Title :
Is this the real me?
Pairing :
- *What do you think?*
Cast :
Ryosuke Yamada as Ryosuke Yamada
All
members Hey! Say! JUMP and supporter cast
Genre :
Friendship
Rating :
G
Length :
Oneshot
Language :
Indonesian
Author :
Le.Chii
- FB Link :
http://www.facebook.com/vivina.jump
- Twitter : https://twitter.com/VinaJUMP_Anime
- Site Link:
http://levinatarunajaya.blogspot.com/ , http://vina3702-chii.livejournal.com/
- Ichiban :
Chinen Yuri
- Reason join this project: because
I want to celebrate yama’s birthday
Disclaimer : I just got imagination from my bathroom XD
Summary : Apa yang kurasakan sekarang? Aku tidak ingin banyak orang cemas
denganku. Ini semua juga salahku, Aku tahu itu.. pikiranku kacau sekarang.
Kenapa kejadian ini bisa terjadi? Sebenarnya apa yang aku inginkan?
A/N: I want to celebrate Yama's
birthday! Yey~ Celebrate JUMMP's member!
PROLOG
2 jam yang
lalu
“Apa yang kamu inginkan sekarang!?”
tegas seorang dihadapanku. Aku tidak dapat menjawab semua pertanyaan darinya.
Mengapa? Hari ini banyak pertanyaan aneh mengguyur pikiranku. Aku mengacuhkan pertanyaan-nya
dan meninggalkanya pergi.
“Hey! Yama”
Aku sadar dia memanggilku.. Tapi,
aku sekarang bukanlah aku,Yamada Ryosuke.
*
* * * *
“atsui(=panas)..!”batinku. Hari ini
panas sekali! Sebenarnya ada apa dengan sebulan ini? Aku terdiam memandang dengan
tatapan kosong ke langit, diserati silau terikan matahari. Apa yang kurasakan
sekarang? Pikiranku hancur seketika mengenang kejadian tadi. Yang aku inginkan?
Apa? Sebenarnya apa yang aku inginkan? Memberhentikan langkahku, menyejukan
pikiranku sejenak.
“Da!! Yama..da!!”
Sepertinya ada seseorang memanggil
namaku.. Ah! Tapi-kan banyak orang bernama Yamada..mungkin bukan aku.. *pok*
Seseorang memukul pundakku? Siapa? Aku membuka mataku. Astaga! “Dai-chan?!”
Tunggu kenapa Daiki bisa tahu aku disini?
“Kenapa kamu bengong?”
“Tidak..”
“kenapa kamu murung?”
Hah? memang wajahku sekarang murung?
Aku tidak tahu. Kalau aku murung bisa gawat.. aku harus tersenyum dihadapannya!
“Tidak.. Aku tidak murung” Aku
berusaha menipu diri agar dia tidak semakin banyak bertanya. Setidaknya ini
sudah cukup, sudah baik. Aku tidak ingin banyak orang cemas denganku. Ini semua
juga salahku, Aku tahu itu.. pikiranku kacau sekarang. Kenapa kejadian tadi
bisa terjadi?
“Aku lapar..! Yamada, kau mau
menemaniku?Aku akan mentraktirmu!”
“AKU TIDAK MENGERTI!!! . . . Eh?”
Tunggu! Kenapa aku bicara itu? Tadi Daiki bicara apa? Aku tidak sadar!
Bagaimana ini!? Daiki pasti menganggap aku aneh..
“Eh? Kamu tidak mau?”
“Ah.. bukan..tadi ada suara
bising..jadi aku tidak mengerti apa yang kamu katakan..Bisa kamu ulangi?”
“Eh?Suara bising?Ah!Suara air laut!?
Hahaha.. Kamu mau menemaniku makan?”
“Baiklah.. Tapi,traktir aku ya?”
“. . . Baiklah...”
Setidaknya aku berpikir akan jawaban
Daiki yang aneh.. apa benar suara air laut bising!? Sudahlah.. itu juga
pikiranku.
“Lalu, kamu ingin makan apa?”
“um.. Sebenarnya aku ingin makan
cake.. tapi, itu semua tidak mengenyangkan..”
“Ah! Dai-chan! Cake bisa kita makan
pada saat makanan pembuka! Jadi setelah kita bisa memilih cake yang kalorinya
rendah dan kita bisa makan makanan yang lumayan berat..!”
“Kenapa kamu mendadak menjadi ahli
makanan?”
“Eh? Benarkah?”
“Un.. Baiklah! Tapi,kita makan
dimana?”
“bagaimana jika kita ke resto dekat
sini?”
“Baiklah.. Tapi,Resto itu tidak
mahal-kan?”
“Mungkin..”
*WAITING*
“Ta-Dahh!” Aku yakin Dai-chan suka
resto ini! Jadi setidaknya aku bangga mengingatkan resto ini padanya.
Sebenarnya resto ini kami ber-10 menemukan bersama. Kami semua suka dengan
makanan yang disini. Jadi aku pikir Dai-chan pasti senang. Tapi, aku tidak
mendengarkan perkataan Dai-chan. Apa jangan jangan dia terharu? Aku mencoba
membuka mataku menatap Dai-chan. Eh? Kenapa dia? Kenapa dia membatu?
“Dai-chan?”
“Ah! Ano.. Bagaimana jika kita makan
ramen di sana?”
“Ha?” Aku tak menyangka Dai-chan
menolak resto ini. Kenapa? Bukankah diantara kami ber-10 dia dan . . . Hampir
saja kulupakan..tapi, teringat kembali.
“Yamada kamu tidak setuju?”
“Ah.. iie(=tidak).. Aku setuju..”
Kenapa Dai-chan menolak? ! ! ! Eh itu kan?! Chinen? Kenapa dia disini? Hm.. Apa
Dai-chan juga . . . Tidak mungkin.
“Yamada Nande(=kenapa)?”
“Ah..Nandemonai(=tidak apa apa)!”
Kami berjalan meninggalkan tempat
itu dan kios ramen terdekat. Aku masih berpikir kenapa Daiki menolak resto
tadi? Apa karena Chinen? Ah tidak mungkin. Pikiranku kacau..Aku tidak dapat
berpikir positif lagi. Baru saja kulupakan, kenapa kuingat lagi?
“Kita sampai!”
“Di sini?”
“Un!”
“Tradisional sekali!”
“Yah..”
“Bagus sekali!”
Aku termagu melihat keadaan tempat
itu.. Kursi berjajar rapi, Indah sekali. Dari tempat duduk kita dapat melihat
laut indah.
“Ada yang bisa kami bantu?” ujar
sang pemilik ramah
“Kami pesan 2 ramen”
“Silahkan menunggu sebentar”
Angin semilir membuat pikiran sejuk,
Aku berusaha menenangkan pikiranku agar bisa menikmati kejadian sekarang. Tapi,
melupakan bagiku adalah hal yang sangat sulit. Kenapa tadi aku memasukkan kata
kata tadi kedalam hati? Sebenarnya apa yang aku inginkan? semakin dipikir aku
semakin pusing.
“2 Ramen! Douzou(=silahkan)”
“Hm..Aromanya harum!” ujar kami
berdua
Kami makan ramen dengan lahap,
Mungkin terlalu lahap. Selalu bersama itu sangat menyenangkan.
Kami menyelesaikan makanan kami dan
pergi meninggalkan tempat tersebut. Sekarang pikiran pikiranku kembali
menghantuiku. Kenapa banyak pikiran menghantuiku? Sekarang apa yang harus
kulakukan?
“Atsui!!”
“Un..”
“Aku ingin pulang..Oh! besok kita
ada latihan pukul 12 siang!”
“Hontou(=benarkah)?”
“Tadi aku dapat sms dari Yabu”
“Baiklah..”
“Aku pulang dulu ya! Jyaa(=Bye)!”
