Cast
: Yamada Ryosuke as Yamada Ryosuke
Yuri Chinen as little brother /
Chinen Ryosuke
Keito Okamoto as Yamada and Chinen
older brother / Keito Ryosuke
Okaasan ( Kaasan = Ibu) as Keito,
Yamada, and Chinen’s mother
Nakayama Yuma as Nakayama Yuma
Nakajima Yuto as Nakajima Yuto
Character
tambahan : Hikaru Yaotame, Inoo Kei, Takaki Yuya, All Jump Member
Genre
: Family, General, Comedy, Tragedy
Rating
: P-13
Length
: Series, 5 Chapter
Plot
: Timeless
Author
: Sanae Giichan
Twitter
: @anggraeniwindi_ ( Windi Risa )
Languange
: Indonesia
Ichiban
: Yamada Ryosuke, Daiki Arioka, Inoo Kei,
Reason
join this project : Because I want to participate ( this is my first time :D)
and because I want to celebrate Yama’s birthday !! ^^
Disclaimer
: I just own the plot
Summary
: Because of them, I have big powerfull
spirit. Because of them, I learn something in this live. Just because of them,
I have a bond with another. And because of them too, my live can be better~
Tidak ada waktu lagi, Miracle happen!!
A/N
: Maaf kalau aneh, gaje, but this ff for
Yama’s Birthday!! :D
***
“Yama-niichan!
Chotto matte!” teriak seorang anak lelaki dari arah belakang sambil mengikat
tali sepatunya yang terlepas.
“Chinen,
kau harus berjalan lebih cepat” balasnya seraya terus berjalan.
“Hup!”
Chinen menepuk pundak Yama dari arah belakang. “Apa yang menyebabkan hari ini
begitu dingin ya? Tanganku sampai menggigil nih.. brrr”
“Mungkin
karena sebentar lagi
mau musim dingin..” Yamada mulai menyeruput sisa es jeruk yang di beli di
warung pak Juminten.
Ditengah perjalanan dengan udara
yang cukup dingin menusuk tulang, dan bahkan membuat Chinen bersin-bersin
sampai 7 keliling (?)
“Eh,eh,
Chiiii— *ucap Yama dengan penuh penekanan*..
Coba lihat itu” kata Yamada antusias sambil menunjuk-nunjuk sesuatu yang tampaknya
dijual.
“Eng?
Maksudnya sarung tangan itu?” tanya Chinen lebih heran lagi.
“Iya,
bagaimana? Keren kan?”. Chinen melirik ke arah oniichannya yang satu itu.
Matanya membulat, dan berbinar-binar.
“Wuiiiihhhh???!
210 yen?? Tapi itu cukup mahal untuk sebuah sarung tangan.. niichan.” Perlahan-lahan ia mengatakannya, takut
mengecewakan perasaan Yama yang berbunga- bunga.
“Aku
akan coba minta okaasan..!!”
Wuuuuzz.. Yamada langsung menarik tangan
Chii “Onii— CHAAAAANN!!!!” dan melesat bagaikan roket yang terisi penuh bahan
bakar.
***
“Okaasan!.”
BRAAAK! Yama langsung mendobrak
pintu rumah dengan senyum mengembang memamerkan semua gigi-gigi kinclongnya. Rambut
Chiinen berubah menjadi acak-acakan karena saking kuatnya Yama berlari.
“Ah!
Yama Chinen.. Kaasan baru beli strawberry dan cheese shortcake tadi”
“Ha?!
Cheese shortcake?!!”
Cuing~ Chiinen langsung melompat ke
depan kulkas dan mendarat dengan berputar-putar seperti seorang ballerina. Tak
ketinggalan Yamada mengikuti di belakangnya dengan langkah yang tak kalah aneh.
Chinen lebih memilih memakannya di kamarnya, sedangkan Yama di ruang makan
sekaligus ada yang ingin ia bicarakan.
“Kaasan..”
Yama mulai membuka pembicaraan. “Aku melihat sebuah sarung tangan di toko”
“Lalu?”
“Aku
menginginkannya”
“Asalkan
tidak mahal, Berapa harganya..?
“210
yen”
“210??!
Tapi itu terlalu mahal Yama.. Kaasan tidak bisa membelikannya”
“Tapi
sebentar lagi sudah musim dingin bu, dan sarung tanganku sudah rusak tahun
kemarin..”
“Tunggulah
yama.. Sabarlah dulu”
“Baiklah,
bila Kaasan tidak mau membelikannya untukku!”
