Title
: Eternity part 9 –Role Play-
Categories
:
Multichapter
Genre
: Romance
Rating
: NC-21. If you don’t like. Just don’t read. I warn you
Theme song
: Hurry
Up – Hey Say Jump
Cast
: Inoo Kei
Hikaru Yaotome
Machiruu Yaotome (OC)
Yabu Kota
Yamada Ryosuke
Megumi Sakurada (OC)
Nakayama Yuma
Disclaimer
:
all cast are not mine, the story is mine
Synopsis :
Entahlah, aku merasa bahwa ada sesuatu yang tak beres
pada diriku. Tuhan menciptakan kita semua berpasang-pasangan. Besar dan kecil,
tinggi dan rendah, sedih dan bahagia, serta laki-laki dan perempuan. Semua ada
untuk melengkapi satu sama lain. Sudah hampir lebih dari setengah hidupku tak
terlengkapi seperti ini. terbawa oleh alunan kebekuan hasratku pada kaum
pelengkapku dan mencari subtitusi dalam sejenisku. Aku merasa bahagia namun
tetap tak merasa lengkap. melihat orang yang kusayangi yang sebentar lagi
menikah dengan adikku. Aku bahagia sekaligus iri. Melihat hidup mereka penuh
dengan cinta, cinta yang selama ini kudambakan. Karena itu, aku memutuskan
untuk keluar dari dunia subtitusi pelengkapku dan mencari sebuah kehangatan
cinta, pada seorang wanita. Kau tau? Ini bukanlah sebuah pelarian atau pun
sebuah penantian. Tapi ini adalah sebuah perjuangan, untuk lepas dari dekapan
kegelapanku.
******************************************************************************
Pagi hari yang mendung dihiasi tetesan gerimis bekas hujan
menghiasi kaca jendela kamar tempat Ruu dirawat seolah mewakili apa yang ia
rasakan hari itu. wajah cantiknya tampak lesu dn kantung matanya bertambah
besar akibat tak tidur beberapa hari. Ia hanya memikirkan Kei yang telah
memutuskan untuk pergi darinya.
Tok tok~ suara pintu kamar Ruu terdengar diketuk. Ruu hanya diam tak
merespon. Pintu itu terbuka perlahan menunggu orang yang ada dibaliknya untuk
masuk. Ruu masih tak peduli dengan hal itu.
“Ohayou, Ruu” Kei datang dengan membawa satu bucket bunga mawar
merah lengkap dengan senyum di wajahnya.
Ruu diam tak merespon, masih mengira bahwa apa yang ada di
hadapannya adalah bagian dari imajinasi menyedihkannya yang terbawa dari
suasana hatinya saat itu.
“Ruu…” Inoo menatap mata Ruu yang terlihat kosong. “daijobu ka?”
“Kei … kau … kau benar Kei …??” air mata Ruu mulai menetes tak
percaya. Inoo memasang senyum di wajahnya lagi seolah tak pernah terjadi
apa-apa pada mereka berdua.
“bukan, aku adalah malaikat yang membawa satu kebahagiaan kecil
untukmu” ucap Inoo gombal sambil menunjukan satu bucket bunga yang dibawanya.
“nah, sekarang jangan menangis lagi ya princess..”
Inoo mencoba membuat Ruu bangkit.
“Kei, kenapa tiba-tiba… aku … maafkan aku Kei…”
“sudahlah, aku mengerti apa yang ingin kau katakan, kejadian itu
tak sengaja kan? ayah dan ibumu mencoba menjelaskannya kemarin” Inoo tersenyum
dengan senyum palsunya.
“benarkah? Jadi kau tak marah padaku?”
“un”
“kei … arigatou” Ruu hampir meneteskan airmatanya namun kali ini
adalah airmata bahagia. Ia memeluk Inoo dengan erat namun Inoo sudah tak
merasakan apa-apa lagi saat memeluk Ruu. Ia hanya mengingat apa yang dijanjikan
oleh ayah dan ibu Ruu.
……………….flashback……………………..
“aku tak mungkin menghabiskan seluruh waktuku bersama putri
kalian. Siapapun yang nanti akan bersamaku selain Ruu. Aku tak mau kalian
mencampuri urusanku”
“tapi kumohon jaga perasaan Ruu. Aku tak mau kejadian seperti tadi
terulang kembali”
“akan aku usahakan”
“arigatou, Inoo-kun”
Kedua orangtua ruu membungkuk pada Inoo dengan sangat lega.
