NOTE: Reader, before you browsing to reading please make sure you read fanfiction in here according to your age. If you not yet 17 yo, we suggest you to read fanfiction with rating G, PG-13, PG-15. Rating NC-17 and NC-21 just for addult. Please follow this rule shake your self!

Thursday, January 31, 2013

[Fanfiction] CHINEN NO EGAO


知念のえがお (Chinen no Egao)

Categories               :  Oneshot
Genre                         : Family/Friendship/Humor
Rating                        : Teenage
Theme Song            :  —
Author                       NoviIzmi Damayanti


Alamat                       : Tiban 1, Jalan Nila Blok D nomor 91, Patam Lestari Sekupang, Batam, Indonesia
Umur                          : 13 tahun
Alasan                       : Well, tidak ada alasan pasti mengapa seorang fans ikut merayakan  ulang tahun Idolanya kan?
Cast                           : Chinen Yuri, Other JUMP Member, etc.
 
Summary                  :
Hari ini adalah hari yang paling MENYEBALKAN bagi Chinen Yuri. Keluarga, teman, bahkan fans melupakan hari ulang tahunnya. Di tambah lagi seharian ia diseret ke sana-ke mari oleh Okamoto Keito(yang tanpa dosa melupakan hari ulang tahunnya!) untuk berbelanja. Astaga... ia tak tau apa yang telah ia perbuat sehingga membuat Kami-sama marah kepadanya./”Kau lupa ini hari apa setelah menyeretku berkeliling Shibuya seharian penuh?!”/”KALIAN SEMUA MENYEBALKAN!”/”Tunggu sampai aku mendapat boneka beruang setinggi Jesse!”/”Astaga! Kalian benar-benar gila!”/”I LOVE YOU!!! CHUU~!!!”
.
.
.
Hari yang cukup cerah di penghujung  bulan November. Yep! Tanggal 30 November!!! Pemuda bertubuh kecil—kalau tidak ingin disebut pendek—yang memiliki nama lengkap Chinen Yuuri terlihat jauh lebih bersemangat dari hari biasanya. Yah... tentu saja. Ini kan hari ulang tahunnya. Okey, sedikit penekanan, INI HARI ULANG TAHUNNYA!!!
 
Oke, ini terlalu berlebihan. Tapi apa salahnya terlalu bersemangat di hari ulang tahunnya?
Burung-burung bernyanyi riang seolah menjadi lagu pengantar hari yang cerah ini. Ia buru-buru masuk ke kamar mandi dengan riang dan memulai aktifitas paginya, mandi, tentu saja.
Setelah sekitar 30 menit, ia segera keluar dari kamar mandi dan memakai pakaiannya. Ia hari ini memutuskan menggunakan kaus berwarna putih dengan lengan berwarna merah yang mencapai sikutnya. Ia pun memutuskan  menggunakan jeans berwarna hitam kesayangannya.
Yuuri lalu berjalan riang menuju lantai bawah. Tepatnya ruang makan.
 
OHAYOU GOZAIMASU~!!!” seru Yuuri.
 
Hening. Tak ada balasan. Tak ada tanda-tanda kehidupan. Yuuri bengong.
 
“Minna wa doko?” Yuuri memiringkan kepalanya ke kanan tetapi hasilnya tetap sama. Rumahnya sepi. Ia lalu berjalan menuju kulkas dan melihat secarik kertas yang di tempelkan menggunakan magnet yang berbentuk pisang.
 
Yuuri, hari ini ibu, ayah, dan Saaya pergi ke rumah nenekmu di Shizouka. Kau terlambat bangun makanya kami meninggalkanmu.
PS. Kau bisa menghangatkan kare kalau kau ingin makan.
PPS. Hati-hati di rumah.
 
Yuuri makin bengong. Ia memutarkan kertas putih tersebut. Namun hasilnya nihil. Tak ada ucapan selamat ulang tahun atau apapun di kertas tersebut. SAMA SEKALI TIDAK ADA UCAPAN SELAMAT ULANG TAHUN DI KERTAS TERSEBUT!!! 
 
Astaga... mimpi apa ia semalam?!
.
.
.
Yuuri kembali menaiki tangga dan memasuki kamarnya. Ia lalu lompat ke atas ranjangnya bak atlit lompat tinggi. Tangannya dengan liar meraba-raba kasurnya untuk mencari telepon genggamnya. Ia mulai menekan  4 digit yang menjadi kata sandi telepon genggamnya.
 
SIIING
 
TIDAK ADA E-MAIL, SMS, WHATS APP, LINE, KAKAO, MENTION, PM, DM, WALL DAN BAHKAN MISSCALL!!! ASTAGA!!!
 
Dengan cepat ia lompat ke arah meja dimana ia meletakkan laptopnya. Tanpa aba-aba ia membuka segala macam jenis blog yang ia miliki mulai dari Ameblo, yaplog, bahkan Google+. Hasilnya tetap nihil. Tidak ada yang mengucapkan  selamat ulang tahun untuknya.
 
