NOTE: Reader, before you browsing to reading please make sure you read fanfiction in here according to your age. If you not yet 17 yo, we suggest you to read fanfiction with rating G, PG-13, PG-15. Rating NC-17 and NC-21 just for addult. Please follow this rule shake your self!

Thursday, May 2, 2013

[Oneshot] Sad Brithday Project


Picture still in process i dunno why cant appear (admin)

Title  : Sad Brithday Project
Pairing  : Yamada Ryosuke x Shida Mirai     
Cast  : Ryosuke Yamada, Shida Mirai, Member HSJ, Kamiki Ryunosuke, Shida Miyu, Kawashima   Umika.
Genre : Angst, Romance
Rating : PG 13
Length : Oneshot
Language : Indonesia
Author : Ruthyathya
- FB Link : Ruthya Aruan
- Twitter : @Ruthyathya
- Site Link: ruthyaaruan.blogspot.com
- Ichiban : Nakajima Yuto

Reason join this project: 1. Dulu Ichiban saya Yamada Ryosuke
              2. Meski ini yang pertama kalinya, saya ingin              memeriahkan ultahnya Yama-chan
               3. Tertarik dengan hadiahnya

Disclaimer : Aku menuliskan apapun yang aku pikirkan. ^_^
Summary : Hadiah terindah bukan barang termahal sekalipun tetapi kebahagiaan saat  Anda bersama orang yang Anda sayangi.
A/N          : I Hope ever one can like this. ^_^




Sad Brithday project



Ryosuke tersenyum kecil, menarik sudut-sudut bibir lembutnya hingga membentuk sebuah senyum kebahagiaan di wajahnya. Ini sudah pukul 00:00 dan itu adalah pesan pertama yang ia terima di telepon genggamnya.


Dari : Mirai-chan
Selamat Ulang Tahun Ryosuke . Otanjoubi Ryo ^_^
Aku  berharap tahun berikutnya kau semakin tampan, dan ingat untuk tidak menjadi terlalu cemburu dalam segala hal.
Karena besok hari minggu aku berharap kau bisa menghabiskan sedikit waktu denganku.
Suki Yo.....


Beberapa pesan lagi masuk setiap waktu bertambah. Itu kebanyakan dari anak JE dan mantan Horikoshi. Senyum di jawahnya semakin melebar, mengingat dalam waktu 8 jam ke depan dia akan bertemu dengannya atau setidaknya salah satu dari member Hey Say Jump. Ia telah bersama dengan Jump selama 6 tahun sekarang dan 2 tahun bersama Mirai. Dan Ia ingin bersama dengan mereka hingga saat terakhir tiba.

Terkadang sesuatu  hal tidak selalu menjadi seperti yang kita inginkan. Hal itu terjadi pada Ryosuke, bahkan saat ulang tahunnya. Ia disambut oleh anak-anak Jump memang, hampir seluruh berita dan majalah memuat tentang dirinya dan ia bahagia akan itu semua. Hanya saja Mirai tak bersamanya sekarang, mereka bertengkar. Itu terjadi beberapa saat yang lalu, saat Yuya menggodanya untuk memberitahu semua rahasianya pada mereka semua, sayangnya saat ia mengatakan semua itu Mirai mendengarkannya dan sebagian besar dari itu mengenai ia dan Mirai. Jujur ia benar-benar menyesal soal itu, ia mengejar Mirai dan mencoba menjelaskan padanya semuanya.

Flash back

“Chotto Mi-chan” Ryosuke mengejar sosok Mirai yang baru saja meninggalkan halaman depan rumahnya. Mirai mempercepat langkahnya dengan air mata yang perlahan mengalir melalui pipi lembut gadis itu. Pada akhirnya Ryosuke dapat meraih tangan lembut gadisnya. Ia menarik Mirai ke pelukannya kemudian berbisik pelan.

“Aku bisa menjelaskan semuanya”. Mirai tak bereaksi, Ia hanya mendengar gadis itu terisak. Ia benci keadaan itu, ia benci melihat Mirai terluka karna dirinya.

“Kita akhiri saja,,” Mirai bekata pelan, namun itu cukup untuk membuat Ryosuke mengendorkan  pegangannya sehingga sekarang Ryosuke dapat melihat dengan jelas wajah gadis itu.

“Ekh?” Ryosuke di sisi lain masih berusaha mencerna dengan baik perkataan Mirai.

“Hubungan ini kita akhiri saja”

“Mi-chan kumohon maafkan aku, aku tidak tahu bahwa kebohonganku menyakitimu begitu banyak” kali ini air mata yang mengalir di pipi chubby Ryosuke. Mirai ingin menangis juga saat melihat pria itu menangis, tapi ia hanya menggeleng.