“dan satu lagi,”
Kedua orangtua Ruu menelan ludah mereka takut jika Inoo meminta
sesuatu di luar batas kemampuan mereka.
“aku ingin setengah dari saham dan harta yang kalian miliki saat
ini”
Kedua suami istri itu saling melihat. Mereka agak segan untuk
mengabulkan permintaan Inoo yang satu ini.
“ada apa? bukankah tadi kalian bilang tak ada harta yang lebih
penting selain anak kalian itu? aku hanya minta setengah dan tak seluruhnya.
Hanya sampai disitu saja omongan kalian?” Inoo semakin bersikap dingin.
“Inoo kau keterlaluan” Yuma mulai khawatir
“diam Yuma !! ini urusan pribadiku. Nah tuan dan nyonya,
bagaimana? Jika tak sanggup lebih baik kalian pulang dan rawat baik-baik anak
perempuan anda itu”
“sanggup !! tentu saja kami sanggup!!” Ayah Ruu langsung menjawab
dengan cepat sebelum Inoo berbalik. Inoo tersenyum puas.
“sou ka. Baiklah. Aku minta semua dikirim sebelum akhir bulan ini.
jika terlambat sehari saja Ruu akan aku tinggalkan”
“baik, akan segera kami siapkan” Ayah Ruu hanya menuruti semua
yang Inoo perintahkan sementara Ibu Ruu hanya menangis. Mereka berdua keluar
dengan wajah lesu.
“Inoo, kau serius? Itu terlalu berlebihan” Yuma mulai menasehati
Inoo lagi.
“huh, dasar bodoh. Aku sudah tak tertarik lagi dengan uang. Sudah
banyak uang yang kukumpulkan dan aku sudah puas dengan hidupku sendiri”
“lantas untuk apa semua itu tadi?”
“sebenarnya aku tak berniat untuk rujuk dengan wanita murahan itu”
“Kei !!”
“tapi sepertinya kedua orang itu tadi sangat serius. Jadi kucoba
saja. Tolong jangan ceritakan ini pada siapapun” Inoo mulai menggoda Yuma
dengan bibir seksinya.
“Kei, kasihan mereka …” Yuma bermaksud untuk membalas kecupan
bibir dari Inoo. Sebenarnya ia tak keberatan jika Inoo kembali ke dunianya yang
dulu. Namun ia tak mau Inoo menjadi pemeras harta oranglain seperti itu. biar
bagaimanapun itu adalah suatu tindakan yang tak punya harga diri bahkan dari
seorang penghibur sekalipun.
Pintu bel apartemen Inoo berbunyi. Kedua orangtua Ruu datang lagi
dengan diam. Inoo berharap agar mereka mencabut kembali omongannya.
“anou, Inoo-kun. Aku tak terlalu peduli eberapa besar yang kau
minta, tetapi aku ada satu permintaan dan berharap sekali untuk kau kabulkan”
“apa itu tuan??”
“yaitu …”
………………………… present
………………………..
“Ruu, ayo kita menikah minggu ini” Inoo berbisik di samping
telinga Ruu dengan lembut. Wajah Ruu memerah. Ia tak akan menyangka secepat
ini.
“Kei …” Ruu semakin terharu.
“aku … tak ingin ada laki-laki lain yang mendekatimu. Kau hanya
milikku. Milikku seorang dan akan hanya menjadi milikku. Tak ada yang boleh
memilikimu kecuali aku” Inoo semakin melontarkan bualannya. “apa kau bersedia
menikah denganku?” Inoo memakaikan sebuah cincin emas putih bermata berlian
warna biru di jari manis Ruu.
Ruu memeluk Inoo lagi. “ya, Kei. Tentu saja aku bersedia”
Suasana yang tadinya suram dengan gejolak kekhawatiran Ruu saat
itu seolah berganti menjadi suasana hangat sepasang kekasih. Baru pertama kali
ini Ruu tersenyum sangat bahagia bahkan di depan Inoo sekalipun, orang yang
selalu membuatnya tertawa akhir-akhir ini.
“Kei, aku masih tak percaya…. Benarkah ini? benarkah minggu ini
kita akan menikah?”
“tentu saja sayang …”
“tapi hari minggu itu besok lusa?”
