NOTE: Reader, before you browsing to reading please make sure you read fanfiction in here according to your age. If you not yet 17 yo, we suggest you to read fanfiction with rating G, PG-13, PG-15. Rating NC-17 and NC-21 just for addult. Please follow this rule shake your self!

Thursday, May 2, 2013

[Series] TIMELESS (ALL BECAUSE OF MY FRIEND) Part 3/5



Chinen’s POV

          “Haaaciimm..!” Chinen meler.  “Hah..Sluuurrpt, hah.. Wah, sepertinya aku akan terkena demam” gumam Chinen. Ia lalu menuju lantai bawah seperti biasanya.

Chinen diam saja ketika melihat Yama yang mondar-mandir kesana kesini.

“Astaga! Aku bisa terlambat! Hari ini kan hari proyek!” Yama langsung kaget ketika melirik jam tangannya. “Daaaaaa Chiii!! Oh iya, ada pesan untukmu di atas meja!” ucapnya lagi dari kejauhan yang sekarang sudah terlihat seperti titik bagi Chinen. Bibir Chinen terbuka lebar melihat fenomena (?) ini.  
“Keito niichaan~ Apa sarapan pagi in…”

҉Dear : Chinen
Ada sisa ramen, sayur, dan ikan asin di kulkas.. Dipanaskan lagi saja ya.. Trio Ceking memanggilku hari ini. Aku yakin Chinen pasti bisa makan sayur.. Keajaiban selalu ada!҉
‘Hah.. Kenapa ikan asinnya nggak dikasih sekalian ke kak Hika aja ya..”

Tok tok tok !! Terdengar suara pintu di ketuk.

“Siapa?”

BRUAK! Chinen kaget setengah mati saat pintunya terbanting. Sekarang berdiri seseorang yang bertubuh kekar dan tinggi, mengenakan baju hitam, dengan tampang yang tidak bersahabat.

“Chinen! Kau belum membayar tagihan kost bulan ini! Ayo sekarang!”  kata orang itu mengutarakan maksud kedatangannya.

“Ta.. ta.. tapi.. Kaasan baru pergi hari ini.. Kami belum sanggup membayarnya..”

“Pokoknya saya tidak mau tahu! Kalau begitu besok pagi saya akan kembali lagi!”

“Besok?!”

          Orang itu tidak mempedulikan Chinen, dan langsung keluar meninggalkan Chinen yang terpaku seorang diri. Chinen merasakan dadanya sesak, takut, dan gemetar..

“Chinen!” terdengar suara yang tak asing memanggil namanya.

Chinen mengangkat kepalanya. “Yuma..”

“Chinen.. Kau kenapa? Wow.. wow.. tahan dulu, ada apa dengan pintu rumahmu?”

“Ya, dirusak sama yang punya kost .. Namanya Sado” jawab Chinen memelas.

“Dimana Keito? Biasanya jam-jam segini dia masih berada disini , bukan?” tanya Yuma sambil tolah-toleh.

“Pergi membahas sesuatu bersama Trio Ceking” Chinen kembali menundukkan kepalanya. Melihat keadaan Chinen, tergerak hati Yuma untuk menolong sahabatnya itu.

BRAK! “Yosh! Aku akan kesana!” ucap Yuma lantang membuat Chinen terlonjak.

“Kau mau kesana mana, Yuma..?” Chinen sweatdrop melihat tingkah laku Yuma yang meletakkan kedua tangannya disamping pinggul.

“Aku akan pergi ke rumah Sado.. Aku akan memintanya untuk memperpanjang waktumu”

“Tu.. tunggu.. Yuma.. Tapi, itu tidak mungkin.. Dia bukanlah orang yang bisa diajak kompromi dengan mudah” Chinen memperingatkan.

          Yuma memantapkan langkahnya, tekadnya sudah bulat untuk membantu Chinen. Sambil berbalik badan, ia menatap Chinen lekat-lekat , kemudian tersenyum manis.

“Karena.. Kita sahabat, bukan?”

Deg! Chinen terharu. Ia tak pernah menyangka Yuma akan melakukan hal seperti ini untuknya. Yang bahkan sangat beresiko bagi dirinya.
“Jaaaaa ne, setelah aku kembali, kau akan aman lagi.. Tapi entah sampai berapa lama”

          Yuma melangkah pergi.  Chinen ingin melakukan sesuatu, tetapi ia bingung dengan dirinya sendiri. Seolah-olah ada yang memakunya sehingga ia tak dapat bergerak.

Yuma…

***

“Tolong buka pintunya!” Yuma mengetuk sebuah pintu rumah yang berada di dekat Pantai Oizumi.