Sekarang tinggal aku, Sendiri. Apa
sebaiknya aku pulang juga? Tapi, rumahku kosong. ... . Aku berjalan menuju laut, aku ingin
memandang warnah biru. Hah..! Aku harus beristirahat dahulu. Aku memandang air
yang memantulkal wajahku. Ternyata dari tadi aku murung ya? Karena kejadian
tadi? Aku menyesal. Apa sifat tidak sabaranku terlalu berlebihan ya? Tapi
bagaimana dengan Dai-chan? Apa dia juga? Sampai kapan pikiran ini hilang?
Mungkin sekarang aku bukanlah aku.
Yamada Ryosuke. Dimana sosok asli Ryosuke yang selalu tersenyum? Wajahku
bimbang! Aku bukan Ryosuke! Dimana Ryosuke? Siapa sebenarnya aku? Kenapa aku
takut? Aku selalu berusaha maju menghindari rasa takut. Tapi, kenapa aku
bertemu ketakutan?
Aku berjalan ling-lung menuju rumah.
Pikiranku lelah termakan pertanyaan aneh yang muncul dalam diriku karena
pertanyaan ‘apa yang aku inginkan?’
“Tadaima(=aku pulang)..” Dugaanku
benar, rumah kosong. Dalam keadaan sepi, aku senang sekaligus benci. Aku senang karena aku bisa menangis dalam
kesunyianku. Dan aku benci akan kesunyian. Aku memasuki kamarku dan menutup
kamarku. Aku pusing akan hal-hal gila dalam pikiranku. Aku ingin menghancurkan
hal gila tersebut!
“Kenapa? Kenapa? Kenapa aku tidak
bisa menyelesaikan masalahku?”
“Apa masalahku? Apa yang harus
kulakukan?”
“Kenapa aku tidak bisa menjawab
semua pertanyaan itu?”
“Apa yang sebenarnya terjadi?!”
Aku merasa semua pertanyaan itu
aneh. YA. Itu benar. Karena setiap kali aku berpikir seperti itu aku semakin
pusing! Aku tahu aku bukan seorang yang super. Aku paham akan itu. Aku hanya
orang biasa. Ingin menjauh tapi tak bisa. Ingin mendekat tapi tak bisa. Kenapa?
Aku pikir aku bisa menangani semua masalah. Bahkan soal pertemanan. Kenapa aku
membantah? Apa aku hanya bisa membantah? Akh! Aku tidak mau berpikir lagi!
Sekarang wajahku kacau. Aku tahu.
Andai waktu bisa terulang pasti kuulang! Tapi, dunia bukanlah dorama. Ini
kenyataan yang tidak dapat diubah.
Aku memejamkan mataku dan mencoba
mengubah pikiranku. “tersenyum, bahagia,selalu bersama , tertawa.. YAMADA
RYOSUKE.” Menutup semua kegilaan ini dalam kesunyian. Kesunyian yang lelap
melahap. Aku tidak ingin seperti ini! Aku harus tegar! Aku mencoba menutup
semua hal gila ini, Agar aku bisa mengambil kehidupanku kembali.
*
* * * *
“Ryosuke!” Um..? Suara apa tadi?
Payah! Suara itu menendangku dari kesunyianku yang lelap ini! Aku mencoba
memutar badanku dan menarik kain lembut dan hangat yang kusuka.
“RYO!!” *Bruk* “Itte(=sakit)!!”
Sakit sekali! Sekarang aku benar benar diusir! Apa apaan ini!? Aku berusaha
membuka mata. Um? Aku jatuh dari kasur? Kapan? Kenapa? Bagaimana bisa?
“Ryo-kun! Bangun! Makanan sudah
siap!” Hm.. makanan? Eh? Tunggu..Siapa?
“Hey! Mau sampai kapan bengong
terus!?”
Siapa? Aku mencari sumber suara
tadi. “Nee-chan?(=kakak perempuan)”seruku kaget. Nyaris jantungku copot melihat
sosoknya.
“Kapan kalian pulang?”
“Kemarin malam”
“Hee..” Aku berjalan menuju meja
makan yang terletak tepat ditengah rumah kami. Melihat makanan yang tersedia
dia atas meja, Aku langsung berlari duduk.
“Uwaa~ sudah lama Kaa-chan(=ibu)
tidak memasak ini!”
“Ya.. Karena ibu ada waktu jadi, ibu
masakan untukmu!”
“Arigatou(=terimakasih) Kaa-chan!”
Aku senang sekali kaa-chan memasakan makanan yang sudah amat kurindu. Akhir
akhir ini Kaa-chan sibuk jadi dia jarang memasakan untukku. Aku senang sekali.
Aku melahap masakan Kaa-chan dengan senang dan semangat. Aku tau Kaa-chan
melihatku dengan tersenyum oleh karena itu aku membalas senyumanya dengan
riang.
Kami sekeluarga makan bersama diatas
meja makan. Setidaknya karena kami semua sibuk, kegiatan ini sangat jarang
dilakukan bersama. Jadi aku sangat senang kejadian ini bisa kurasakan kembali.
“Ryo-kun” otou-san(=ayah) angkat
bicara
“Hm..?”
“Apa yang terjadi kemarin..?”
Mendenngar pertanyaan tadi, membuat
hatiku resah dan bimbang. Kenapa? Kenapa kejadian itu kembali dibahas? Hampir
kulupakan kejadian gila kemarin yang menimpaku.
“Kami melihatmu tergeletak di lantai
kamarmu. matamu sembab, Apa yang terjadi?” tanya Kaa-chan melanjut
“Kami sempat cemas kamu jatuh sakit,
Ryo!” lanjut nee-chan menusuk pikiranku
Bagaimana ini? Mereka cemas. Aku
tidak ingin mereka cemas. Aku harus tegar!
“Iie.. Kemarin aku terlalu
mengantuk. Tapi, aku mencoba menahan rasa kantuku dan tertidur..” Jawaban apa
ini? Aku menipu diriku lagi? Bukankah seharusnya aku mengaku? Sudahlah.. ,Aku
pikir jawaban itu bisa membuat mereka tidak cemas lagi. Dan apa yang kupikirkan
benar.
“Lain waktu, kamu jangan mengulangi
tindakan bodoh tadi. Kamu harus tidur saat kamu merasa mengantuk.Jangan
paksakan dirimu.” Jelas otou-san padaku. Aku mengangguk memahami nasihat
darinya.
Kami mengakhiri makan bersama. Semua
pergi bekerja. Hanya Aku dan Nee-chan dirumah. Aku sibuk memberi makan binatang
kesayanganku. Disaat aku memberi makan burung peliharaanku, nee-chan
mendekatiku.
“Hey! Ryo!’
“Hm..?”
“kamu tidak bekerja?”
“Ngg.. 12 siang..”
“Ou.. Souka(=begitu)”
“Ryo..”
“Nande?”
“Kamu berbohong-kan?”
“Eh? Maksudmu?”
“Kamu berbohong pada Otou-san..”
Aku terdiam. Aku ingin mengelak kata
katanya. Tapi, Itu semua benar-kan? Apakah aku harus membantah lagi? Tidak. Aku
harus tegar, Tapi,Apa yang harus aku jawab?
“Kamu tidak menjawab? Jadi aku benar
kan?”
Ya, itu semua benar. Tapi, tujuanku
menghilangkan kecemasan semua orang padaku.
“Ryo..jika kamu ada masalah , kamu
bisa bertanya pada orang lain. Berbohong tidak dapat membuat perasaan lega”
Aku tau itu.. Karena sekarang aku
merasakan itu semua. Kenapa aku berbohong? Aku hanya tak ingin mereka semua
cemas padaku. Aku tak ingin mempersulit masalah ini. Ini masalahku.
“Ano.. Nee-chan..”
“hm..?”
