
“huhuhuhuuu… ayah… kenapa kau tidak datang…..” Suara sebuah tangisan memang sangat terdengar jelas dari balik pintu. Aku dan yang lain saling berpegangan dan memegang jimat kami masing-masing.
“bagaimana mina? Apa kalian mau ke dalam?” Tanya chinen
“sebaiknya jangan. Bagaimana jika dia hantu yang jahat?” ruu ketakutan dan memegangi tangaku.
“masuk saja chii senpai, siapa tahu dia arwah penasaran yang membutuhkan pertolongan kita” mae menasehati.
“ayo, kita masuk sama-sama. Hitungan ketiga ya …. Satu … dua … ti.. ga..”
Kami mebuka pintu bersamaan dan memaksa masuk. Ternyata ada seorang anak kecil berambut panjang yang sedang menangis sambil menyebar bungu di toilet paling pojok. Kami langsung melihat kakinya dan lega begitu tahu kakinya menapaki lantai. Aku mendekatinya dan coba menyentuhnya.
“ne, nata-chan. Sudah selesai menangisnya?” seorang gadis kecil masuk dengan melipat kedua tangannya. “kalau lama-lama disini kita bisa ketahuan penjaga sekolah ini. nanti bisa masuk kantor polisis lho.”
“ia yu-chan, sebentar lagi. Ritualnya selesai?” gadis itu menjawab temannya dan menghapus airmatanya.
“eh?!! Kalian siapa sebenarnya?” aku bertanya dengan heran
“yuto-kun dia bukan hantu kan?” ruu memastikan dengan mencubit pipi kedua gadis itu.
“apa yang kalian lakukan di sekolah kami? Dan kenapa menebar bunga seperti itu?” Tanya ryu dengan agak marah
“gara-gara kalian sekolah kami jadi geger dengan kejadian ini, mereka menganggap ada hantu di sekolah ini.”
“anoo, maaf jika aku merepotkan selama ini. aku sedang mengadakan ritual.”
“ritual apa?” Tanya fuyu sambil memegangi tangan chii dengan tak sadar karena tad ketakutan. Chinen melihatnya dan fuyu menarik tangannya kembali.
“ritual untuk bertemu dengan arwah yang telah pergi.”
“ada seseorang yang ingin kau temui?” Tanya mae ingin tahu
“ya, ayahku. Dia meninggal di sini. Di toilet ini karena suatu ledakan cairan kimia saat aku masih dalam kandungan ibu. Dia sangat baik.”
“kenapa kau ingin bertemu arwah ayahmu?” Tanya ruu lagi
“karena aku ingin memberitahunya bahwa ibu sedang sakit keras dan sangat merindukannya. Kata ibu, ayah orang yang sangat baik dan menyenangkan. Bahkan saat meninggal ia masih memegang erat gelang pemberian ibu.”
Aku kaget, sontak tiba-tiba terbesit dalam otakku. “apa gelang itu pita berwarna merah? Siapa nama ayahmu?”
“Sanada Hikari” spontan bulu kuduk kami berenam langsung berdiri. Kami saling pandang dan tubuh kami lemas ketakutan.
“anoo, minna. Sebaiknya kita pulang saja ya? Kita kan sudah tahu jawaban dari mistery ini.” Chinen segera menasehati.
“nata-chan, yu-chan. Sebaiknya kalian pulang. Tak baik anak kecil pulang selarut ini. dan nata-chan. Ayahmu adalah orang yang sangat baik. Jika ka uterus seperti itu, ia tak akan tenang di alam sana.” Aku menepuk bahu anak itu dan berjalan cepat keluar gedung sekolah dengan mengajak mereka.
“eh? Kau kenal ayahku?”
“begitulah, ayahmu sangat baik kok. Biarkan ayahmu tenang di alam sana”
Kami semua pulang tanpa memberitahukan kedua anak ini tetntang laki-laki yang kami temui tadi.
……………………………………….
“Ohayo mina !!!” semangatku kembali dan menyapa semua teman sekelasku. Chinen terlihat lesu dan yamada tak sabar mendengar cerita kami berdua. Sebenarnya aku agak segan menceritakannya. Aku duduk di bangkuku dan metelakkan tasku di laci. Ada sebuah surat dengan namaku, ayo membacanya.
Nakajima yuto,
Aku tak menemukan barangmu yang sangat penting itu.
Maaf ya, lain kali akan kucarikan sampai ketemu
Sanada Hikari
Bulu kudukku berdiri lagi, chinen heran melihatku yang terdiam sangat ketakutan karena baru saja mendapat sebuah surat dari orang yang telah lama mati ….

The End

No comments:

Post a Comment