Title
: Eternity part 10 –surprise-
Categories
:
Multichapter
Genre
: Romance
Rating
: NC-21. If you don’t like. Just don’t read. I warn you
Theme song
: Hurry
Up – Hey Say Jump
Cast
: Inoo Kei
Hikaru Yaotome
Machiruu Yaotome (OC)
Yabu Kota
Yamada Ryosuke
Megumi Sakurada (OC)
Nakayama Yuma
Disclaimer
:
all cast are not mine, the story is mine
Synopsis :
Entahlah, aku merasa bahwa ada sesuatu yang tak beres
pada diriku. Tuhan menciptakan kita semua berpasang-pasangan. Besar dan kecil,
tinggi dan rendah, sedih dan bahagia, serta laki-laki dan perempuan. Semua ada
untuk melengkapi satu sama lain. Sudah hampir lebih dari setengah hidupku tak
terlengkapi seperti ini. terbawa oleh alunan kebekuan hasratku pada kaum
pelengkapku dan mencari subtitusi dalam sejenisku. Aku merasa bahagia namun
tetap tak merasa lengkap. melihat orang yang kusayangi yang sebentar lagi
menikah dengan adikku. Aku bahagia sekaligus iri. Melihat hidup mereka penuh
dengan cinta, cinta yang selama ini kudambakan. Karena itu, aku memutuskan
untuk keluar dari dunia subtitusi pelengkapku dan mencari sebuah kehangatan
cinta, pada seorang wanita. Kau tau? Ini bukanlah sebuah pelarian atau pun
sebuah penantian. Tapi ini adalah sebuah perjuangan, untuk lepas dari dekapan
kegelapanku.
******************************************************************************
“kenapa …. Kenapa harus dengan nii-chan …” Ruu berdiri di hadapan
Hikaru sambil menangis. Inoo telah pergi saat itu untuk suatu urusan. Kakak
beradik itu kini bicara empat mata namun tak seperti bersaudara. Hikaru tak mau
menatap wajah adiknya itu. dalam hatinya ia sangat ingin memiliki Inoo tetapi
ia masih sedikit memikirkan Ruu.
“dunia memang terlalu sempit. Mungkin inilah takdir.”
“tidak nii-chan !! kau tidak ditakdirkan untuknya !! dia seorang
laki-laki dan ….”
“LANTAS APA HUBUNGANNYA DENGAN ITU!!” Hikaru memotong kalimat Ruu
dan membentaknya. “dengar Ruu, orang
yang disukai Inoo adalah aku. Apa kau mau Inoo selamanya hidup tidak bahagia?”
“tentu saja tidak”
“kalau begitu biarkan saja tetap begini” Hikaru mulai meninggalkan
adiknya untuk mengalihkan suasana.
Ruu terdiam, mengepalkan kedua tangannya.
“tidak nii-chan !!”Ruu mulai memberanikan diri. Hikaru membatalkan
langkahnya kemudianmenengok kea rah adik perempuannya itu.
“Kei, dia milikku. Dia suamiku. Dan hanya aku yang boleh
memlikinya !! tidak peduli …. Tidak peduli seberapa besar hasratnya untuk
selalu berada di dekatmu. Aku yakin seuatu saat nanti Kei hanya akan menjadi
milikku. Karena kita sudah ditakdirkan untuk bersama sejak kecil.”
“apa?! jadi kau …”
“ya, sudah lama aku menyembunyikannya. Sebenarnya, aku ingat siapa
Kei, aku ingat masa kecil kami, kejadian waktu kami diculik dulu. Tak lama
sesudah aku bertemu dengannya di taman ria itu”
“lalu?”
“nii-chan, ku mohon. Hentikan semua ini. ini semua tidak benar”
“Ruu. Kau memang dari dulu tak berubah. Manja, egois, selalu ingin
menang, dan selalu kau yang diutamakan ayah dan ibu”
“nii-chan… itu tidak benar…”
“ya itu benar Ruu. Kei menikah denganmu pun atas usaha ayah dan
ibu yang merayunya. Tapi…. wajar saja, sebab kau anak kandung mereka…”
“nii-chan, ku mohon.. jangan bahas itu lagi …”
“sudah ya, sudah malam. oyasumi… adikku tercinta…”
Ruu menangis saat Hikaru berbalik meninggalkannya. Ia menutupi
wajahnya dengan kedua telapak tangan. Depresi melihat keadaan keluarganya yang
sekarang. Keluarga yang ia bayangkan akan indah dan lengkap, malah berada di
ambang kehancuran, terlebih lagi karena kakak laki-lakinya sendiri.
……………………………
Keesokan harinya
“dokter, ku mohon. Apa ada caranya?” Ruu duduk di depan meja
dokter kandungan sebuah Rumah Sakit ternama. Rupanya ia sama sekali belum menyerah
untuk mendapatkan seorang anak. Dengan itu semua, mungkin Inoo akan bisa
melupakan Hikaru dan melanjutkan hidup mereka.