“apa yang nee-chan inginkan?”
“eh? Kenapa kamu bertanya seperti
itu?”
“Itu masalahku..”
“Oo.. Souka..”
“Apa pendapatmu?”
“Ryo.. Setiap keinginan itu berbeda
beda. Keinginan kita berbeda beda setiap saat. Oleh karena banyak keinginan
yang kita inginkan, banyak orang sulit memilih inti dari semua itu.”
“Inti?”
Kakak tersenyum menatapku. Dia
mengelus rambutku.
“Apa pendapatmu jika seseorang
mendapatkan kebahagian semua yang dia inginkan?”
“Tidak mungkin!”
“Ya.. Kita mempunyai keterbatasan.
Tidak mungkin semua keinginan kita terpenuhi. Ada waktu dimana kita harus
memilih apa yang kita inginkan. Kita harus paham benar benar bagaimana cara
memilih keinginan kita.”
Aku terdiam berpikir maksud semua
perkataan tadi.
“Lalu bagaimana dengan pertemanan?”
Aku bertanya secara langsung tanpa berpikir banyak
“Maksudmu?”
“Kita cemas denganya, tapi dia
mengelak. Lalu kita membantah, tapi, dia balas membantah..”
“Sifat cemas dengan teman adalah hal
yang wajar. Tidak ada teman yang tega melihat temannya jatuh kedalam jurang
‘sendirian’. Disituasi seperti itu, ada saatnya kita menahan emosi kita. Tapi,
saat dia mengelak pasti ada alasanya bukan?”
“Alasan?”
“Ya.. Pasti ada!”
Alasan? Apa alasan Chinen? Apa
alasanya?
“Ah! Sudah pukul 11! Ryo! Nanti kamu
terlambat!”
“Ah.. Aku berangkat dulu!”
Aku berjalan menuju tempat latihan.
Pikiranku kosong. Apa alasan yang tepat? Apa yang ada di pikiran-nya? Aku
menghela napas berusaha melepas pikiran gila ini. Ayo kumohon Yamada Ryosuke
munculah! Tersenyumlah! Ayo tersenyum!
“Konnichiwa(=selamat siang)!” Seruku
menyapa seluruh staff yang kujumpai. Aku berjalan mendekati ruang latihan kami.
“KONNICHIWA” Seruku memasuki ruangan
itu. Sungguh pemandangan tak menyenangkan, Mereka semua ribut sendiri. Aku berpikir
untuk mengacaukan kehebohan mereka. Aku mendekati mereka dan
“Kon~ni~chii~waa..” seruku tepat di depan mereka semua.
“Hwa! Yama-chan!”Seru mereka kompak.
Hahaha.. Aku geli dengan ekspresi mereka semua.
“Yama-chan apa yang kamu lakukan?
Nyaris saja jantungku copot!”keluh Yuto
“Hahaha.. Aku copot saja
jantungmu..”
“eh? Kamu ingin membunuhku?”
“Tidak, tidak.. aku bercanda!”
Aku tertawa akan ekspresi mereka.
Tapi ada satu orang yang membuatku tertawa hebat. Yuyan.
“Yuyan! Apa yang kamu lakukan sampai
terpojok seperti melihat kecoa saja!”
“Aku harus meditasi dulu!”
“Hee? Meditasi?”
“Jantungku copot!”
“HA? Sudah copot?”
“Belum, Tapi menggantung!”
“Hee.. Jantung menggantung ya?”
Yuyan lucu sekali.
Beberapa staff memasuki ruangan
kami. Mereka semua staff yang mengurus pekerjaan kami. Sepertinya hari ini ada
pemotretan..
“Hari ini kita ada pemotretan untuk
majalah. Setelah itu kita latihan vocal!” tegas Staff
Perkiraanku benar! Aku harus
melakukan yang terbaik!
“Lokasi pemotretan Outdoor.. jadi,
kita harus segera berangkat!”
Outdoor?! Pasti menyenangkan sekali!
Pasti udaranya sejuk! Kami semua segera bergegas menaiki mobil milik agency
kami menuju tempat lokasi.
Kenapa? Kenapa sosok Yamada Ryosuke
menghilang? Aku kembali menjadi diriku yang selalu terdiam. Kenapa? Kenapa
disaat seperti ini? Sebelum tiba di lokasi sosok Yamada Ryosuke harus datang.
Aku terduduk diam dikursi mobil.
Pikiranku kembali kacau. Bagaimana ini? Sosok Yamada Ryosuke belum kunjung
kembali. Pikiran gila ini menghantui diriku lagi. Apa yang harus kulakukan? Aku
tidak mungkin difoto dalam keadaan murung seperti ini. Apa yang harus
kulakukan?
“Yama-chan?” Aku tersentak kaget
melihat Yabu didekatku.
“Ah.. Yabu..”
“Ada apa Yama-chan?”
“Ah.. iie..”
“Tanganmu gemetaran..Apa kamu
sakit?”
“Tidak. Aku baik baik saja..Aku
sehat.”
“Jangan memaksakan diri.”
“Un..”
Aku sehat. Aku sehat. Aku baik baik
saja. Aku tidak memaksakan diri. Ah.. Ayolah.. Kenapa sosok Yamada Ryosuke
tidak kunjung kembali? Apa yang sebenarnya terjadi? Ah.. Pandanganku buyar..
*bruk* Sepertinya aku terjatuh. Aku harus bangun. Kepalaku pusing memanas tak
mau merespon usahaku. Aku berusaha memasang telinga dengan benar. “Ya..-ma...-
da..-” Sekarang, mataku,telingaku,dan badanku tidak meresponku. Aku mati rasa.
*
* * * *
Aku membuka mataku perlahan-lahan.
Aku berusaha mengamati sekitarku. Aku berusaha membuka kesadaran total dalam
diriku. Dimana aku? Bukankah aku tadi menuju lokasi? Apa yang terjadi
sebelumnya?
Aku berusaha bangun dari tempatku.
Tapi, seseorang menahanku, “Otou-san?”
Aku terkejut melihat sosok Otou-san
di sampingku menahanku berdiri.
“Istirahatlah terlebih dahulu..”ujar
Kaa-chan
Mendengar perkataan Kaa-chan aku
mengembalikan dalam keadaan istirahatku sebelumnya.
“Apa yang terjadi?”
“Kata dokter, kamu terlalu banyak
memikirkan hal sampai-sampai istirahatmu kurang dan kamu roboh”
Aku terkejut kaget, Kenapa aku bisa
roboh? Sekarang aku hanya bisa terdiam, Jika seperti ini pasti mereka semua cemas
padaku. Apa yang aku pikirkan sampai setumpuk pikiran membuatku roboh? Aku
berusaha mengatasi semua pikiran itu. Seharusnya aku tidak terlalu memaksakan
diriku. Kenapa aku sebodoh ini? Apa yang harus kulakukan?
“Gomene(=maaf) Aku tidak mengatakan
ini pada kalian semua.” Aku menyesal atas ulahku. Aku berusaha menghindar dari
mereka Tapi, semua itu percuma. Itu lebih membuat mereka cemas.
Aku takut mereka cemas padaku. Aku
tidak ingin semua orang mencemaskanku. Aku tidak butuh rasa empati dari orang.
Aku bisa menangani masalahku sendiri. Aku bukanlah anak anak lagi. Aku sudah
dewasa. Aku tidak butuh empati.
Tapi.. di sisi lain aku membutuhkan
empati. Aku takut berada di kesunyian karena aku benci kesendirian. Bila aku
sendiri aku takut banyak pikiran negatif masuk ke dalam pikiranku. Akhir-akhir
ini aku selalu mudah berpikir negatif dan banyak pertanyaan gila yang memenuhi
diriku.
Aku tidak tau kenapa itu terjadi.