Ia lalu men-stalk beberapa fanbase yang ia ketahui. Hasilnya sama. NI to the HIL. NIHIL!
 
You’ve got the mall tamanishita you’ve got e-mail. Over!
 
“YATTA!!! E-MAIL PERTAMA DARI KEITO!!!” Chinen buru-buru membuka e-mail dari Keito.
 
From: Okamoto Keito-gorinyan~
Subject: Hey!
Nov, 30 2012 8:30 AM
Temani aku berbelanja hari ini! Aku yakin seleramu lebih bagus dari pada seleraku. Kau akan ku jemput 10 menit lagi. Bersiap-siaplah.
PS. Aku serius!
 
 
Yuuri mengerutkan alisnya. Seorang berselera tinggi seperti Keito meminta sarannya? Okay, memang aneh tapi apa boleh buat. Tidak ada salahnya menemani Keito. Tapi tunggu dulu... KEITO TIDAK MENGUCAPKA SELAMAT ULANG TAHUN PADANYA!!!
 
‘Pasti Gorii-nyan mengucapkannya nanti!’ pikir Yuuri. Baiklah, ada baiknya berpikir positif bukan? Toh, di lagu Hero ciptaan Keito terdapat kalimat Non-stop! Positive  thinking! Yuuri tak ingin ia dianggap hanya bernyanyi tanpa mendalami! Lagu bagi setiap penyanyi adalah jiwa! Dan yah... semua lagu memiliki makna sendiri. Dan ia mengerti semua maknanya. Baik yang tersirat atau tidak.
 
Ting! Tong!
 
“YA!!!” tidak lupa mengambil dompet dan mantel serta tas berpergiannya yang sudah di isi barang-barang penting, ia segera keluar rumah. Setelah mengunci pintu, ia berbalik dan mendapati Keito sedang  bersandar di gerbang rumahnya.
 
Ohayou~!!!” sapa Yuuri ceria.
Ohayou gozaimasu,” Keito membalas sapaan Chinen dengan datar, dingin, dan penuh formalitas... chotto! Mana ucapan ‘Happy Birthday’, ‘Otanjoubi Omedetou’ atau setidaknya ‘OtanOme’?! Yuuri menarik napas panjang. ‘Mungkin ia akan mengucapkannya nanti,’ Yuri kembali berpikir positif.
“Saa, ikuzo!” seru Yuuri bersemangat.
.
.
.
Yuuri cemberut. Kali ini ia tidak dapat berpikir positif sama sekali. Yeah, pemuda mana yang dapat berpikir positif kalau ia disuruh mencari pakaian perempuan dan mencobanya?! Keito sudah mulai tak waras! Bahkan ia disuruh memilih sendiri sementara Keito duduk memandanginya. Yah... Yuuri bersumpah akan mengerjai Keito habis-habisan setelah hari ini berakhir.
 
Belum puas menyuruh Yuuri memilih pakaian perempuan, ia menyeret Yuuri ke toko sepatu.
ASTAGA!!! KEMBALIKAN KEITO-NYA YANG DULU!!!
.
.
.
Matahari yang menyinari bumi perlahan bersembunyi dari peradaban. Setiap sudut Shibuya sudah mereka jelajahi—ralat—setiap sudut yang menjual aksesoris perempuan sudah mereka jelajahi. Mau-tak-mau kaki Yuuri membutuhkan istirahat. Ia dan Keito pun memutuskan untuk di Icecream Cafe. Setelah memesan Vanilla Icecream untuknya dan Strawberry Icecream untuk Keito, ia langsung duduk di depan Keito yang tampak serius dengan telepon genggamnya.
 
“Ne, Gorii-nyan, kau lupa hari ini hari apa?” tanya Yuuri mencoba memancing Keito.
 
“Tentu saja aku ingat. Ini hari Jum’at kan?!” balas Keito yang sudah memasukkan telepon genggamnya ke dalam saku mantelnya.
 
DOE—EENG!
 
“Kalau tanggal 30 November itu ada apa?” pancing Yuri lagi. Icecream-nya yang dua menit lalu baru datang sudah ia habiskan.
 
“Tanggal 30 November adalah hari terakhir di bulan November. Tentu saja,” balas Keito cuek. Ia masih memakan Strawberry Icecream-nya dengan minat yang sangat sedikit.
 
KRIK—jangkrik tiba-tiba hening setelah mengeluarkan suara terakhirnya yang penuh penekanan.
 
“Kau lupa ini hari apa setelah menyeretku berkeliling Shibuya seharian penuh?!” Yuuri murka. Jangkrik malang tadi ternyata sudah di pukul oleh pengelola toko.
 
“Lho, memangnya hari ini hari apa?” tanya Keito. Polos seolah tanpa dosa.
 
“ASTAGA KAMI-SAMA APA SALAHKU?!” Yuuri heboh sendiri. Keito masih mempertahankan wajah polosnya. Dan jangkrik tadi sudah disemayamkan di tempat sampah terdekat. Tunggu… apakah aku mulai lupa kalau tokoh utama fanfic ini Chinen Yuuri?
 