“Tidak Ryo, hubungan ini hanya membuatku sakit. Dan akan semakin sakit“ Mirai berkata pada akhirnya kemudian meninggalkan Ryosuke yang masih mematung selama sepersekian detik. Ryosuke berusaha mengejar Mirai, sayang gadis itu telah mengilang di telan kepadatan kota Tokyo. Satu hal yang Ryosuke ketahui bahwa pada saat yang terakhir Ia melihat sebutir air mata mengalir lagi di pipi gadis itu.

Flash back Off



Ini seperti drama bodoh bagi Ryosuke. Ia akan berpura-pura tertawa di depan kamera, ia akan tersenyum dan berkata ‘ daisuki ‘ pada semua fansnya. Tapi di dalam pria muda itu terluka, hatinya hancur dan meraung-raung.

Ryosuke membisu di kamarnya. Ia telah menyelesaikan semua intreviewnya. Ia mencoba untuk menghubungi Mirai, namun ia hanya bisa mendengar suara mesin penjawab. Ia mencoba untuk bertanya pada Miyu tapi gadis kecil itu mengatakan bahwa kakaknya akan pergi dan pulang besok. Pria itu melemas sekarang, wajahnya pucat dan tak bernafsu, pandangan matanya kosong menatap atap-atap kamarnya.

“Bagaimana ini akan menjadi lebih buruk lagi?” ia mendesah pelan. Yuto memasuki kamar pria itu, melemparkan senyum kecil untuknya. Ryosuke hanya diam, tak bereaksi.

“Kau baik-baik saja Yama-chan?”

“Bagaimana kalian berharap aku bisa baik baik saja setelah semua? “ Ryosuke tahu bahwa sisa dari Jump berada di balik pintunya. Jadi kawanan itu akhirnya masuk dengan senyum bodoh namun masih menyesal.

“Maaf” Yuya berkata lirih,namun masih kedengaran.

“Untuk apa?”

“Untuk apa yang terjadi tadi pagi Yama-chan”

“Bukankah itu percuma sekarang “ Ryosuke menjawab datar.

“Itu bukan sepenuhnya salahku” Yuya meninggikan suaranya dan Ryosuke manatapnya marah. Ketegangan semakin meliputi ruangan itu.

“Jadi maksudmu itu salahku?”

“Aku tidak bilang itu salahmu, tapi itu bukan sepenuhnya salahku. Mengapa kau tak jujur padanya.” Ryosuke adalah orang yang tempramental dan bisa di tebak, satu pukulan mendarat pada wajah Yuya. Itu tidak keras namun ia mendorong Yuya kuat hingga pria itu tersungkur ke belakang. Yuya masih tak membalas.

Ryosuke menatap mereka, marah dan rasa menyesal berkobar di matanya. Ia meninggalkan ruangan itu dalam keadaan diam. Mencari tempat dimana ia bisa bernapas dengan bebas.

>>Skip
Waktu telah menunjukkan pukul tujuh malam, namun Ryosuke masih berada di taman. Menunduk lesuh di bawah remang-remang lampu taman itu. Ryosuke bisa merasakan ponselnya bergetar, tapi ia mengabaikannya. Ponsel itu bergetar lagi dan ia masih mengabaikannnya. Dan untuk ketiga kalinya ponsel itu bergetar lagi, ia mengambil ponselnya dari sakunya, itu dari Kamiki.

“Moshi-moshi” jawabnya malas.

“Moshi-moshi Yama-chan, apa itu kau?” suaranya terdengar bergetar dan Ryosuke bisa tahu bahwa ia sedang khawatir.

“Ada apa Miki-chan?”

“Segera datang ke rumah sakit, Mirai-chan disini, ia mengalami sebuah kecelakaan. Kami berada di rumah sakit pusat tokyo sekarang” Miki terdengar mulai menangis. Ryosuke tak tahu apa yang baru saja terjadi, yang ia ketahui ia berlari kencang, sekencang mungkin.

Ryosuke tiba secepat yang ia bisa, keringat bercucuran di wajahnya sekarang. Ada Miki di sana, ia gusar sambil memandang ke ruang UGD, Miyu di sisi lain menangis pada pundak Umika. Ryosuke mendekati Kamiki dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Pria tinggi itu melemas namun akhirnya menjawab.

“Mirai sedang dalam perjalanan ke rumah Umika, dia bilang ia ingin menceritakan sesuatu tapi saat ia menyeberang sebuah mobil truk menabraknya” Kamiki nampak melemas. Ryosuke di sisi lain telah berlutut lemas di lantai, namun ia segera bangkit ketika melihat dokter keluar.

“Katakan padaku, katakan padaku bahwa dia baik-baik saja?” suara Ryosuke terdengar gemetar penuh ketakutan.

“Maafkan kami Yamada-san, kami berusaha sekuat tenaga kami. Ia pergi dengan cepat”. Ryosuke menjatuhkan dirinya di lantai, tangis Miyu kini meledak di ruangan itu.