“ya, aku sudah berdiskusi dengan ayahmu dan kita sudah menyiapkan
semuanya. Kita akan terikat dalam sebuah ikatan sayang”
“Kei… aku …. Aku sangat bahagia. Aku masih tak percaya. Kita akan
menikah, menjadi suami istri, tinggal satu atap di sebuah rumah sederhana yang
….”
“tidak !!” Inoo memotong kalimat Ruu dengan tiba-tiba.
“tidak???”
“ah, maksudku. Kita akan tinggal di rumah orangtuamu dulu. Aku
ingin membelikanmu sebuah rumah sederhana dengan uang yang kukumpulkan sendiri.
Jadi …”
“aku mengerti Kei, semua akan aku lakukan untukmu”
“arigatou Ruu.” Inoo mengecup bibir Ruu dengan perlahan namun
tanpa perasaan. Ruu yang masih tak peka dengan isi hati Inoo hanya menikmati sendiri
kecupan lembut dari Inoo kemudian memeluknya lagi. Inoo hanya menatap ksoong
tembok rumah sakit itu sambil membalas pelukan Ruu, memikirkan sesuatu yang
lain.
Hikaru…. Serunya dalam hati tanpa
diketahui orang yang sedang memeluknya itu.
………………………………………….
“APA !!? jadi kau akan menikah dengan adikku?”
“ya Hikaru. Hari minggu ini”
“minggu ini?? kenapa …”
“agar aku bisa cepat satu atap denganmu…” Inoo segera memeluk
tubuh Hikaru dari belakang.
“jadi kau..”
“ya, aku akan tinggal di rumah orangtuamu. Dan kita….” Inoo
membalikkan tubuh Hikaru untuk menghadapnya. “akan mempunyai waktu bersama
lebih lama. Selamanya”
“bagaimana dengan adikku? Dia akan menjadi penganggu kan?”
“hahaha tentu saja aku akan berperan menjadi suami yang baik. Dan
juga ….” Inoo membuka retsletting celana Hikaru, memutuskan untuk menumbuhkan
kembali perasaannya pada laki-laki blonde yang satu ini. “kekasihmu…” Inoo
mencium bibir Hikaru sambil mencari penisnya.
“welcome home, Inoo Kei…” seru Hikaru sambil tersenyum dan
memasukkan tangannya ke dalam kaos hijau Inoo. Mencari putting dada Inoo kemudian
memainkannya seolah itu adalah permainan bayi miliknya. Hikaru menjatuhkan tubuh
Inoo di sofa depan TV.
Ting tong~ suara bel pintu Inoo tiba-tiba berbunyi. Sudah
jam 1 malam dan Inoo heran siapa yang bertamu ke rumahnya. Ia melihat lewat
monitor dan ternyata adalah Yuma. Inoo mempersilahkannya masuk dan duduk. Ia
sangat kaget begitu melihat Hikaru ada duduk di sofa ruang tamu.
“Yaotome … kenapa…”
“konbanwa Yuma-kun. Sudah lama tak bertemu. Apa kabarmu?”
“aku … baik..”
“yokatta” Hikaru menjawabnya dengan singkat.
Inoo tersenyum melihat mereka berdua. “biar kubuatkan minum.
Kalian mengobrol dulu saja ya”
Hikaru mendekati Yuma kemudian duduk di sebelahnya. Yuma sangat
gugup, dia juga pernah menyimpan rasa pada Hikaru namun tak pernah diketahui
siapapun. Tetap Hikaru dapat membacanya dengan mudah.
“ne, Yuma. Lama sekali ya kau berada di samping Kei. Apa saja yang kalian lakukan selama itu?”
“tak ada”
“hihi usoo…”
“tidak, aku tak bohong !!” tiba-tiba Yuma menjawabnya seperti anak
kecil. Entah kenapa Yuma selalu bersikap begini pada Hikaru.
“hihihi, anak bodoh” Hikaru langsung menidurkan Yuma di sofa. Dibukanya
dengan cepat kancing kemeja Yuma dan dicumbunya bagian dada lelaki itu. Yuma
menarik nafas karena titik vitalnya diserang. Hikaru memang sangat ahli dalam
hal ini.
“Hikaru, yamette …”
“kalian ini memulai tanpa memberitahuku dulu…” Inoo datang dengan
sebotol racikan cocktail dan Tequila, dia segera meletakkan minuan racikannya
itu di meja kemudian membuka celananya hingga penisnya keluar.
