Picture still in process i dunno why cant appear (admin)
Title : Sad Brithday Project
Pairing : Yamada Ryosuke x Shida Mirai
Cast
: Ryosuke Yamada, Shida Mirai, Member HSJ, Kamiki Ryunosuke, Shida Miyu,
Kawashima Umika.
Genre : Angst, Romance
Rating : PG 13
Length : Oneshot
Language : Indonesia
Author : Ruthyathya
- FB Link : Ruthya Aruan
- Twitter : @Ruthyathya
- Site Link:
ruthyaaruan.blogspot.com
- Ichiban : Nakajima Yuto
Reason join this project: 1. Dulu
Ichiban saya Yamada Ryosuke
2. Meski ini
yang pertama kalinya, saya ingin
memeriahkan ultahnya Yama-chan
3. Tertarik
dengan hadiahnya
Disclaimer : Aku menuliskan apapun
yang aku pikirkan. ^_^
Summary : Hadiah terindah bukan
barang termahal sekalipun tetapi kebahagiaan saat Anda bersama orang yang Anda sayangi.
A/N : I Hope ever one can like this. ^_^
Sad Brithday project
Ryosuke tersenyum kecil, menarik
sudut-sudut bibir lembutnya hingga membentuk sebuah senyum kebahagiaan di
wajahnya. Ini sudah pukul 00:00 dan itu adalah pesan pertama yang ia terima di telepon
genggamnya.
Dari : Mirai-chan
Selamat Ulang Tahun Ryosuke .
Otanjoubi Ryo ^_^
Aku
berharap tahun berikutnya kau semakin tampan, dan ingat untuk tidak
menjadi terlalu cemburu dalam segala hal.
Karena besok hari minggu aku
berharap kau bisa menghabiskan sedikit waktu denganku.
Suki Yo.....
Beberapa pesan lagi masuk setiap
waktu bertambah. Itu kebanyakan dari anak JE dan mantan Horikoshi. Senyum di
jawahnya semakin melebar, mengingat dalam waktu 8 jam ke depan dia akan bertemu
dengannya atau setidaknya salah satu dari member Hey Say Jump. Ia telah bersama
dengan Jump selama 6 tahun sekarang dan 2 tahun bersama Mirai. Dan Ia ingin
bersama dengan mereka hingga saat terakhir tiba.
Terkadang sesuatu hal tidak selalu menjadi seperti yang kita
inginkan. Hal itu terjadi pada Ryosuke, bahkan saat ulang tahunnya. Ia disambut
oleh anak-anak Jump memang, hampir seluruh berita dan majalah memuat tentang
dirinya dan ia bahagia akan itu semua. Hanya saja Mirai tak bersamanya
sekarang, mereka bertengkar. Itu terjadi beberapa saat yang lalu, saat Yuya
menggodanya untuk memberitahu semua rahasianya pada mereka semua, sayangnya
saat ia mengatakan semua itu Mirai mendengarkannya dan sebagian besar dari itu
mengenai ia dan Mirai. Jujur ia benar-benar menyesal soal itu, ia mengejar
Mirai dan mencoba menjelaskan padanya semuanya.
Flash back
“Chotto Mi-chan” Ryosuke mengejar
sosok Mirai yang baru saja meninggalkan halaman depan rumahnya. Mirai
mempercepat langkahnya dengan air mata yang perlahan mengalir melalui pipi lembut
gadis itu. Pada akhirnya Ryosuke dapat meraih tangan lembut gadisnya. Ia
menarik Mirai ke pelukannya kemudian berbisik pelan.
“Aku bisa menjelaskan semuanya”.
Mirai tak bereaksi, Ia hanya mendengar gadis itu terisak. Ia benci keadaan itu,
ia benci melihat Mirai terluka karna dirinya.
“Kita akhiri saja,,” Mirai bekata
pelan, namun itu cukup untuk membuat Ryosuke mengendorkan pegangannya sehingga sekarang Ryosuke dapat
melihat dengan jelas wajah gadis itu.
“Ekh?” Ryosuke di sisi lain masih
berusaha mencerna dengan baik perkataan Mirai.
“Hubungan ini kita akhiri saja”
“Mi-chan kumohon maafkan aku, aku
tidak tahu bahwa kebohonganku menyakitimu begitu banyak” kali ini air mata yang
mengalir di pipi chubby Ryosuke. Mirai ingin menangis juga saat melihat pria
itu menangis, tapi ia hanya menggeleng.
“Tidak Ryo, hubungan ini hanya
membuatku sakit. Dan akan semakin sakit“ Mirai berkata pada akhirnya kemudian
meninggalkan Ryosuke yang masih mematung selama sepersekian detik. Ryosuke
berusaha mengejar Mirai, sayang gadis itu telah mengilang di telan kepadatan
kota Tokyo. Satu hal yang Ryosuke ketahui bahwa pada saat yang terakhir Ia
melihat sebutir air mata mengalir lagi di pipi gadis itu.