>>Skip
“Mi-chan cepat bangun, kumohon maafkan aku” Ryosuke menggoyangkan tubuh kekasihnya. Mirai tak memberi reaksi sama sekali, gadis itu tak tersenyum seperti yang selalu dilakukannya.

“Mirai-chan aku tahu ini salahku, sekarang kumohon bangunlah” Ryosuke memohon kembali air mata kini membanjiri wajah pria itu. Kamiki telah pulang lebih dulu mengantar Umika dan Miyu, serta akan memberi tahu yang lain soal hal ini.

“Kami-sama kenapa kau ambil dia dariku? Ini hari ulang tahunku kan” Ryosuke mulai menyalahkan Kami-sama.

“Kenapa? Kenapa kau ambil dia di hari ulang tahunku?” katanya masih memeluk tubuh gadis itu. Ia menangis terlalu lama hingga tanpa sadar ia tertidur sambil mengenggam tangan Mirai.

>>Skip

11:00 9 Mei 2013

“Yama-chan... Yama-chan” Ryosuke mendengar seseorang memanggil namanya. Apa ia bermimpi? Namun suara itu terdengar begitu nyata.

“Yo Yama-chan sampai kapan kau akan tidur “ Ryosuke meringkik dari tidurnya melihat ke sekeliling. Ini bukan rumah sakit, ia mengenal betul  langit-langit itu. Itu adalah langit-langit kamar asramanya dan Yuto.

“Yo Yama-chan, kau tidur seperti kerbau” Yuto berkata dengan nada bercanda. Ryosuke menatap sahabatnya itu lekat-lekat, kemudian ia teringat akan Mirai.

“Mi-chan...” Ryosuke berkata pelan sambil melihat ke sekelilingnya. Yuto memandangnya aneh kemudian melemparkan handuk tepat di jawah pria itu.

“Segeralah mandi, mungkin otakmu sedang tidak berfungsi” Yuto bercanda sedikit kemudian meninggalkannya. Ryosuke masih diam, dia berusaha untuk berpikir. Kematian Mirai tadi terlalu nyata untuk di bilang mimpi.

11:20

Ryosuke akhirnya turun ke bawah dengan pakaian yang telah di sediakan untuknya oleh Yuto. Ia melihat sekeliling, ini adalah asrama mereka namun kenapa ada banyak orang di sana. Semua member HSJ berada di sana di tambah dengan jumlah mantan angota kelas 3-D, bahkan Miyu dan kakaknya berada di sana.

Mirai kemudian muncul dari balik kerumunan itu. Wajahnya nampak benar-benar segar tak lupa dengan senyum terbaik yang selalu ia berikan. Ia bahkan nampak lebih cantik di mata Ryosuke saat ini, tubuh mungilnya di balut kain putih dengan desain polos sepanjang lutut sementara rambutnya di biarkan terurai. ‘ Tapi tunggu? Bukankah Mirai telah meninggal? Bukankah beberapa jam yang lalu ia baru saja bertengkar dan putus dengannya? Bukankah ia berada di rumah sakit dengan jasad gadis itu?’ Ryosuke tak mampu menjawab setiap pertanyaan yang muncul di kepalanya. Ia hanya berlari ke arah gadis itu kemudian memeluknya erat.

“Doishite desu ka Ryo?” Mirai berkata lembut. Ryosuke masih belum menjawab, ia hanya memeluk gadis itu, membenamkan kepalanya di antara lekukan leher Mirai, dengan sedikit air mata yang mengalir di pipnya.

“Ryo Doishite?” ulangnya lagi.

“Doshite yo... Yokatta “ Ia berkata pelan. Mirai hanya tersenyum kemudian memeluk pria itu .

“Otanjoubi Omedeto Ryo-chan” Mirai berkata lirih.

>> Skip
Ryosuke bangun lebih awal pagi berikutnya, ia hanya tidur beberapa jam setelah pesta itu. Yuya dan yang lainnya sedang berkumpul di bawah. Ryosuke datang, kali ini bukan dengan kemarahan yang ia tunjukkan kemarin, tapi dengan senyum manis yang ia tunjukkan setiap paginya.

“Ohayou” ucapnya.

“Ohayou” jawab mereka serempak, kemudian bergulat kembali dengan dunia mereka masing-masing.

“Jadi apa yang sebenarnya kalian lakukan kemarin?” Ryosuke bertanya curiga.

“Kami melakukan apa? Kami hanya melakukan yang biasanya” Chinen menjawab manis, memamerkan gigi kelincinya.

“Kalian yakin tidak terlibat sesuatu rencana? Seperti  membuat Mirai nampak mati misalnya?”