Aku tidak bisa menyelesaikan semua masalah yang biasa kutemui. Kenapa? Kenapa
aku sering menjadi ‘bukan diriku’ kenapa perasaanku hampa? Aku yang sekarang
bukanlah Aku, Yamada Ryosuke. Dimana dia? Dia pergi? Sebenarnya apa yang
terjadi. Akhir-akhir ini aku bukanlah Yamada Ryosuke. Kapan dia kembali?
Sekarang tubuh ini dipenuhi ketakutan akan hal-hal yang begitu saja muncul.
Dokter memasuki ruang tempatku
berada sekarang. Dia menghancurkan kesunyian tempat ini. Kemudian di
memeriksaku dan dia mempersilahkanku pulang.
“Otou-san..”
“Hm..?”
“Aku nanti menyusul..”
“Kamu harus istirahat Ryo!”
“Aku mengerti, Tapi kumohon..”
“Baiklah pulanglah sebelum pukul 6
sore!”
“Un!”
Aku berjalan ling-lung tanpa arah.
Pikiranku kacau. Bagaimana ini? Kenapa sosok Yamada Ryosuke belum kembali?
Tanpa kusadari aku melewati jalan menuju resto penemuan kami ber-10.
Apa sebaiknya aku mampir mampir
dulu? Aku ingin memasuki resto itu tapi aku melihat Dai-chan dan Chinen datang
dari arah berseberangan dariku. Aku segera lari bersembunyi. Dan mereka
memasuki resto tersebut.
Sebenarnya kenapa aku bersembunyi?
Ini bukan aku! Kenapa aku lari dari kenyataan? Aku melihat jam tanganku yang
menunjukkan pukul 05.47 sore. Aku harus pulang! Aku melewati resto itu. Aku
tidak percaya akan apa yang kulihat. Pertama kalinya aku berusaha meyakinkan
aku salah. Tapi apa yang aku lihat itu benar. Aku melihat mereka ber-9 makan
bersama dengan gembira dan riang menghiasai wajah mereka.
Kenapa? Kenapa mereka tidak
mengajakku!? Mereka tidak mengajakku. Tapi, kebahagiaan tetap menghiasi mereka.
Kenapa ? Aku masih tidak dapat mempercayai. Kenapa aku sendirian? Aku takut
sendirian. Aku tak menyadari air mataku mengalir membasahi pipiku. Aku berusaha
menghapus air mataku dengan jas yang kukenakan dan aku segera berlari kencang
meninggalkan semuanya.
Aku memasuki rumah dan segera
memasuki kamar tanpa berhenti menangis. Aku mengunci pintu kamar. Sekarang aku
bisa menangis? Aku terduduk bersandar. Pandanganku buram akan cobaan ini. Apakah mereka tidak menganggapku? Menangis
dalam kesunyian, menutup ketakutanku dengan menangis.
*piip*
Aku segera menghapus air mataku dan
segera meraih ponselku.
Incomming Call
Yabu
XXX-XXX-XXXX
Yabu? Ada apa? Aku menerima telepon
tersebut.
“Moshi-moshi(=Halo) Yamada!”seru
Yabu disebrang sana
“Ada apa?”
“Bagaimana keadaanmu?”
“Lebih baik”
“ou.. Souka..um..besok Kita ada
latihan..bisa-kan?”
Apa yang harus kujawab? Aku tidak
tau apa yang akan terjadi. Tapi, aku sempat menunda pekerjaan. Jadi aku harus
melunasi itu.
“Ah..Besok aku datang.”
“OK Jyaa.. Oyasumi..”
“Oyasuminasai..”
Aku mengakhiri hubungan dengan Yabu.
*pip* . . . *pip* . . . *pip*
Apa ini? Aku membuka Handphoneku dan
melihat beberapa sms dan e-mail masuk. Apa-apa an ini? Aku membuka satu per
satu.
_-_-_
Bagaimana
keadaanmu? Lebih baik? Atau kurang baik? Aku kaget saat kamu tiba tiba ambruk.
Tapi, semoga keadaan sehat selalu! Sampai bertemu besok!
Ganbatte(=Berjuanglah)!
Yuto
Bagaimana
keadaanmu sekarang ini?
Kuharap
semua keadaanmu bertambah baik dan dapat menyanyi dan menari bersama kami
semua. Jaga kesehatan selalu! Ganbatte,Sampai bertemu besok!
Keito
Yama-chan
kenapa tadi ambruk?
kata
dokter yama-chan lelah.. Sampai bertemu besok!
Jaga
kesehatan ya \(^0^)/Ganbatte!
Ryuu
Hey!
Punyu kinchi!
kenapa
roboh? Apa karena kelembutan punyu Kinchi?
Jangan
memaksakan diri ya :p Sampai bertemu besok!
Ganbatte!
Hikaru
Yama-chan
apakah kamu baik baik saja?
kami
ber-9 sempat panik saat kamu roboh dihadapan kami.
Jangan
terlalu memaksakan diri. Jangan terlalu lelah. OK
Sampai
bertemu besok!
Ganbatte!
Inoo
Kenapa
kamu roboh? Aku pikir kamu akting di depan kami loh.
Ternyata
kamu roboh ya.. Kondisimu kurang bagus?
Jangan
terlalu memaksakan diri. Jaga selalu kesehatanmu.
Sampai
bertemu besok!
Ganbatte!
Yuya
Hey!
Yamada! Bagaimana keadaanmu? Aku harap baik baik saja! Kami semua khawatir padamu.Jadi
jangan memaksakan diri lagi ya! Ganbatte(=Berjuanglah)! Sampai bertemu besok
latihan.
Daiki
‘Apa yang kupikirkan?’ Aku terdiam
dalam diriku. Seharusnya aku lebih berpikir positif. Diriku penuh akan emosi
yang menghancurkan kesabaranku. Karena itu aku sering berpikir negatif kan?
Kapan aku mulai berpikir negatif? Sejak kejadian ‘itu’ kah? Tapi, setelah
membaca pesan pesan tadi, aku merasa ringan. Yah.., tenang. Sebaiknya aku
tidur, besok aku ada latihan.
Aku beranjak ke tempat tidurku,
Meletakkan ponselku di meja sebelah tempat tidurku. Kupejamkan mataku dengan
tersenyum. Tunggu. Aku membuka mataku kembali menyaksikan kamar yang gelap.
Kenapa ‘dia’ tidak memberiku pesan atau-pun email? Dia marah padaku ya? Apa
sebaiknya aku minta maaf padanya? Dia.., Temanku kan? Aku tersenyum kecil
membayangkan apa yang barusan kukataklan tadi. Tentu saja dia temanku.
Baiklah..kucoba minta maaf padanya besok. Semoga besok hari yang cerah. Aku
kembali menutup mataku dalam kelelapan yang kurasakan.
*
* * * *
*kring*
Uhm? Berisik sekali. Aku mengambil
penyebab kebisingan pagi ini. Aku meraihnya, kuharap benda itu bisa diam tapi
dia membuat tanganku bergetar. Sialan!! Nyaris kulempar benda itu jauh jauh,
Tiba tiba “Itte!” Kenapa aku jatuh dari kasur lagi? Apakah ada moster.. eh
nee-chan disini? Aku mengkoreksi kamarku dan tak menemukan nee-chan. Jangan
jangan penghuni kamar ini marah padaku ya? Iih.. Serem.. *kring* “. . .” Benda
sialan ini! Kubuang saja! Aku meraih benda sialan itu dan nyaris kubuang
melalui jendela kamarku. Tunggu! Ichigo(=Strawberry)~! Ahh.. Aku lapar..
Ternyata aku tidak berhasil membuang benda sialan tadi.
Aku keluar dari kamarku dan menuju
ruang makan. Kenapa? Tentu saja aku lapar setelah melihat strawberry tadi.