Flash back Off
Ini seperti drama bodoh bagi
Ryosuke. Ia akan berpura-pura tertawa di depan kamera, ia akan tersenyum dan
berkata ‘ daisuki ‘ pada semua fansnya. Tapi di dalam pria muda itu terluka,
hatinya hancur dan meraung-raung.
Ryosuke membisu di kamarnya. Ia
telah menyelesaikan semua intreviewnya. Ia mencoba untuk menghubungi Mirai,
namun ia hanya bisa mendengar suara mesin penjawab. Ia mencoba untuk bertanya
pada Miyu tapi gadis kecil itu mengatakan bahwa kakaknya akan pergi dan pulang
besok. Pria itu melemas sekarang, wajahnya pucat dan tak bernafsu, pandangan matanya
kosong menatap atap-atap kamarnya.
“Bagaimana ini akan menjadi lebih
buruk lagi?” ia mendesah pelan. Yuto memasuki kamar pria itu, melemparkan
senyum kecil untuknya. Ryosuke hanya diam, tak bereaksi.
“Kau baik-baik saja Yama-chan?”
“Bagaimana kalian berharap aku bisa
baik baik saja setelah semua? “ Ryosuke tahu bahwa sisa dari Jump berada di
balik pintunya. Jadi kawanan itu akhirnya masuk dengan senyum bodoh namun masih
menyesal.
“Maaf” Yuya berkata lirih,namun
masih kedengaran.
“Untuk apa?”
“Untuk apa yang terjadi tadi pagi
Yama-chan”
“Bukankah itu percuma sekarang “ Ryosuke
menjawab datar.
“Itu bukan sepenuhnya salahku” Yuya
meninggikan suaranya dan Ryosuke manatapnya marah. Ketegangan semakin meliputi
ruangan itu.
“Jadi maksudmu itu salahku?”
“Aku tidak bilang itu salahmu, tapi
itu bukan sepenuhnya salahku. Mengapa kau tak jujur padanya.” Ryosuke adalah
orang yang tempramental dan bisa di tebak, satu pukulan mendarat pada wajah
Yuya. Itu tidak keras namun ia mendorong Yuya kuat hingga pria itu tersungkur
ke belakang. Yuya masih tak membalas.
Ryosuke menatap mereka, marah dan
rasa menyesal berkobar di matanya. Ia meninggalkan ruangan itu dalam keadaan
diam. Mencari tempat dimana ia bisa bernapas dengan bebas.
>>Skip
Waktu telah menunjukkan pukul tujuh
malam, namun Ryosuke masih berada di taman. Menunduk lesuh di bawah
remang-remang lampu taman itu. Ryosuke bisa merasakan ponselnya bergetar, tapi
ia mengabaikannya. Ponsel itu bergetar lagi dan ia masih mengabaikannnya. Dan
untuk ketiga kalinya ponsel itu bergetar lagi, ia mengambil ponselnya dari
sakunya, itu dari Kamiki.
“Moshi-moshi” jawabnya malas.
“Moshi-moshi Yama-chan, apa itu
kau?” suaranya terdengar bergetar dan Ryosuke bisa tahu bahwa ia sedang
khawatir.
“Ada apa Miki-chan?”
“Segera datang ke rumah sakit,
Mirai-chan disini, ia mengalami sebuah kecelakaan. Kami berada di rumah sakit
pusat tokyo sekarang” Miki terdengar mulai menangis. Ryosuke tak tahu apa yang
baru saja terjadi, yang ia ketahui ia berlari kencang, sekencang mungkin.
Ryosuke tiba secepat yang ia bisa,
keringat bercucuran di wajahnya sekarang. Ada Miki di sana, ia gusar sambil
memandang ke ruang UGD, Miyu di sisi lain menangis pada pundak Umika. Ryosuke
mendekati Kamiki dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Pria tinggi itu
melemas namun akhirnya menjawab.
“Mirai sedang dalam perjalanan ke
rumah Umika, dia bilang ia ingin menceritakan sesuatu tapi saat ia menyeberang
sebuah mobil truk menabraknya” Kamiki nampak melemas. Ryosuke di sisi lain
telah berlutut lemas di lantai, namun ia segera bangkit ketika melihat dokter
keluar.
“Katakan padaku, katakan padaku
bahwa dia baik-baik saja?” suara Ryosuke terdengar gemetar penuh ketakutan.
“Maafkan kami Yamada-san, kami
berusaha sekuat tenaga kami. Ia pergi dengan cepat”. Ryosuke menjatuhkan
dirinya di lantai, tangis Miyu kini meledak di ruangan itu.