“Sudah jam 8 ayo kita pulang,” kata Keito datar, dingin dan tanpa perasaan tepat setelah Yuuri berhenti misuh-misuh sendiri. Akhirnya mereka keluar setelah membayar.
 
 
 
.
.
.
Mereka sampai di depan kediaman keluarga Chinen tepat pukul 8.30. Yuuri membuka pintu rumahnya begitu ia sampai. Lampu ruang tamu mendadak menyala. Ia dapat melihat teman-temannya di Jimusho berkumpul bersama keluarganya.
 
OTANJOUBI OMEDETOU!!!” seru semua orang yang ada di dalam ruangan. Yuuri yang sudah pupus harapan hanya bisa memasang wajah datar, dingin, tanpa perasaan. Oh yeah! Terima kasih Keito yang mengajarkannya ekspresi tersebut.
 
Hening.
 
Tiba-tiba punggung Yuuri ditepuk seseorang. Yep! Keito.
 
“Happy birthday! Masuk sana. Nikmati pestamu!” kata Keito santai. Yuuri meledak. Ia benar-benar meledak.
 
“KALIAN SEMUA MENYEBALKAN!” penuh penekanan pada kata MENYEBALKAN.
Hening sekali lagi.
 
Yuuri masuk. Melewati kerumunan. Menaiki tangga. Masuk ke kamarnya.
 
BLAM!—suara pintu yang dibanting.
 
“OTANOMEEE!!!” seru Ryosuke yang muncul tiba-tiba.
 
Lagi-lagi hening.
 
Tidak ada sahutan. Yang ada semua orang bengong seperti habis melihat Voldemort berhidung mancung(astaga, memiliki hidung saja sudah mengerikan bagaimana kalau berhidung mancung).
 
“Chii mana?” tanya Daiki yang menyelipkan kepalanya di antara kepala Ryosuke dan Keito yang bengong di depan pintu.
 
Hening.
 
Hikaru yang masih sedikit normal menunjuk ke atas. Daiki yang memang sedikit memiliki jiwa keibuan—yang sangat diragukan—segera menyusul Yuuri ke lantai dua. Ia lalu memasuki kamar Yuuri. Sementara pemilik kamar menggelinding ke sana-ke mari.
 
“Chii, daijoubu?” hening. Yuuri masih setia bergelindingan.
 
Iya! Daijoubu nai yo!” seru Yuuri yang masih bergelindingan. Daiki ngakak dalam hati.
“Maaf kan kami ya. Mungkin kami agak keterlaluan,” kata Daiki masih berusaha membujuk.
“Tunggu sampai aku mendapat boneka beruang setinggi Jesse!” seru Yuuri yang masih setia pada kegiatannya, menggelinding. Lampu mendadak hidup di atas kepala Daiki. Buru-buru ia mematikan lampu tersebut karena panas. Dengan jiwa keibuannya—yang sesat—ia mengambil inisiatif. Ia menyeret tubuh Yuuri. Bahkan, waktu melewati tangga, Daiki tidak peduli Yuuri berjalan atau tidak. Yang jelas mereka turun dengan sangat heboh karena Yuuri menabrak terus.
 
“TADAA!!!” mereka berhenti di depan sebuah boneka beruang berwarna coklat dengan mata segaris. Di samping boneka tersebut ada Jesse dan Yuto yang terlihat kelelahan.
 
“Jesse berdiri!” perintah Daiki yang langsung di turuti oleh Jesse. Pas! Boneka itu benar-benar setinggi Jesse!
 
“Astaga! Kalian benar-benar gila!” seru Yuuri yang langsung melompat dan memeluk boneka tersebut.
 
Setelah puas memeluk boneka tersebut, ia memandangi satupersatu teman-teman yang datang di pesta kejutan itu.
 
“Minna…,” airmata haru menetes di pipi Yuuri. “I LOVE YOU!!! CHUU~!!!”
 
Satu lompatan, ia memeluk Keito dan mengecup bibir Keito. Lalu ia mulai beralih ke tamu yang lain. Satu lompatan lagi, ia memeluk Ryutaro yang disamping  Keito dan mengecup bibir Ryutaro. Tak puas, ia mengejar yang lainnya yang sudah menyelamatkan diri. Meninggalkan Keito dan Ryutaro yang bengong.
 
“MINNA!!! I LOVE YOU!!! CHUU~!”
 
Ya, begitulah akhir dari hari ini. Happy birthday Yuuri. Yah… selamat makin tua!!!
.
.
.
Author notes: well, fic yang pendek… langsung ngena ke inti… plotless(maybe). (°°)¥ well, saya udah mencoba yang terbaik bagi saya maaf kalau masih jelek u,u
Akhir kata, tiada kesan tanpa kehadiranmu /Lho/
でわまたネクストストーリ
Izumi (*´)

No comments:

Post a Comment