Brr.. kenapa dingin sekali? Aku rasa di kamarku tidak sedingin ini. *JDARR..*
EH!? Bunyi apa itu terdengar menggelegar seperti petir. Aku membuka tirai yang
menutup jendela ruang tengah “Hujan!?” Aku mengamati bagian luar rumah dan
hujan yang deras.
“Ryo! Makan” seru nee-chan
“Makan?”
Sesampai di ruang makan aku melihat
sepotong kue strawberry yang kelihatan lezat. “Strawberry Cake!” seruku
terduduk di depan kue itu.
“Eit.. ini punyaku..”seru nee-chan
mencuri strawbeey ku
“Eh..? Dimana punyaku?”
Ichigo oh, ichigo.. dimana milikku.
Aku melihat nee-chan makan kue itu dengan lahap. Ah.., seharusnya kumakan
langsung kue tadi!
“Hei.. tak sopan melihat seperti
itu!”
“Tapi, aku mau..!Berikan aku
strawberrynya~”
“Kore(=ini)” Kaa-chan meletakkan kue
strawberry yang lebih besar di depanku
“Kaa-chan..”
“Makanlah itu bagianmu..”
“Bagianku?” Aku melihat dapur yang
berantakan
“Kaa-chan membuatnya?”
“Ya. Sekarang makanlah.”
“Un. Aku akan membantu kaa-chan
membereskan dapur”
“Tidak..Bukankah kamu ada latihan
lagi?”
“Iya..,”
“Makan kemudian berangkatlah sebelum
hujan makin deras”
Hee.. Aku nyaris saja lupa hari ini
hujan. Yah.. Jadi aku harus hujan-hujanan...
“Hatchii..” Aku tak menyangka udara
dingin ini dapat menggelitik hidungku. Dingin sekali udara pagi ini. Aku harap
hujan cepat reda dan kehangatan mengusir kedinginan. Kali ini aku benar benar
susah menyantap kue strawberry buatan Kaa-chan.
Tiba tiba Otou-san memberikanku
sebuah mantel dari belakang tempatku terduduk. “Otou-san..?” Aku memalingkan
pandanganku menuju padanya.
“Kenakanlah ini.Udara diluar
dingin.” Jelas otou-san padaku. “Aa.. wakarimasita(=aku mengerti)!” Aku
melanjutkan makan mengenakan mantel pemberian otou-san. Tiba tiba nee-chan
angkat bicara.
“Hey! Ryo! Bagaimana dengan jam
tadi?”
“Jam?”
“iya.. jam bergambar strawberry..”
“Ah.. Jam itu..”
“Itu pemberianku! Agar kamu tidak
kesiangan lagi.. Baguskan ideku!”
“Bagus apanya! Aku terganggu dan
nyaris saja kubuang benda itu!”
“He?! Kamu membuangya?”
“Tidak.. Aku gagal saat melihat
ichigo di dalamnya..”
Setelah menghabiskan kue dari
Kaa-chan aku pergi mandi menggunakan air hangat. Aku pergi keluar dari kamar
mandi setelah selesai mandi. Aku memasukan ponselku kedalam tas anti air
beserta hal-hal penting lainya.
“Derasnya..” Gumanku membuka pintu
bermaksud keluar. Melihat payung yang sudah tergeletak di dekat pintu aku
mengambilnya dan membukanya. Ibu menghampiriku.
“Sudah mau berangkat??”
“Ya.. Aku berangkat dulu..”
“Hati-hati ya..”
“Hai..”
“Ah.. Pulanglah sedikit pagi!”
“Kenapa?”
“Ibu ingin bertemu dengan teman
temanmu. Jadi panggilah mereka kerumah”
“Ho.. Baikalh..Aku pergi”
“Ya, berhati hati lah..”
Dengan sebuah payung di tangan, aku
berjalan menuju tempat latihan. Menggunakan mantel pemberian Otou-san membuatku
lebih hangat. Tapi, seiring berjalanya waktu, tanganku terasa membeku. Aku
menukar tangan pada payungku. Aku menggenggam tanganku agar tanganku tidak
terasa membeku.
Seiring kuikuti jalanku, di inggir
aliran sungai. Saat kulalui jalanku, Mataku menyorot seekor anak anjing kecil
terhanyut di sungai itu. Banyak orang yang tak memperhatikan anak anjing tadi.
Rasanya aku ingin sekali menolongnya. Tapi.., Aku melihat tanganku untuk
melihat jam. Sayang, jam yang biasa kukenakan tertinggal dirumah. Aku segera
mencari jam yang biasa dapat ditemukan ditempat tersebut. Aku berpaling tepat
pada sebrang tempatku dan mendapat jam.
Melihat pukul yang sekiranya cukup
untuk menolong anjing itu, aku segera pergi ke tempat anak anjing tadi berada.
Aku mencari keberadaan anak anjing tadi. Aku mendapatkan keberadaanya yang
sedang tersangkut di beberapa ranting pohon yang ikut terhanyut. Segera kucari
alat bantu untuk membantu anjing itu kembali ke daratan.
Tapi aku tidak dapat menemukan benda
satu-pun. Kepalaku diselimuti perasaan bimbang. Ayolah hanya ada satu
pertanyaan sekarang. Sekarang apa yang akan kulakukan untuk seekor anak anjing
itu? Membiarkanya? Tidak. Aku ingin menolongnya! Apa-pun caranya! Tapi
bagaimana? Tiba tiba saja aku berpikir sangat aneh. Semakin lama
ranting-ranting itu tidak kuat akan arus yang semakin besar dan kuat.
Tidak ada waktu lagi! Aku
mengayunkan payungku ke bawah tepat ke arah sungai. Aku berpikir payung itu
dapat dijadikan semacam perahu. Ayolah cepat! Ranting ranting itu mulai
terhanyut. Anak anjing itu ikut terhanyut mengikuti iringan deras air. Dengan
cepat aku menahan tepat dibagian anak anjing tersebut, Akhirnya ia dapat
tertahan dangan payungku. Aku berusaha mengambilnya dengan cara menyendok.
Akhirnya anak anjing itu selamat. Aku menaruhnya di tanah.
Setelah aku berhasil aku baru
menyadari mantel dan juga bajuku basah. Apa yang harus kulaku-kan? Aku melihat
jam terdekat. Waktuku sudah tipis! Astaga! Aku pasti terlambat! Aku berlari
kembali mengambil langkahku. Melipat payungku sambil berlari. Saat kuberlari,
aku mendengar suara seperti.. suara anjing?! Aku memeriksa bangian belakang.
APA!? Anjing itu mengejarku?! Atau jangan jangan anjing itu sedang bermain
dengan derasnya air lalu saat aku menolongnya dia marah, lalu mengejarku? Atau
jangan jangan dia bermaksud mencuri strawberry dari tasku!? “Aaa!! Jangan!
Jangan! Jangan ikuti aku!” Pikiran apa tadi konyol sekali. Tapi, bagaiman
dengan pikirann yang ke dua? Itu bisa,kan?
Aku berlari dengan diselimuti hujan
yang deras. Kulihat aku sudah sampai di tempat tujuanku. Kakiku lemas. Aku
menunduk lemas karena lelah. Tapi, tiba tiba anjing itu bersender pada kakiku.
“Uwaa!!” Aku tersentak kaget. Aku membawanya ke tempat teduh. Aku membuka
tas-ku. “Ini. Kuberikan strawberryku. Pergilah! Jangan ikuti aku lagi.”
Apa respon dari anjing ini? Dia
mendorong tanganku dengan kepalanya. Eh? Apa maksudnya? Kamu tidak mau?! Lalu
kenapa dia masih mengikutiku. Dia kembali menyandarkan kepalanya pada kakiku.
Hm.. “Hei.. Kamu ingin aku merawatmu?” kenapa aku bicara kepadanya? Apa responya?