>>Skip
“Mi-chan cepat bangun, kumohon
maafkan aku” Ryosuke menggoyangkan tubuh kekasihnya. Mirai tak memberi reaksi
sama sekali, gadis itu tak tersenyum seperti yang selalu dilakukannya.
“Mirai-chan aku tahu ini salahku,
sekarang kumohon bangunlah” Ryosuke memohon kembali air mata kini membanjiri
wajah pria itu. Kamiki telah pulang lebih dulu mengantar Umika dan Miyu, serta
akan memberi tahu yang lain soal hal ini.
“Kami-sama kenapa kau ambil dia
dariku? Ini hari ulang tahunku kan” Ryosuke mulai menyalahkan Kami-sama.
“Kenapa? Kenapa kau ambil dia di
hari ulang tahunku?” katanya masih memeluk tubuh gadis itu. Ia menangis terlalu
lama hingga tanpa sadar ia tertidur sambil mengenggam tangan Mirai.
>>Skip
11:00 9 Mei 2013
“Yama-chan... Yama-chan” Ryosuke
mendengar seseorang memanggil namanya. Apa ia bermimpi? Namun suara itu
terdengar begitu nyata.
“Yo Yama-chan sampai kapan kau akan
tidur “ Ryosuke meringkik dari tidurnya melihat ke sekeliling. Ini bukan rumah
sakit, ia mengenal betul langit-langit
itu. Itu adalah langit-langit kamar asramanya dan Yuto.
“Yo Yama-chan, kau tidur seperti
kerbau” Yuto berkata dengan nada bercanda. Ryosuke menatap sahabatnya itu
lekat-lekat, kemudian ia teringat akan Mirai.
“Mi-chan...” Ryosuke berkata pelan
sambil melihat ke sekelilingnya. Yuto memandangnya aneh kemudian melemparkan
handuk tepat di jawah pria itu.
“Segeralah mandi, mungkin otakmu
sedang tidak berfungsi” Yuto bercanda sedikit kemudian meninggalkannya. Ryosuke
masih diam, dia berusaha untuk berpikir. Kematian Mirai tadi terlalu nyata
untuk di bilang mimpi.
11:20
Ryosuke akhirnya turun ke bawah
dengan pakaian yang telah di sediakan untuknya oleh Yuto. Ia melihat sekeliling,
ini adalah asrama mereka namun kenapa ada banyak orang di sana. Semua member
HSJ berada di sana di tambah dengan jumlah mantan angota kelas 3-D, bahkan Miyu
dan kakaknya berada di sana.
Mirai kemudian muncul dari balik
kerumunan itu. Wajahnya nampak benar-benar segar tak lupa dengan senyum terbaik
yang selalu ia berikan. Ia bahkan nampak lebih cantik di mata Ryosuke saat ini,
tubuh mungilnya di balut kain putih dengan desain polos sepanjang lutut
sementara rambutnya di biarkan terurai. ‘ Tapi tunggu? Bukankah Mirai telah
meninggal? Bukankah beberapa jam yang lalu ia baru saja bertengkar dan putus
dengannya? Bukankah ia berada di rumah sakit dengan jasad gadis itu?’ Ryosuke
tak mampu menjawab setiap pertanyaan yang muncul di kepalanya. Ia hanya berlari
ke arah gadis itu kemudian memeluknya erat.
“Doishite desu ka Ryo?” Mirai
berkata lembut. Ryosuke masih belum menjawab, ia hanya memeluk gadis itu,
membenamkan kepalanya di antara lekukan leher Mirai, dengan sedikit air mata
yang mengalir di pipnya.
“Ryo Doishite?” ulangnya lagi.
“Doshite yo... Yokatta “ Ia berkata
pelan. Mirai hanya tersenyum kemudian memeluk pria itu .
“Otanjoubi Omedeto Ryo-chan” Mirai
berkata lirih.
>> Skip
Ryosuke bangun lebih awal pagi
berikutnya, ia hanya tidur beberapa jam setelah pesta itu. Yuya dan yang
lainnya sedang berkumpul di bawah. Ryosuke datang, kali ini bukan dengan
kemarahan yang ia tunjukkan kemarin, tapi dengan senyum manis yang ia tunjukkan
setiap paginya.
“Ohayou” ucapnya.
“Ohayou” jawab mereka serempak,
kemudian bergulat kembali dengan dunia mereka masing-masing.
“Jadi apa yang sebenarnya kalian
lakukan kemarin?” Ryosuke bertanya curiga.
“Kami melakukan apa? Kami hanya
melakukan yang biasanya” Chinen menjawab manis, memamerkan gigi kelincinya.
“Kalian yakin tidak terlibat sesuatu
rencana? Seperti membuat Mirai nampak
mati misalnya?”
“Ha ha ha,,, apa kau kebanyakan
minum Yama-chan,,, bukankah Mirai sendiri kemarin di sini” kali ini tawa Hikaru
meledak.