BRAK! Terdengar suara pintu yang
terbanting. Kaasan hanya diam saja melihat reaksi Yama. Tetapi ternyata ada
seseorang yang mendengar pertengkaran Yama dan Kaasan sedari tadi.
***
Bulan bintang nampak berkelip dengan
indahnya. Berdampingan memberikan hiasan pada langit yang gelap. Disamping Chii
ia merebahkan tubuhnya. Berusaha menghilangkan semua letih dan penat dalam
dirinya.
“Chi..
Kurasa aku salah pada kaasan..” kata Yama yang memasang ekspresi sedih.
“Aku
terlalu memaksakan Kaasan..”
Chinen
menghela nafas. “Daijoubu.. Semuanya akan baik-baik saja” Hibur Chinen yang
lalu memalingkan wajahnya. (nb: Daijoubu=
tidak apa-apa/ jangan khawatir)
***
Horikoshi gakuen…
“Aaaaarghhh!!
Kenapa sih Yama tidak mau mengerti dengan kondisi keluarga?!” teriak Keito yang
tiba-tiba emosi.
“Wow
wow.. Keito, kalau marah boleh sih.. tapi jangan pulpenku juga dong yang
dilempar-lempar!!” omel Yabu yang sedang meratapi kepergian pulpennya. “Oh
tidak, pulpen kesayangankuuu~ hiks hiks”
“Kau
sedang ada masalah ya?” tanya Daiki simpati.
“Yah..
Yama tidak pernah mau mengerti dengan keadaan Kaasan serta keluarga, ia
bertengkar dengan Kaasan tadi malam”
Seakan mengerti keadaan Keito,
“Aku yakin.. Yama pasti mengerti,
mungkin dia hanya terlalu berambisi kemarin malam..”
“……
Keajaiban ada dimana-mana” lanjutnya.
“……….”
Bruak!!
“Heeiii
semuaaa!! Ada perlombaan kontes membuat robot dan yang menang akan diundang ke
Osaka serta mendapat hadiah uang tunai!!” teriak Hikaru, Inoo, dan Yuya yang
lebih dikenal dengan sebutan Trio Ceking. Karena sama-sama CrEmpeng,
Kurus, dan tINGgiii~ *Wow*
“Hei,
Keito.. Kau mau ikut??”
***
“Tadaimaa~
“
Krik krik krik… Terdengar suara
sayap jangkrik yang saling beradu.
“Kemana perginya 2 gerangan bocah
itu?” gumam Keito. Keito kemudian melirik ke atas, terdengar
suara tawa samar-samar dari lantai dua.
“Baiklah
minna~ sepertinya 2 pengganggu kecil itu sudah tidak ada. Mari kita mulai
membuat~” ajak Keito memandu teman-temannya.
Beberapa menit di kamar Keito…
“HAHAHAHAHAHA..!!!”
Bak!
Buk! Duk!! Gubrak! Ketoprak!!!
“Wuaaah,
Keito apa itu tadi?? Gempa?! Oh tidaak~” Hikaru mulai melebay-lebaykan
aktingnya.
“Tentu
saja bukan Hikaru.. Hoi— Yama Chiii!! Apa yang kalian lakukan diatas sanaa?!!”
teriak Keito sambil menyodok-yodok atap kamarnya dengan gagang sapu.
Bruuaaak!!!
“Oh
tidak! Gempaaa!!! Mungkinkah… ini akhir dunia..?” Kata Inoo sambil memegang
kepalanya dan pingsan di pangkuan Yuya.
“Oh,
Inoo-chan.. Kumohon jangan ikut-ikutan Hikaruu!!” teriak Keito yang sweatdrop.
Ia tak mengira bahwa ujung nasibnya akan mengikuti kontes robot itu bersama
dengan Trio Ceking.
Yama’s
POV…
Barang-barang yang berserakan,
benda-benda berjatuhan, seprai yang awut-awutan, kamar yang mirip dengan kapal
pecah. Tetapi Chinen terus memukuli Yama dengan bantal gulingnya.
“Hyaaaaaat!!
Yama-niichan! Kau telah mengeluarkan kekuatan terbesarmu, dan sekarang
rasakanlaah ini!!” kata Chinen yang berpose ala Power Ranger
“Hyaaaaaat!!”
“Oh
tidaaak!” Yama berusaha menghindar tapi terlambat, Chinen sudah menindih tubuh
Yamada yang mungil itu.
“Yatta~!!!
Aku menang!”
DUAK!
Jreng…
“Apa-apaan ini?!” Keito membuka pintu kamar Yama Chii.
Jeng.