Dia memeluk kakiku. Astaga.. Aku memasukan strawberryku kembali kedalam tas.
Memangnya boleh aku membawa hewan ke
sini? Apa dia kubiarkan diluar? Tapi, dia pasti membuntutiku lagi! Baiklah akan
kubawa dia masuk!
----
Tubuhku berat, bajuku basah. Aku memasuki
ruangan bersama staff. Kemuadian staff pamit padaku. Aku membawa masuk anjing
itu dalam pelukanku.
“Yama-chan kenapa kamu?” sambar
mereka
“Um..Aku..”
“Tunda dulu ceritanya. Aku cari
handuk dulu.” Sela Yabu
“Akan aku carikan baju ganti.” susul
Inoo
“Aku carikan penghangat ruangan..”
lanjut Daiki
“Lantainya basah.. Aku cari kain pel
sebentar ya..” seru Ryu meninggalkan
“Yama-chan aku bawa kandang kecil..
bagaimana jika anak anjing itu diletakkan disitu..?”Tanya Yuto padaku
“Sepertinya usul yang bagus..”
“Aku ambil dulu ya.. Keito bantu
aku.”
“Mau minuman hangat? Aku ambilkan
ya..”hikaru pergi
“Aku mau tidur...”rengek Yuya
“Yuyan! Bantu aku!”Seru Yabu dari
balik pintu
“Mm.. Aku bantu Dai-chan
dulu..!”seru Chinen melepas earphone pergi
Sekarang aku sendirian. Mereka
menghindariku ya? Pikiran aneh apa lagi sih?! Ayolah barusaja kembali, jangan
pergi..kumohon. Anjing tadi kupeluk erat dalam pelukanku. Aku ingin menangis..
Tapi, memalukan sekali! Aku menaruh tas-ku dekat sofa. Tak sengaja kulihat
ponsel Chinen menyala memutar lagu. Aku meraihnya berusaha mematikan lagu
tersebut. Kulihat layar ponsel itu. Astaga.. Arashi songs? Aku menggeleng geli.
Tanpa sengaja aku membuka..
Eh? 6 pesan draff sms dan 11 pesan
draff e-mail? Untuk siapa? Eh! Aku? 17 draff ini!? Apa dia gila? Aku membacanya
satu per satu. Sebenarnya dari 17 draff itu hanya 1 inti.. dia ingin minta maaf
padaku.
“Ah~ Dai-chan sialan! Dia
mengusirku!”suara memasuki ruangan
Aku tersentak kaget dan segera
memalingkan tubuhku. “Chinen..?” Dia disini? Wajahnya tertutup melihatku.
Keringat dingin juga mulai menyertainya. “Yama-chan..?” dia berusaha bicara
mendekatiku. “Itu ponselku’kan?” tanyanya menunjuk ponsel yang kupegang. “Ah..
um.. Gomene.. Kore(=ini)..” Aku menyerahkan ponsel miliknya. Dia menerimanya
sedikit kaget. Ah! Aku lupa mengeluarkan draff tadi! “Kamu membacanya?”
tanya-Nya serius. “Hai.. Gomene..” Aku menyesal. “Ah.. Iie..”jawabnya. Dia
menuju pada pojok ruangan dan duduk memalingkan mukanya padaku. Aku berusaha
mendekatinya untuk minta maaf sekali lagi. Aku mendekatinya.
“Ano.. Gomen..Gomenasai Yama-chan..”
Chinen angkat bicara
“Eh?”
“Seandainya aku tidak emosional
waktu itu.. ”
“Jadi kejadian itu..”
“Aku dengar dari dokter.. yama-chan
ambruk karena banyak pikiran’kan? Lalu aku mencoba bertanya pada kakakmu.
Ternyata akibat kata kataku..”
“Chinen..”
“Gomen! Emosiku terlalu besar..
gomene..”
“Chinen.., Gomen aku juga kurang
sabar.. Ego ku juga sedang membesar..”
“Tapi, ini semua salahku.. Gomen..
Ini semua salahku..”
Aku mulai mendengar suaranya yang
mulai terpatah patah. Dia menganggap dirinya adalah dia yang paling bersalah.
Sebenarnya aku tidak tau siapa yang bersalah. Aku juga sering menyalahkan
diriku. Tapi, mungkin aku yang salah.
“Chinen.. Semua ini salahku..”
“Iie! Ini salahku!”
“Ini salahku Chinen!!”
“Tidak! Tidak! Tidak Yama-chan!
Kata-kataku membuatmu jatuh sakit. Semua ini salahku! Semua salahku!”
Aku berjalan mendekatinya dan
berdiri tepat di belakangnya. Kulihat wajahnya penuh dengan air mata. Jangan!
Jangan menangis. Aku tidak tega melihat wajahnya yang menangis. Dia selalu
mempunyai senyuman terang di hari hari. Apa yang harus kulakukan..?
“Chinen.. berhentilah menangis!”
“Tidak.. ini semua salahku!”
“Chinen!! Kumohon berhentilah menangis!
Baiklah ini semua salah kita! Kita terlalu melebihkan perasaan kita! Maka,
berhentilah!”
Aku memutar badannya. Refleks aku
memeluknya dan ikut menangis..
“Yama-chan kau menangis? Kumohon
jangan menangis!”
“Jika kamu berhenti, aku juga akan
berhenti!”
Dia menghentikan tangisanya dan
diam. Beberapa menit kemudian kami terduduk di lantai. Aku melihat bajunya yang
basah.
“Chinen.. bajumu basah.. Gomene..”
“Aku bawa baju ganti kok.. tenang
saja..”
Sebenarnya mereka semua kemana sih?
Pikirku menuju pada 8 manusia itu.
“Yama-chan aku minta maaf atas semua
yang telah terjadi.. Apakah kamu memaafkanku?”Chinen angkat bicara
“Ya.. Aku sudah lama memaafkanmu..”
jawabku tersenyum
“Uhm.. Ngomong ngomong mereka kemana
sih?” tanya Chinen
“Iya.. Apa yang mereka lakukan?”
*grek* *BRUK..*
“Hyaa!! Pintunya terbuka!”Seru Yuyan
tertindih
Apa yang kulihat? Apa? Mereka semua
ternyata bersembunyi dibalik pintu!
“Hey.. Apa yang kalian lakukan?
Menguping kami?”kukatakan sedikit kesal.
“Hh..hh.. JADI INI TUJUAN KALIAN?”
seru Chinen membala
Aku bingung tapi, tujuan katanya?
Hah? Tujuan? Tujuan apa?! “Tujuan apa?” tanyaku. Yabu menarik Chinen. “Iie..
Bukan apa apa..”jawab Dai-chan
“Kita latihan sekarang ya.. ini
handuknya.. Gantilah dengan baju ganti itu. Chinen! Kau juga ganti!” Paksa Yabu
Tanpa pikir panjang kami-pun
berganti pakaian. Kami memulai latihan dengan berat. Tapi dengan keseriusan
kami,latihan cepat selesai~ Selesai latihan aku menggendong anjing tadi yang
sekarang menjadi miliku. Aku keluar dari tempat latihan. Ah! Nyaris saja lupa!
Aku kembali pada semuanya. “Minna, hari ini ibuku mengundang kalian semua
datang kerumahku. Kalian mau datang?”
“YA.” Mereka semua menjawab kompak.
“Baiklah.. aku tunggu ya..”
Kami semua berjalan kerumahku dengan
dua buah kaki. Cuaca sudah membaik, lebih tepatnya cahaya matahari sudah
terbuka. Aku berjalan menuju rumah bersama mereka, walau terlihat seperti
gerombolan apa saja. Dalam perjalanan kami, dipenuhi canda dan tawa. Sekarang
kurasakan sosok Yamada Ryosuke telah kembali.
