NOTE: Reader, before you browsing to reading please make sure you read fanfiction in here according to your age. If you not yet 17 yo, we suggest you to read fanfiction with rating G, PG-13, PG-15. Rating NC-17 and NC-21 just for addult. Please follow this rule shake your self!

Sunday, May 19, 2013

Eternity part 10 -Surprise-


Title                             : Eternity part 10 –surprise-
Categories                   : Multichapter
Genre                          : Romance
Rating                         : NC-21. If you don’t like. Just don’t read.  I warn you
Theme song                 : Hurry Up  – Hey Say Jump
Cast                             : Inoo Kei
                                      Hikaru Yaotome
                                     Machiruu Yaotome (OC)
                                     Yabu Kota
                                    Yamada Ryosuke
                                     Megumi Sakurada (OC)
                                    Nakayama Yuma
Disclaimer                   : all cast are not mine, the story is mine
Synopsis                      :
            Entahlah, aku merasa bahwa ada sesuatu yang tak beres pada diriku. Tuhan menciptakan kita semua berpasang-pasangan. Besar dan kecil, tinggi dan rendah, sedih dan bahagia, serta laki-laki dan perempuan. Semua ada untuk melengkapi satu sama lain. Sudah hampir lebih dari setengah hidupku tak terlengkapi seperti ini. terbawa oleh alunan kebekuan hasratku pada kaum pelengkapku dan mencari subtitusi dalam sejenisku. Aku merasa bahagia namun tetap tak merasa lengkap. melihat orang yang kusayangi yang sebentar lagi menikah dengan adikku. Aku bahagia sekaligus iri. Melihat hidup mereka penuh dengan cinta, cinta yang selama ini kudambakan. Karena itu, aku memutuskan untuk keluar dari dunia subtitusi pelengkapku dan mencari sebuah kehangatan cinta, pada seorang wanita. Kau tau? Ini bukanlah sebuah pelarian atau pun sebuah penantian. Tapi ini adalah sebuah perjuangan, untuk lepas dari dekapan kegelapanku.
******************************************************************************
“kenapa …. Kenapa harus dengan nii-chan …” Ruu berdiri di hadapan Hikaru sambil menangis. Inoo telah pergi saat itu untuk suatu urusan. Kakak beradik itu kini bicara empat mata namun tak seperti bersaudara. Hikaru tak mau menatap wajah adiknya itu. dalam hatinya ia sangat ingin memiliki Inoo tetapi ia masih sedikit memikirkan Ruu.
“dunia memang terlalu sempit. Mungkin inilah takdir.”
“tidak nii-chan !! kau tidak ditakdirkan untuknya !! dia seorang laki-laki dan ….”
“LANTAS APA HUBUNGANNYA DENGAN ITU!!” Hikaru memotong kalimat Ruu dan membentaknya.  “dengar Ruu, orang yang disukai Inoo adalah aku. Apa kau mau Inoo selamanya hidup tidak bahagia?”
“tentu saja tidak”
“kalau begitu biarkan saja tetap begini” Hikaru mulai meninggalkan adiknya untuk mengalihkan suasana.
Ruu terdiam, mengepalkan kedua tangannya.
“tidak nii-chan !!”Ruu mulai memberanikan diri. Hikaru membatalkan langkahnya kemudianmenengok kea rah adik perempuannya itu.
“Kei, dia milikku. Dia suamiku. Dan hanya aku yang boleh memlikinya !! tidak peduli …. Tidak peduli seberapa besar hasratnya untuk selalu berada di dekatmu. Aku yakin seuatu saat nanti Kei hanya akan menjadi milikku. Karena kita sudah ditakdirkan untuk bersama sejak kecil.”
“apa?! jadi kau …”
“ya, sudah lama aku menyembunyikannya. Sebenarnya, aku ingat siapa Kei, aku ingat masa kecil kami, kejadian waktu kami diculik dulu. Tak lama sesudah aku bertemu dengannya di taman ria itu”
“lalu?”
“nii-chan, ku mohon. Hentikan semua ini. ini semua tidak benar”
“Ruu. Kau memang dari dulu tak berubah. Manja, egois, selalu ingin menang, dan selalu kau yang diutamakan ayah dan ibu”
“nii-chan… itu tidak benar…”
“ya itu benar Ruu. Kei menikah denganmu pun atas usaha ayah dan ibu yang merayunya. Tapi…. wajar saja, sebab kau anak kandung mereka…”
“nii-chan, ku mohon.. jangan bahas itu lagi …”
“sudah ya, sudah malam. oyasumi… adikku tercinta…
Ruu menangis saat Hikaru berbalik meninggalkannya. Ia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan. Depresi melihat keadaan keluarganya yang sekarang. Keluarga yang ia bayangkan akan indah dan lengkap, malah berada di ambang kehancuran, terlebih lagi karena kakak laki-lakinya sendiri.