Jeng!! Jeng..!!! Keito kaget setengah mati melihat kamar Yama Chii yang
berantakan bagai kapal pecah. Bagaikan setelah dilanda putting beliung saja
tempat itu.
“Kalian
berdua, ayo cepat bersihkan kamar kalian sebelum kaasan pulang!!” perintah
Keito sambil menjitak kedua adiknya itu.
“I..iya
oniichan..” jawab Yama dan Chinen kompak. Yama mendapat 2 bakso di kepalanya,
dan chinen 3 bakso. Keito pada saat ituu.. terlihat sangat mengerikan dan
mengganas saat memarahi mereka berdua, bahkan lebih mengerikan daripada harimau
yang sedang kelaparan.
“YAMAAAAA!!!!” Bletak!!
“Uwadaw!”
“Author
juga!!!”
“Hyaaaaaa!!!
Selamatkan akuu!!!!! ” Author teriak.
BLETAK!
“Yama-niichan..
jangan memikirkan yang aneh-aneh tentang Keito-nii.. nanti dia tahu itu bahaya
lho..Author juga sih” bisik Chinen pada Yamada dan author.
“Oh,
jadi gitu.. Kok kamu nggak kasih tahu dari tadi sih, Chii..”
“Author
nggak nanya sih.. Siapa coba yang salah?”
“Ah,
iya ya =.=a”
Alhasil, samalah mereka berdua memiliki
3 buah bakso yang berdiri diatas kepala mereka ditambah satu lagi milik
author..
***
“Jajang!
Yeee yeyeyey! Robot kita akhirnya selesai juga nih kawan-kawan! Inoo-chan cucok
deh..”
“Ah,
Keito bisa aja~” jawab Inoo tersipu.
“Ha?
Ha? Mana mang Jajang? Tolong sembunyikan akuuu~” timpal Hikaru yang langsung
sembunyi dibawah bantal.
“Hee?
Mang Jajang? Memangnya kamu ada masalah apa sama Jajang?”
“Iiiih,
kemarin aku utang ikan asin… Belum aku bayar sampai sekarang..
Huhuhu..” Keito
langsung pingsan. Yuya dan Inoo headbang.
“Ya
ampun Hikaaaa.. Kalau belum makan bilang ke aku dong, sungguh merana sekali
nasibmu..”
“Hikaaaaaa..
Dari tadi nggak ada yang nyebut nama mang Jajang..” Keito sampai mau nangis
menghadapi Hikaru.
“Lha,
tapi tadi kayaknya kamu bilang ‘Jajang!’ Aku kan takut dia datang nagih-nagih
ikan asin kemarin..”
“Iya
itu kan cuma kata-kata untuk mengekspresikan kerja kita yang sudah selesai,
haduuuuuhhhh”
“Udah
yuk, mending kita kasih nama dulu robotnya.. Baru kita serahkan pada sensei”
usul Yuya.
“Oh
iya ya.. Hmm” Keito memandangi robot yang baru saja selesai ia ciptakan bersama
Trio Ceking. Robot yang aneh. Bentuknya kotak-kotak. Dengan ukuran yang bisa
dikatan “mini” tersebut.
“Aha!”
Inoo-chan Nampak berseri-seri. “Danboo!!!”
#Gubrak!!
“Masa
namanya Danboo????”
“Iiiiih,
nggak papa lagi.. Lagi pula bentuknya mirip sama Danbo lhooo. Eit eit,
jangan-jangan kamu nggak tahu Danbo lagi Keitoo?? What?! Ampyuuun deh Keitoo,
ckckck”
“Heee,
biarpun begini aku juga tahu Danboo, ketahuan deh Inoo-chan sering galauu di
fb..”
“Huuuuuuuu!!!”
teriak Inoo-chan yang langsung melempari Keito dengan buah tomat yang entah
dari mana ia mendapatkannnya (?)
“Baiklah,
aku akan izin pada Yama.. Lalu kita segera menemui sensei”
Keito keluar dari kamar. Bau kecut nan
asam mengiringi kepergiannya dikarenakan efek tomat yang terkena padanya.
***
“Tadaima..
Yama dimana Keito??” tanya Kaasan yang baru pulang.
“Keito
baru saja pergi bersama Trio Ceking.. Katanya mau mendaftar lomba..”
“Yama..
Ada yang harus Kaasan bicarakan..” Tiba-tiba saja suasana berubah menjadi
hening. Yama berubah menjadi tegang, karena tatapan Kaasan berubah menjadi
serius. Kira-kira apa yang akan disampaikan oleh Kaasan kepada Yamada?
To be
continue
No comments:
Post a Comment