“maaf nyonya, semua cara sudah kami coba. Bahkan program bayi
tabung anda dengan tuan Inoo juga sudah dicoba namun hasilnya tak bisa”
“tak adakah cara lain?”
“hampir semua cara sudah kami coba”
Ruu terdiam. Ia menahan airmatanya, tak tahu lagi harus berbuat
apa. Inoo pernah bilang bahwa ia sangat ingin memiliki seorang anak dan sampai
saat ini Ruu belum bisa mengabulkannya. Mereka berdua sudah berkali-kali
memeriksakannya ke dokter namun belum berhasil. Tak ada yang salah dengan
system reproduksi Inoo tapi sepertinya ada sesuatu dengan Ruu.
“nyonya, sebenarnya ada satu cara yang mungkin bisa dilakukan”
“bernarkah?”
“tapi … cara ini jarang dilakukan orang banyak..”
“apa itu dok?”
Dokter itu berdiri mengambil sesuatu dari lemarinya, sebuah kotak
kayu dengan huruf kanji china. Dia menatap wajah Ruu yang penuh harap dengan
ragu-ragu.
“sebenarnya, saya dulu juga pernah memiliki masalah yang sama
dengan anda. Anatomi tubuh istri saya sama persis dengan anda. Tetapi saat ini
saya dikaruniai seorang anak perempuan.”
“benarkah, kalau begitu …”
“tetapi obat ini belum dipatenkan nyonya, dan tak ada yang berani
mematenkannya. Lagipula ini beresiko besar.”
“hal itu tak menyangkal kenyataan bahwa sekarang dokter sudah
mempunyai anak kan? apapun akan saya lakukan … untuk suami saya …”
“baiklah jika anda sudah menerima apapun resikonya. Minum obat ini
satu buah sebelum anda berhubungan dengan suami anda.”
“bailah. Terimakasih banyak dokter. Terimakasih…” Ruu mulai
mengeluarkan airmata harapannya.
“semoga nyonya mendapatkan yang terbaik…”
………………………………………………..
Malam harinya Ruu menyiapkan apa yang dokter itu bilang. Ia pergi
ke salon pada sore hari untuk membersihkan tubuhnya dan mempercantik diri hanya
untuk menarik Inoo yang akan pulang malam itu. memakai pakaian dalam dengan
warna kesukaan Inoo, mengganti seprai dan memasang lilin-lilin kecil aroma
terapi agar suasana kamar mereka romantis.
Ruu duduk di tempat
tidurnya dan menunggu Inoo pulang dengan sabar. Ia meminum obat itu dan
berharap Inoo segera pulang. Ia juga menyiapkan obat perangsang yang
dimasukkannya ke minuman Inoo untuk berjaga-jaga bila Inoo lelah atau tak
berhasrat untuk melakukannya. Jam di
dindin kamar sudah menunjukan pukul 1 malam namun Inoo tak datang juga. Diteleponnya
ponsel Inoo namun tak ada jawaban. Sekretaris Inoo bilang dia sudah pulang
sejak pukul 8 malam tadi namun batang hidung Inoo belum juga terlihat di depan
gerbang. Ruu tetap menunggu Inoo di kasur mereka. Bersikeras untuk emndapatkan
seorang anak. Menit demi menit berlalu, Ruu mulai lelah dan membaringkan
tubuhnya dan matanya mulai sayu, perlahan tapi pasti Ruu mulai berpindah kea lam
mimpinya. Satu hembusan nafas…
BRAKK !! suara gebrakan pintu kamarnya sontak membangunkan Ruu dan
menyegarkan matanya.
“Kei… doushitte…”
Ruu segera membopon tubuh Inoo, Ruu bisa mencium wangi alcohol
dari mulutnya.
“Kei, kau mabuk berat?”
“aaaahhhhh diam saja kau!!” Inoo mendorong Ruu. “kalian, sama
saja. Dasar istri tidak berguna!! Setidaknya … berikanlah.. aku…” Inoo semakin
sempoyongan.
“Kei, lebih baik kau istirahat..”
Inoo melepas genggaman Ruu dan menghempaskannya lagi ke tempat
tidur. Ia mencumbu leher istrinya itu tanpa basa-basi. Merobek-robek pakaian
dalam yang dikenakan Ruu.
“Kei, pelan-pelan…” Ruu sangat sabar menghadapi Inoo
“diam saja kau !! istri tak berguna.” Inoo mulai berani menampar
Ruu. Ruu mulai menangis.
“nah bagus, aku lebih suka kau seperti ini” Inoo tersenyum masih
dalam keadaan mabuk berat. Ia tertawa dan segera menghempaskan lagi tubuh
istrinya, mencumbunya hingga puas dalam mabuknya, dan melucuti pakaian dalam
Ruu, Inoo membuka sendiri pakaiannya.