“Ha ha ha,,, apa kau kebanyakan minum Yama-chan,,, bukankah Mirai sendiri kemarin di sini” kali ini tawa Hikaru meledak.

“Iya tapi..”

“Ini” Yuto tiba-tiba saja datang entah dari mana, dengan mulutnya yang di penuhi Strawberry yang pasti hasil curian strawberry milik Ryosuke.

“Apa ini?”

“Mirai-chan mengirimnya padaku semalam, ini foto-foto kalian saat berkencan kemarin”

“Date?” Ryosuke bertanya-tanya keheranan. Ia tidak memiliki kencan apapun dengan Mirai kemarin yang dia ingat bahwa mereka bertengkar dan mimpi buruk itu terasa benar-benar nyata.

“Yama-chan apakah seseorang telah melempar kepalamu dengan sebuah pot bunga? kupikir otakmu kehilangan beberapa sarafnya” Yuto berkata bercanda. Ryosuke memandang sahabatnya dengan tatapan aneh, kemudian membuka amplop itu. Ada sekitar 10 foto di sana dan itu semua dengan Mirai, semua foto itu nampak begitu nyata.
‘Yuto mungkin benar bahwa aku terlalu khawatir’ Ryosuke menekankan pada dirinya sendiri.

“Mm.... baiklah aku akan pergi sekarang” Ia melemparkan senyum pada mereka semua saat ini.

“Kemana kau akan pergi?”

“Mirai-chan, Ini hari ulang tahunnya dan aku sudah berjanji kemarin” Ia tersenyum manis kemudian membalikkan badannya untuk pergi namun sekali lagi langkahnya terhenti dan berbalik ke arah Yuya.

“Yuya-chan maaf “ungkapnya tulus, ia tidak peduli bahwa yang terjadi semalam adalah kenyataan atau mimpi tapi ia hanya ingin minta maaf atas itu. Yuya memandangnya aneh namun akhirnya tersenyum sebelum Ryosuke berjalan pergi.

“Yama-chan”kali ini Ryosuke berhenti lagi saat Yuya memanggilnya.
“Otanjoubi untuk kalian berdua” Yuya tersenyum, Ryosuke tersenyum juga lalu meninggalkan mereka setidaknya ia sempat mendengar mereka semua berteriak ‘Otanjoubi Yama-chan dan untuk Mirai-chan juga’.

“Jadi bagaimana kau bisa dapat foto-foto itu?” Daiki bertanya penasaran ke arah Yuto sambil memastikan bahwa Ryosuke tidak akan mendengarkan perkataan mereka, Yuto tersenyum summingrah sambil menunjuk ke arah laptopnya.

“Itulah gunanya teknologi. Aku hanya menggunakan photoshop”

“Aku pikir rencana Ryutaro kali ini tidak buruk” Yabu mengangkat senyumnya pada adik terkecilnya.

“Apa itu artinya otakku melebihi otak inoo?” Ryutaro tersenyum licik.

“Jangan harap” Inoo nampak marah.

“Aku kira untuk saat ini Yabu benar” Keito menjawab,kali ini Inoo melemparkan tatapan membunuh pada Keito.

“Yahh..., acting Mirai-chan benar-benar bagus, ne?” Chiinen tersenyum mengingat bagian dimana Ryosuke bertengkar dengan Mirai.

“Ditambah dengan Kamiki, Umika dan Miyu. Itu semua sempurna” Yuya menambahkan.

“Tapi bukankah pukulan Yama-chan nampaknya sakit Yuya-chan?”

“Itu tidak benar-benar sakit. Setidaknya ini tidak berbekas”. Itulah akhir rencana mereka, butuh waktu seminggu untuk menyiapkan semua rencana itu, Chinen bahkan harus membujuk Mirai lebih dulu dengan mata anjing mautnya walau sebenarnya itu tidak berhasil dan digantikan oleh Yuto. Mereka mengawasi Ryosuke sepanjang waktu ulang tahunnya, Yuto bahkan sempat memotret beberapa moment yang menurutnya langka.

Ryosuke di sisi lain masih bingung dengan semua hal yang terjadi. Tapi ia bahkan tak peduli lagi, yang terpenting baginya sekarang bahwa Mirai bersamanya. ‘Kebahagiaan itu datang bukan dari sebuah benda yang mahal tapi datang dari orang yang kita sayangi’ ungkapnya pada dirinya sendiri.




A/N
Chan : Panggilan akrab
Otanjoubi :Ulang tahun
Omedeto : Selamat
Otanjoubi omedeto : selamat ulang tahun
Moshi-mosi : halo ( hanya digunakan saat bertelepon)
Doishite :ada apa?
Doishite yo :tidak apa-apa
... ne: .. bukan?
Yokatta :Syukurlah
Kami-sama : Tuhan, Allah, Dewa


No comments:

Post a Comment