“Siapa?!” jawab laki-laki itu ketus. Membuat nyali Yuma menciut sesaat. “Aku sudah memberitahu Chinen tadi”

“Saya ingin meminta agar keluarga Ryosuke diberi perpanjangan waktu!” ucap Yuma tak kalah lantang.

“Apa?! Tidak bisa! Jangan membuatku marah, anak kecil!”

Yuma tak mau mundur. “Tak lihatkah aku sedang sibuk?!” gertakan orang itu lebih keras dari yang tadi.

          Yuma telah membuat orang itu naik darah, terlalu naik bahkan sampai matanya merah menahan amarah. Dan… 
DUAAK!!
Chinen’s POV
Sriiing.. Chinen merasakan suatu sinyal.

‘Tidak. Tidak seharusnya aku berada disini, diam saja menunggu kedatangan Yuma!’
‘Ya benar, aku harus bertindak! Jangan menjadi penakut Chinen! Ayo!’

Chinen berlari menuju rumahnya, mengambil sepedanya, dan lalu mengayuhnya dengan sekuat tenaga. Sekuat yang ia bisa.

Ketika air mata sudah tak dapat lagi terbendung
Ketika hati menjerit-jerit menahan tajamnya tombak kesedihan
Ia datang menghibur..
Menemani, dan memberi kehangatan
Ia selalu ada untukku.. Menghiasi hari-hariku dengan indahnya warna-warna pelangi

‘Yuma.. Maafkan aku! Seharusnya kau tidak perlu terlibat sampai sejauh ini..’

Chinen terus mengayuh sepedanya, lebih cepat, dan cepat! Sambil mengkhawatirkan keadaan Yuma sekarang. Ia tak mau sahabatnya itu terluka..

‘Yuma. Yuma... Yuma!!’

***

PRANG!!

“Yama apa yang kau lakukan??!!” kaget Yuto saat melihat salah satu alat 
yang pecah. Tanpa alat itu, mereka tidak dapat lagi bekerja.

“Yu.. yuto.. Maafkan aku.. Aku tidak..” Yama berusaha membela diri.

“Cukuuup!!! Aku benci padamu!”  balas Yuto lalu berlari meninggalkan Yama.

“Yuto! Tunggu aku!”

“Nanda?!”

“Sudahlah! Jangan pedulikan aku! Tinggalkan aku sendiri!”

          Yuto benar-benar kecewa. Yama hanya bisa diam saja, yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah meninggalkan Yuto seorang diri.

‘Yuto, maafkan aku..’




“Yeyeyeyeyeyeye.. Berhasil! Berhasil! Horee!” riang Hikaru. Terdengar sebuah tawa kegirangan di sisi lain.

“Apanya yang berhasil, Hika?” tanya Inoo.

“Hahaha.. Akhirnya! Aku menemukan Ikan juga disini! Akan aku ambil untuk tebusan mang Jajang nanti.. Huehehe” kata Hikaru sambil mengambil Ikan Piranha Yama di akuarium.

“Heiii Hikaaaa!!!  Ikan itu makannya—“

          Tapi.. T-E-R-L-A-M-B-A-T

Graup!

“ADAW!!! INOO-CHAN~ TOLONG AKU~!!!!” jerit-jerit Hikaru saat Ikan itu menggigit jari jemarinya.

“Hai! Hai! Tunggu sebentar Hikaruuuuu” jawab Inoo yang langsung mengambil jarum suntik.

“Hati-hati Inoo-chan! Jangan sampai aku yang—“

“Iya iya! Diam dulu dong!” CEES..

Beberapa detik Kemudian…

Doeng—!

 “Tidaaak!! Hikaruuu kenapa jadi kamu yang pingsaann???!!!!” teriak Inoo sambil menggoyang-goyangkan tubuh Hika. Yuya dan Keito sweatdrop melihat mereka.

          Pesta Ulang tahun Yama berakhir dengan sangat menyenangkan dan berkesan, walaupun ada beberapa kegaduhan disana dan disini. Waktu telah menunjukkan pukul 11 malam. Chinen dan Keito langsung beranjak ke tempat tidur. Sedangkan aku yang masih terjaga, melangkah menuju kamar dan membuka laci.

 Sebuah kado  berwarna merah berhias pita kuning. Sayang, di hari yang istimewa ini tidak ada Kaasan disampingku. Aku membuka kado pemberian Okaasan tersebut dengan perlahan.. dan sangat tertegun ketika melihat isinya.

“I..inikan..” 

Ya. Sebuah benda yang pernah dipeributkannya dengan Kaasan, sebuah benda yang bahkan pernah mengusik ketenangannya, yang pernah membuat hatinya begitu menginginkan sesuatu. Sarung tangan itu!
“Okaasan..”

Kugenggam erat sarung tangan merah tersebut. Tak terasa waktu telah memanggilku untuk kembali memejamkan mata..


To be continue



No comments:

Post a Comment