“Iya tapi..”
“Ini” Yuto tiba-tiba saja datang
entah dari mana, dengan mulutnya yang di penuhi Strawberry yang pasti hasil
curian strawberry milik Ryosuke.
“Apa ini?”
“Mirai-chan mengirimnya padaku
semalam, ini foto-foto kalian saat berkencan kemarin”
“Date?” Ryosuke bertanya-tanya
keheranan. Ia tidak memiliki kencan apapun dengan Mirai kemarin yang dia ingat
bahwa mereka bertengkar dan mimpi buruk itu terasa benar-benar nyata.
“Yama-chan apakah seseorang telah
melempar kepalamu dengan sebuah pot bunga? kupikir otakmu kehilangan beberapa
sarafnya” Yuto berkata bercanda. Ryosuke memandang sahabatnya dengan tatapan
aneh, kemudian membuka amplop itu. Ada sekitar 10 foto di sana dan itu semua
dengan Mirai, semua foto itu nampak begitu nyata.
‘Yuto mungkin benar bahwa aku
terlalu khawatir’ Ryosuke menekankan pada dirinya sendiri.
“Mm.... baiklah aku akan pergi
sekarang” Ia melemparkan senyum pada mereka semua saat ini.
“Kemana kau akan pergi?”
“Mirai-chan, Ini hari ulang tahunnya
dan aku sudah berjanji kemarin” Ia tersenyum manis kemudian membalikkan badannya
untuk pergi namun sekali lagi langkahnya terhenti dan berbalik ke arah Yuya.
“Yuya-chan maaf “ungkapnya tulus, ia
tidak peduli bahwa yang terjadi semalam adalah kenyataan atau mimpi tapi ia
hanya ingin minta maaf atas itu. Yuya memandangnya aneh namun akhirnya
tersenyum sebelum Ryosuke berjalan pergi.
“Yama-chan”kali ini Ryosuke berhenti
lagi saat Yuya memanggilnya.
“Otanjoubi untuk kalian berdua” Yuya
tersenyum, Ryosuke tersenyum juga lalu meninggalkan mereka setidaknya ia sempat
mendengar mereka semua berteriak ‘Otanjoubi Yama-chan dan untuk Mirai-chan
juga’.
“Jadi bagaimana kau bisa dapat
foto-foto itu?” Daiki bertanya penasaran ke arah Yuto sambil memastikan bahwa
Ryosuke tidak akan mendengarkan perkataan mereka, Yuto tersenyum summingrah
sambil menunjuk ke arah laptopnya.
“Itulah gunanya teknologi. Aku hanya
menggunakan photoshop”
“Aku pikir rencana Ryutaro kali ini
tidak buruk” Yabu mengangkat senyumnya pada adik terkecilnya.
“Apa itu artinya otakku melebihi
otak inoo?” Ryutaro tersenyum licik.
“Jangan harap” Inoo nampak marah.
“Aku kira untuk saat ini Yabu benar”
Keito menjawab,kali ini Inoo melemparkan tatapan membunuh pada Keito.
“Yahh..., acting Mirai-chan
benar-benar bagus, ne?” Chiinen tersenyum mengingat bagian dimana Ryosuke bertengkar
dengan Mirai.
“Ditambah dengan Kamiki, Umika dan
Miyu. Itu semua sempurna” Yuya menambahkan.
“Tapi bukankah pukulan Yama-chan
nampaknya sakit Yuya-chan?”
“Itu tidak benar-benar sakit.
Setidaknya ini tidak berbekas”. Itulah akhir rencana mereka, butuh waktu
seminggu untuk menyiapkan semua rencana itu, Chinen bahkan harus membujuk Mirai
lebih dulu dengan mata anjing mautnya walau sebenarnya itu tidak berhasil dan
digantikan oleh Yuto. Mereka mengawasi Ryosuke sepanjang waktu ulang tahunnya,
Yuto bahkan sempat memotret beberapa moment yang menurutnya langka.
Ryosuke di sisi lain masih bingung
dengan semua hal yang terjadi. Tapi ia bahkan tak peduli lagi, yang terpenting
baginya sekarang bahwa Mirai bersamanya. ‘Kebahagiaan itu datang bukan dari sebuah
benda yang mahal tapi datang dari orang yang kita sayangi’ ungkapnya pada
dirinya sendiri.
A/N
Chan : Panggilan akrab
Otanjoubi :Ulang tahun
Omedeto : Selamat
Otanjoubi omedeto : selamat ulang
tahun
Moshi-mosi : halo ( hanya digunakan
saat bertelepon)
Doishite :ada apa?
Doishite yo :tidak apa-apa
... ne: .. bukan?
Yokatta :Syukurlah
Kami-sama : Tuhan, Allah, Dewa
No comments:
Post a Comment