Setiba dirumahku, Aku disambut oleh
nee-chan. Tapi,
“kau sudah pulang? Anjing siapa itu?
Ibu! Ryo bawa temanya..”
“Tentu saja aku sudah pulang! Ragaku
disini! Ini anjing yang kupungut..”
“Heh.. kamu memungut anjing? Ah!
Ajak dia main dikamarmu sana!”
Nee-chan mendorongku dengan paksa
masuk kekamarku. Aku melihat peralatan anjing sudah disini. “Sudah kusiapkan
air didalam kamar mandi kamarmu! Kau bisa membersihkanya!” serunya dari balik
pintu. Aku terdiam dan ternyata kupatuhi apa yang dia katakan. Aku memandikan
anjingku. Setelah selesai mengurus anjingku. Aku berencana meneguk segelas air.
*grek* Loh? Kok kenapa? *grek* aku berusaha membuka pintu, Tapi sama sekali
tidak dapat kubuka! Jangan-jangan aku dikunci? “Nee-Chan!!!” Aku berteriak memukul
pintu kamar. “Tunggulah dikamar~” jawabnya. APA!? Aku dikunci!? Aku salah apa?!
Aku tidak dapat berkata apa apa. Aku
terduduk. Apa yang dipikirkan Nee-chan?
Apa dia gila? Berapa lama aku
dikunci? Aku menatap jam tepat depan mataku. Terdiam menunggu. Kupeluk
anjingku. Sepertinya dia mengetahui aku sedang bosan. Apa yang harus kulakukan
disaat terkunci ini? Pandanganku kabur dalam kesunyian. Tanpa sengaja aku
mengenang kejadian hari hari lalu. Aku merasa diriku waktu itu bodoh sekali.
Tapi, bagaimana dengan kejadian di resto itu? Apa mereka melupakanku sesaat? Ah
tidak! Jangan berpikir seperti itu! Tapi, semakin dipikir terdapat kemungkinan
mereka menjauhiku. Kebahagiaanku buyar. Dalam keheninganku, aku mendengar
mereka tertawa. Kenapa mereka tidak menolongku? Apa mereka tidak peduli padaku?
Terdiam aku di tengah kesunyian. Pikiranku kosong. Menurutku, kekosong lebih
baik daripada hal gila yang kupikirkan dulu.
Hening dalam pikiran. Ayolah..,Sudah
2 jam lebih dikamar. Jika aku sendiri, pasti pikiran gila ini akan datang
menghampiriku. Kenapa hatiku resah sekarang? Kenapa tiba tiba pikiranku
dipenuhi akan kepergian mereka dariku? Kenapa aku merasa takut sesaat? Aku
takut mereka meninggalkanku. Aku selalu merindukan mereka disaat aku sendirian.
Mereka selalu menghiasi hari hariku. Aku tidak bisa bergantung terus menerus
pada mereka. Tapi, aku tidak bisa tanpa mereka. Kumohon kuatkanlah diriku.
Sekejap muncul bayangan yang menjengkelkan! Kenapa bayangan itu muncul? Aku
menangkap bayangan dalam pikiranku. Bayangan dimana kita terpisah jauh.. Jangan
kumohon aku tidak sanggup sekarang.
*cekrek* Kudengar seseorang
membuka-kan pintu kamarku. Aku segera beranjak dari posisiku. Kudapatkan
Nee-chan di depan kamarku.
“Nee-chan! Apa yang kau lakukan!?”
“Sini!”
*prang*
"Apa itu? Piring pecah?"
"Tidak!! Sini cepat!"
Aku mematuhi apa kata Nee-chan. Aku
mendekati Nee-chan dan Eh? Kenapa tiba tiba gelap? "Nee-chan?"
"Ikut aku" ujar Nee-chan
menariku.
Apa yang dilakukannya? Beberapa
langkah yang kulalui terhenti. Sebenarnya apa salahku?
"Bukalah matamu!"Ujar
Nee-chan berbisik padaku.
Saat kulepas penutup mata pengganggu
itu. Kulihat cahaya bintang yang terang, berada di tebaran bunga. Taman.
"Indah sekali.." Aku
terpaku akan keindahan itu
Aku berjalan mengelilingi taman itu.
Dimana ini? Apa ini diluar kamarku? Aku memalingkan pandanganku dan kulihat
rumahku yang dekat dengan taman ini. Aku punya taman? Sejak kapan? Aku
melanjutkan langkahku. Tiba tiba, seseorang menutup mataku. Menutup lagi? Aku
pasrah sekarang.
"Kenapa lagi?"
Tanyaku
"Sabar Yama-chan"
Ini Chinen-kan?Apa yang dia lakukan?
"1,2.. " Aku mendengar
mereka semua mengatakan itu.
"Apa?!" Tanyaku bingung
"3!!!.." Pandangan mataku
terbuka dan kulihat sebuah cake yang terbilang lumayan besar tepat didepanku.
'山ちゃん Happy Birthday' Astaga? Namaku? Kenapa?
“Happy Birthday Yama-chan!!” seru
mereka semua
Kaa-chan, Otou-san dan Nee-chan
datang memelukku. Aku memeluk mereka. Menangis dalam kerinduan. Aku tak menduga
keluarga dan juga temanku merayakan hariku. Setelah mereka melepaskanku, Aku
disambar dengan mereka ber-9. Aku terkejut. Tapi, aku membalas pelukan mereka.
Senyum dan bahagia yang kukeluarkan. Tapi, Ini tanggal berapa? Apa benar
tanggal 9? Aku berusaha mengecek tanggal. Eh? Ini tanggal 8 'kan?
"Anoo.. Ini tanggal 8
kan?"
"Sehari lebih cepat baik
kan?" Jawab mereka semua
"Tapi, Umurku cepat
bertambah.."
"Tambah umur bagus kok!"
Baiklah.. Mereka semua menang. Tapi,
sebentar lagi tanggal 9, tak lama lagi.
"Yama-chan! Potonglah kuenya!”
Seru Yabu memanggilku
Hee.. Potong kue..aku memotong kue
tersebut. Mengambil potongan pertama.
"Nah, sekarang pada siapa roti
itu kau serahkan?" Tanya Otou-san padaku.
Tunggu.. Kue pertama tentu untuk
orang yang paling kita sayangi'kan? Siapa? Teman atau keluarga?
"Cepatlah pilih.."Lanjut
Yabu
Aku bingung. Aku mulai menggerakkan
tanganku menuju.. *Hap* aku memakan kue itu. Mereka semua bingung melihatku.
"Untuk siapa, Ryo?" Tanya Kaa-chan
"Karena aku melahapnya tentu
saja untukku” jawabku menghindar. Apa boleh buat, aku bingung memilih mereka
jadi kupilih saja diriku! Apalagi strawberry yang kulahap tadi besar.
Tiba tiba mereka semua tertawa. Aku
salah? Aku Benar kan?
"Bagaimana rasanya?"Tanya
Yabu
"Rasa? Lumayan.. Sedikit lebih
manis dari biasanya"
"Benarkah?"
"Iya, Kenapa?"
"Sebenarnya kue ini kami yang
buat! Kami berpikir pada ulangtahun ke-19mu kami membeli. Nah, sekarang
'Bagaimana jika kita yang bikin'? Karena diantara kami tidak begitu bagus
mendapatkan pembuatan kue, jadi kami belajar membuat kue!"
"Belajar? Dimana?"
"Kau tau resto yang kita
temukan'kan? Kupikir resto itu dapat membantu kami. Jadi, setiap selesai
latihan kita mampir ke resto itu untuk belajar membuat kue!"
"Sampai seperti
itu'kah?"aku terharu
"Ya! Diantara kita, Chinen yang
selalu gagal! Dia selalu belajar setiap saat!"Sela Yuto
Chinen? Jangan-jangan waktu itu
karena ini?