……………………………
Keesokan harinya

“dokter, ku mohon. Apa ada caranya?” Ruu duduk di depan meja dokter kandungan sebuah Rumah Sakit ternama. Rupanya ia sama sekali belum menyerah untuk mendapatkan seorang anak. Dengan itu semua, mungkin Inoo akan bisa melupakan Hikaru dan melanjutkan hidup mereka.
“maaf nyonya, semua cara sudah kami coba. Bahkan program bayi tabung anda dengan tuan Inoo juga sudah dicoba namun hasilnya tak bisa”
“tak adakah cara lain?”
“hampir semua cara sudah kami coba”
Ruu terdiam. Ia menahan airmatanya, tak tahu lagi harus berbuat apa. Inoo pernah bilang bahwa ia sangat ingin memiliki seorang anak dan sampai saat ini Ruu belum bisa mengabulkannya. Mereka berdua sudah berkali-kali memeriksakannya ke dokter namun belum berhasil. Tak ada yang salah dengan system reproduksi Inoo tapi sepertinya ada sesuatu dengan Ruu.
“nyonya, sebenarnya ada satu cara yang mungkin bisa dilakukan”
“bernarkah?”
“tapi … cara ini jarang dilakukan orang banyak..”
“apa itu dok?”
Dokter itu berdiri mengambil sesuatu dari lemarinya, sebuah kotak kayu dengan huruf kanji china. Dia menatap wajah Ruu yang penuh harap dengan ragu-ragu.
“sebenarnya, saya dulu juga pernah memiliki masalah yang sama dengan anda. Anatomi tubuh istri saya sama persis dengan anda. Tetapi saat ini saya dikaruniai seorang anak perempuan.”
“benarkah, kalau begitu …”
“tetapi obat ini belum dipatenkan nyonya, dan tak ada yang berani mematenkannya. Lagipula ini beresiko besar.”
“hal itu tak menyangkal kenyataan bahwa sekarang dokter sudah mempunyai anak kan? apapun akan saya lakukan … untuk suami saya …”
“baiklah jika anda sudah menerima apapun resikonya. Minum obat ini satu buah sebelum anda berhubungan dengan suami anda.”
“bailah. Terimakasih banyak dokter. Terimakasih…” Ruu mulai mengeluarkan airmata harapannya.
“semoga nyonya mendapatkan yang terbaik…”

………………………………………………..
Malam harinya Ruu menyiapkan apa yang dokter itu bilang. Ia pergi ke salon pada sore hari untuk membersihkan tubuhnya dan mempercantik diri hanya untuk menarik Inoo yang akan pulang malam itu. memakai pakaian dalam dengan warna kesukaan Inoo, mengganti seprai dan memasang lilin-lilin kecil aroma terapi agar suasana kamar mereka romantis.
 Ruu duduk di tempat tidurnya dan menunggu Inoo pulang dengan sabar. Ia meminum obat itu dan berharap Inoo segera pulang. Ia juga menyiapkan obat perangsang yang dimasukkannya ke minuman Inoo untuk berjaga-jaga bila Inoo lelah atau tak berhasrat untuk melakukannya. Jam di dindin kamar sudah menunjukan pukul 1 malam namun Inoo tak datang juga. Diteleponnya ponsel Inoo namun tak ada jawaban. Sekretaris Inoo bilang dia sudah pulang sejak pukul 8 malam tadi namun batang hidung Inoo belum juga terlihat di depan gerbang. Ruu tetap menunggu Inoo di kasur mereka. Bersikeras untuk emndapatkan seorang anak. Menit demi menit berlalu, Ruu mulai lelah dan membaringkan tubuhnya dan matanya mulai sayu, perlahan tapi pasti Ruu mulai berpindah kea lam mimpinya. Satu hembusan nafas…
BRAKK !! suara gebrakan pintu kamarnya sontak membangunkan Ruu dan menyegarkan matanya.
“Kei… doushitte…”
Ruu segera membopon tubuh Inoo, Ruu bisa mencium wangi alcohol dari mulutnya.
“Kei, kau mabuk berat?”
“aaaahhhhh diam saja kau!!” Inoo mendorong Ruu. “kalian, sama saja. Dasar istri tidak berguna!! Setidaknya … berikanlah.. aku…” Inoo semakin sempoyongan.
“Kei, lebih baik kau istirahat..”
Inoo melepas genggaman Ruu dan menghempaskannya lagi ke tempat tidur. Ia mencumbu leher istrinya itu tanpa basa-basi. Merobek-robek pakaian dalam yang dikenakan Ruu.
“Kei, pelan-pelan…” Ruu sangat sabar menghadapi Inoo
“diam saja kau !! istri tak berguna.” Inoo mulai berani menampar Ruu. Ruu mulai menangis.
“nah bagus, aku lebih suka kau seperti ini” Inoo tersenyum masih dalam keadaan mabuk berat. Ia tertawa dan segera menghempaskan lagi tubuh istrinya, mencumbunya hingga puas dalam mabuknya, dan melucuti pakaian dalam Ruu, Inoo membuka sendiri pakaiannya.
“malam ini, layani aku sampai aku lelah…”
Ruu mengangguk menuruti Inoo, rencananya sedikit melenceng namun sesuai dengan harapannya.