“malam ini, layani aku sampai aku lelah…”
Ruu mengangguk menuruti Inoo, rencananya sedikit melenceng namun
sesuai dengan harapannya.
……………………………..
Hikaru menenggak Tequila di gelasnya sambil duduk di tempat tidur
sebuah hotel bintang lima. Ia termenung, memikirkan sesuatu.
“sudahlah, tak ada yang perlu dipikirkan” sebuah pelukan tangan
merangkul pinggangnya, mencoba merayu Hikaru untuk sekali lagi melakukan adegan
percintaan mereka.
“huh, tak ada yang aku pikirkan” Hikaru berkata dengan gengsinya.
“uso, aku tahu kau masih memikirkan tadi.”
“untuk apa aku memikirkan rencana busukmu yang telah berjalan
dengan lancar itu Ryosuke”
“apa maksudmu?” laki-laki itu tersenyum
“hahaha, Ryosuke, kau pikir aku tidak tahu? Kau memakai cara lama
yang aku gunakan kan? kau yang memancing Kei untuk kesini.”
“lantas? Kau tak suka?”
“entahlah”
“sudahlah Hikaru, bukankah ada aku disini? Kau harus tanggung
jawab karena telah menyeretku ke dalam duniamu..” Yamada memeluk Hikaru di
tempat tidur, menyandarkan kepalanya di punggung Hikaru.
Hikaru berbalik dan menyenderkan Yamada kemudian menciumnya.
“baiklah jika itu maumu” Hikaru tergoda oleh Yamada untuk
meluangkan hasratnya malam itu. ia mematikan ponselnya berusaha untuk
mengalihkan pikirannya pada Yamada.
……………………………..
“ohayou, Ruu, Kei” Ayah dan ibu Ruu menyambut mereka di meja makan
untuk sarapan. Inoo menggandeng tangan Ruu seadanya dan tanpa perasaan. Ruu
yang sadar akan hal itu mengabaikannya dan menganggap Inoo melakukannya dengan
sepenuh hati.
“dimana kakakmu?”
“sepertinya masih tidur” Ruu menjawab dengan senyuman cerah di
wajahnya.
“ohayou, kaa-chan, tou-chan” Hikaru datang ke meja makan dan
mencium pipi ibunya. Kei rupanya masih marah pada Hikaru dan bicara seadanya.
Hikaru mencoba untuk mendekatinya dan menyentuhnya
lagi namun akhir-akhir ini Inoo menolak dan beralasan sedang sibuk bekerja.
“Ruu, sepertinya akhir-akhir ini kau sedang senang sekali” Ayah
Ruu memperhatikan anak perempuannya dengan detil.
“permisi, tuan nyonya. Beberapa tamu mencari nyonya Ruu”
“dare?”
“ah itu pasti yabu-kun dan yang lain. Suruh mereka masuk” Ruu
memerintahkan pelayannya dengan wajah ceria.
Yabu, Megu dan Yuma memasuki ruangan itu dan duduk di meja makan.
Mereka disuguhi berbgai macam emnu sarapan pagi.
“Ruu-chan. Ada apa kau memanggil kami semua?” Megu memulai
pembicaraan mereka pagi itu
“Megu, dan yang lainnya. Saat ini aku sedang sangat gembira.
Karena …” Ruu menggenggam tangan Inoo dan mengangkatnya. “karena aku dan Kei
sebentar lagi akan menjadi ibu dan ayah..”
Semua orang kaget namun tak semua merasa senang. Hikaru tersedak
saat meminum minumannya. Ruu memaklumi reaksi kakaknya itu.
“APA !! kenapa kau tak bilang dulu padaku??” Inoo kaget, semua
perasaannya bercampur menjadi satu.
“aku ingin memberikan kejutan untukmu sayang. Aku seudah
memeriksanya dengan beberapa alat dan hasilnya sama”
“waah nii-chan omedetou !!” Megu dengan riang menyalami kakaknya
“Kei, omedetou” Yabu menepuk bahu Inoo
“Kei, sebentar lagi kau akan jadi ayah…” Yuma juga ikut senang
“HENTIKAN !!” Inoo membentak dan semua orang terdiam. “ah … aku …
aku … gomenasai …” Inoo membungkuk dan segera pergi meninggalkan ruangan itu. semua
orang heran dengan reaksinya.
“sudahlah, sepertinya dia benar-benar terkejut karena sebentar
lagi akan menjadi ayah” ibu Ruu menepuk bahu anaknya berusaha untuk
menguatkannya, tetapi Ruu memang sudah menguatkan dirinya sendiri.
“un, sepertinya Kei sangat senang …” Ruu berusaha menutupi perasaannya.
To be Continued …
No comments:
Post a Comment