"Kami sepakat tidak mengatakan
tentang ini! Dan juga melarangmu ke resto itu! Tapi, Dai-Chan membawamu ke
sini!"Seru Inoo
"Itu Bukan aku! Itu Yama yang
mengajaku!"Daiki membela diri
"Sudahlah Dai-Chan
mengakulah..” desak Ryu
"Kubilang itu bukan
aku!"Daiki membela diri
Jadi itu sebabnya Dai-chan menolakku
mengajak makan di resto itu.
"Kami dengar kamu bertengkar
dengan Chinen'kan?"Tanya Yabu padaku dengan menarik Chinen
"Ah.. Iya sempat.."
"Tentu saja dia berusaha
mencari alasan untuk pergi ke resto itu! Jadi jangan bertengkar
lagi!"Balas Yabu
Chinen datang padaku. "Ya, itu
semua alasan, maaf jika alasan asal-asalan itu membuatmu bingung. Gomene."
"Sudah kubilang! Sudah
kumaafkan!"
Ternyata semua itu seperti ini!
Ternyata aku sering berpikir aneh!
"Ah!! Acara tiup lilinya! Aku
lupa menaruh lilin diatas roti!" Ujar Yuto panik
Mereka semua cepat cepat menaruh
lilin di sepotong kue.
"Tiuplah lilin tepat pukul
00.00!"
"Eh? 00.00?"
"30 detik dari sekarang!"
"Baiklah!"
"Jangan lupa buatlah harapan terlebih
dahulu!"
"Harapan?"
Aku berpikir akan harapanku.
Kurenungan kejadian selama ini, juga kejadian di kamar tadi. Aku tau sekarang!
"10..9..8.."
Aku berharap. . . .
"5..4..3.."
Kumohon. . .
"1!!.."
Kutiup api api lilin yang menyala.
Berharap harapanku terkabul.
Setelah meniup lilin tadi, mereka
semua langsung menghampiriku dan berseru 'Otanjoubi Omedetou(=Happy Birthday)
Yama-Chan' Aku senang mereka masih mengingat akan hari pentingku. Aku tidak habis
pikir jika mereka lupa. Tapi, kuharap semua terus mengingatnya. Dalam pelukan
mereka aku memandang bintang. Banyak bintang yang bertebaran diatas langit.
Mereka selalu bersama walau badai mencoba menghancurkan mereka. Tapi, itu
tidaklah hal yang dapat dilakukan pada badai. Tidak ada bintang yang sendirian.
"Minna.. Gomen.. Akhir-akhir
ini aku bukanlah Yamada Ryosuke"Mereka terdiam akan perkataanku
"Kamu bercanda? Bagaimana-pun
Yamada Ryosuke tetaplah sebagai Yamada Ryosuke!"Jawab mereka semua.
Otou-san, Kaa-chan,Nee-chan..
Arigatou(=terimakasih).. Arigatou..atas perhatian kalian..
"Minna.. Apakah kalian ingin
menjadi seperti bintang yang selalu menemani satu sama lain?"
Lagi-lagi mereka terbisu 'Apa
jawaban mereka'?
"Ya! Kami akan terus
bersamamu!"
"Arigatou ... Aku senang
sekali!"
Arigatou Minna.. Aku senang akan
kepedulian kalian padaku yang bodoh ini, juga atas perkataan dan keegoisanku.
Sekarang aku tau apa yang kuinginkan. Aku menginginkan kehangatan kebersamaan
mereka yang menyelimuti hari hariku. Selalui bersama dalam suka mau-pun duka.
*
* * * *
-END-
Anata no shiawase
arigatou(=terimakasih untuk senyumanmu)
Catatan Penulis :
Haii~ Terimakasih bagi yang telah
membaca FF ini. Maafkan aku bila terjadi kesalahan pengejaan >< Gomenne~
Untuk cerita ini aku membuatnya sepenuh hati >////< *Jadi cinta Yama* Aku
suka Yama! Setelah aku menonton Film nya 'Hidarima Tantei Eye' and 'Risou no
Musuko' Aa~ i want to be him!! XD Terimakasih ^^
Oh iya! Ada behind The Scenes(?)
yang aga Gaje mungkin XD
Douzou~
*Yang mau aja ^^*
-BEHIND THE SCENES-
8 personil Hey!Say!JUMP terdiam di
ruang latihan menunggu satu member, Yamada Ryosuke
Yabu : Yama-chan lama sekali!
Daiki : Dia kenapa sih
Keito : Jalan macet?
Ryu : Yama-chan jalan kaki biasanya!
Chii : Dia ketiduran mungkin!
Daiki : Chinen!Jujur saja kamu yang
ketiduran'kan!
Chinen : Tidak!
Yuto : Minna! Kita ngapain diam
terus?
(Yuyan lari dari pintu)
Hikaru : Yuyan! Darimana saja kau!?
Yuya : Gomen! Tadi aku ketiduran di
kamar mandi.
Chinen : Tuh, Dai-chan! Yuyan yang
ketiduran!
Yuyan : Ahaha.. Aku ketiduran..
Yuto : Kenapa bisa tertidur?
Bukankah kamu tadi di Yokushitsu(=bathroom)?
Yuyan : Iya.. Tapi aku bangun karena
aku berpikir untuk ulang tahun Yamada!
Yabu : Ah! Benar juga! Karena ini
telah menginjak bulan Mei!
Inoo : Apa yang akan kita berikan
padanya?
Yuyan : Aku tetap akan membeli kue!
Daiki : Modal mu kurang Yuyan!
Setidaknya ide lain!
Inoo : Ulang tahun ideal dengan
roti!
Yabu : Kalau begitu! Tahun lalu kita
membeli! Sekarang kita membuat!
Chinen : EH!? Apa Yabu-ku lupa aku
tidak bisa memasak?
Yabu : Kita belajar bersama!
Bagaimana jika di resto itu?!
Hikaru : Usul yang bagus!
Yabu : Kalian setuju?
Yuyan : YA! KITA SETUJU!
Ryu : Yuyan!! Itu pendapatmu!!
Yabu : kenapa Ryu?
Ryu : Bagaimana pembagian waktunya?
Yabu : Aku coba tanya pemiliknya.
Keito : Bagaimana jika setelah
selesai latihan kita ke sana?
Yabu : Baiklah! Aku hubungi resto
itu!
***
Yuto : Bagaimana?
Yabu : Pihak resto menerima kita!
Yuyan : YEI!!! *berlagak sepakbola*
Yabu : Pada hari ini Chinen mendapat
giliran dulu!
Chinen : Ore(=aku)!?
Yabu : Bukankah kamu tidak bisa
memasak? Setelah latihan pergilah! Jangan kabur!
Chinen : Baiklah..
Yabu : Soal ini jangan beritahu
Yama-chan! Jangan!
(Yama Datang)
Yama : Maaf aku terlambat!
(9personil itu berpura-pura latihan)
Yama : Aku taruh tas dulu..
-Latihan berlangsung&selesai-
Chinen : Aku pergi dulu
Yama : Tungguu Chinen! Kenapa kamu
sudah mau pergi? Cepat sekali! Lagi pula wajahmu pucat!
Chinen : Sudahlah! Lupakan aku! Aku
mau pergi!
Yama : Pergi kemana?
Chinen : *dalam hati* Resto!! Ini
semua gara gara Yabu demi Yama-chan!
Chinen : Aku lelah!
Yama : Kenapa kamu cuek begitu!
Chinen : Ya!
Yama : Kamu kenapa sih?
Chinen : Sebenarnya apa yang kamu
inginkan?!
(Yama berlari meninggalkan Chinen)
Chinen : Yama-chan!
-BEHIND THE STORY END-
BYE~! HAPPY BIRTHDAY TO YAMA-CHAN!
<3
No comments:
Post a Comment