……………………………..
Hikaru menenggak Tequila di gelasnya sambil duduk di tempat tidur sebuah hotel bintang lima. Ia termenung, memikirkan sesuatu.
“sudahlah, tak ada yang perlu dipikirkan” sebuah pelukan tangan merangkul pinggangnya, mencoba merayu Hikaru untuk sekali lagi melakukan adegan percintaan mereka.
“huh, tak ada yang aku pikirkan” Hikaru berkata dengan gengsinya.
“uso, aku tahu kau masih memikirkan tadi.”
“untuk apa aku memikirkan rencana busukmu yang telah berjalan dengan lancar itu Ryosuke”
“apa maksudmu?” laki-laki itu tersenyum
“hahaha, Ryosuke, kau pikir aku tidak tahu? Kau memakai cara lama yang aku gunakan kan? kau yang memancing Kei untuk kesini.”
“lantas? Kau tak suka?”
“entahlah”
“sudahlah Hikaru, bukankah ada aku disini? Kau harus tanggung jawab karena telah menyeretku ke dalam duniamu..” Yamada memeluk Hikaru di tempat tidur, menyandarkan kepalanya di punggung Hikaru.
Hikaru berbalik dan menyenderkan Yamada kemudian menciumnya.
“baiklah jika itu maumu” Hikaru tergoda oleh Yamada untuk meluangkan hasratnya malam itu. ia mematikan ponselnya berusaha untuk mengalihkan pikirannya pada Yamada.

……………………………..

“ohayou, Ruu, Kei” Ayah dan ibu Ruu menyambut mereka di meja makan untuk sarapan. Inoo menggandeng tangan Ruu seadanya dan tanpa perasaan. Ruu yang sadar akan hal itu mengabaikannya dan menganggap Inoo melakukannya dengan sepenuh hati.
“dimana kakakmu?”
“sepertinya masih tidur” Ruu menjawab dengan senyuman cerah di wajahnya.
“ohayou, kaa-chan, tou-chan” Hikaru datang ke meja makan dan mencium pipi ibunya. Kei rupanya masih marah pada Hikaru dan bicara seadanya. Hikaru mencoba untuk mendekatinya dan menyentuhnya lagi namun akhir-akhir ini Inoo menolak dan beralasan sedang sibuk bekerja.
“Ruu, sepertinya akhir-akhir ini kau sedang senang sekali” Ayah Ruu memperhatikan anak perempuannya dengan detil.
“permisi, tuan nyonya. Beberapa tamu mencari nyonya Ruu”
“dare?”
“ah itu pasti yabu-kun dan yang lain. Suruh mereka masuk” Ruu memerintahkan pelayannya dengan wajah ceria.
Yabu, Megu dan Yuma memasuki ruangan itu dan duduk di meja makan. Mereka disuguhi berbgai macam emnu sarapan pagi.
“Ruu-chan. Ada apa kau memanggil kami semua?” Megu memulai pembicaraan mereka pagi itu
“Megu, dan yang lainnya. Saat ini aku sedang sangat gembira. Karena …” Ruu menggenggam tangan Inoo dan mengangkatnya. “karena aku dan Kei sebentar lagi akan menjadi ibu dan ayah..”
Semua orang kaget namun tak semua merasa senang. Hikaru tersedak saat meminum minumannya. Ruu memaklumi reaksi kakaknya itu.
“APA !! kenapa kau tak bilang dulu padaku??” Inoo kaget, semua perasaannya bercampur menjadi satu.
“aku ingin memberikan kejutan untukmu sayang. Aku seudah memeriksanya dengan beberapa alat dan hasilnya sama”
“waah nii-chan omedetou !!” Megu dengan riang menyalami kakaknya
“Kei, omedetou” Yabu menepuk bahu Inoo
“Kei, sebentar lagi kau akan jadi ayah…” Yuma juga ikut senang
“HENTIKAN !!” Inoo membentak dan semua orang terdiam. “ah … aku … aku … gomenasai …” Inoo membungkuk dan segera pergi meninggalkan ruangan itu. semua orang heran dengan reaksinya.
“sudahlah, sepertinya dia benar-benar terkejut karena sebentar lagi akan menjadi ayah” ibu Ruu menepuk bahu anaknya berusaha untuk menguatkannya, tetapi Ruu memang sudah menguatkan dirinya sendiri.
“un, sepertinya Kei sangat senang …”  Ruu berusaha menutupi perasaannya.
To be Continued …

No comments:

Post a Comment