“Yuma, kochi kochi” Inoo memasukkan penisnya ke mulut Yuma. Yuma
menghisapnya sambil memejamkan mata. Menjilatinya seperti es batangan yang
biasa dimakan oleh anak SD. Seolah terhipnotis oleh pesona Hikaru, ia terus
membiarkan Hikaru menjajahi tubuhnya.
Hikaru membuka sletting celana Hikaru dan mengambil kelaminnya.
Yuma mendesah kencang saat Hikaru mulai menggesek-gesekkannya dengan kaos yang
dipakainya. Hikaru masih dalam posisi di atas Yuma. Ia mencium bibir Yuma dan
Yuma mulai memberanikan diri mencari penis Hikaru. Inoo masih sibuk dengan
penisnya yang berada dalam mulut Yuma.
Inoo melepas kelaminnya kemudian memberikan kode untuk yuma
merangkak di sofa itu. Yuma menuruti mereka, Inoo memasukkan kembali penisnya
dan Hikaru memasukkannya ke lubang belakang Yuma. Mata Yuma terpejam merasakan
dua serangan sekaligus. Hikaru mengeluarkan lagi penisnya dengan cepat kemudian
mengulanginya lagi. Begitu juga dengan Inoo. Mereka berdua sedikit bermain
kasar pada Yuma namun Yuma bisa menikmati apa yang Inoo dan Hikaru lakukan. 20
menit mereka menggesek-gesekan kemaluan mereka, emmanfaatkan tubuh Yuma hingga
sperma mereka keluar banyak. Kini Giliran Yuma berbalik berbaring. Hikaru
mengemut penis Yuma sedangkan Inoo mencium bibirnya. Memberikan frenchkiss yang
sangat mesra. Dijilatinya penis Yuma oleh Hikaru sampai tubuhnya sedikit
kayang. Hikaru tahu dan berhenti, mencegah sperma Yuma keluar. Ia berhenti
sejenak kemudian mengocok kembali penis Yuma dengan cepat hingga semua
spermanya keluar. Bergantian dengan Inoo. Hikaru masih sanggup memainkan penis
Inoo yang berdiri tegak lagi. Terus begitu hingga jarum jam menunjukan pukul 4
pagi. Mereka bertiga menikmati pagi yang penuh dengan birahi itu.
……………………………………
Enam bulan kemudian ….
“konbanwa, Kei. Bagaimana pekerjaanmu hari ini?” Ruu menyambut
Inoo di pintu depan dan melepaskan mantelnya.
“biasa saja… tak ada yang khusus” Inoo menjawabnya dengan dingin.
Ruu menghela nafas lagi. Sudah enam bulan mereka menikah dan
semakin lama sifat Inoo pada Ruu semakin dingin. Ruu sudah berkali-kali meminta
Inoo untuk bicara atas sikapnya itu tetapi Inoo hanya bilang itu semua hanya
perasaan Ruu saja karena Ruu sibuk membantu ayahnya di kantor. Akhirnya Ruu
memutuskan untuk berhenti sejenak dari kegiatan kantor. Namun Inoo masih tetap
saja dingin padanya. bahkan pernah mereka sekali bertengkar karena Ruu tak bisa
menahan dirinya untuk mendekap Inoo yang hangat seperti dulu lagi. Ruu terdiam
begitu Inoo bilang itu semua gara-gara Ruu yang tak juga memberikannya seorang
anak. Ruu tak bisa membalas apa-apa setiap Inoo menyinggung hal itu. saat Ruu
tak ada di rumah Inoo pasti mencuri kesempatan untuk tidur dengan Hikaru.
“ne, Hikaru. Malam ini Ruu pergi ya?”
“un, sepertinya sedang mempersiapkan proyek ayah. Dia bilang dia
akan aktif lagi di kantor”
“sou ka, kalau begtu kita akan punya lebih banyak waktu lagi untuk
bersama” Inoo mengecup bibir Hikaru dan memojokannya ke tembok.
“un…” Hikaru membalas French kiss dari Inoo dengan wajah puas,
rupanya ia menatap pintu kamarnya yang di belakangi Inoo. Melihat pantulan kaca
kecil yang tak disadari siapapun bahwa itu terpasang disana, dan melihat
bayangan Ruu yang sedang menangis sambil mendengar percakapan mereka berdua.
To be continued ….
No comments:
Post a Comment