NOTE: Reader, before you browsing to reading please make sure you read fanfiction in here according to your age. If you not yet 17 yo, we suggest you to read fanfiction with rating G, PG-13, PG-15. Rating NC-17 and NC-21 just for addult. Please follow this rule shake your self!

Thursday, May 2, 2013

[Series] TIMELESS (ALL BECAUSE OF MY FRIEND) Part 2/5




Sebelumnya : “Hei, aku takut ia akan datang dan menagih ikan asin ituuu” kata Hikaru. “Oooh, Hikaru.. ayoolah”. “Danbo!” . “Yama.. ada yang harus Kaasan bicarakan”

***

The sky will soon turn into a night sky
I understand you have to go
But I beg you to stay by my side even for a little bit longer to cheer me up

 “Apa?!” Yama seolah tak percaya.

“Benar Yama.. Untuk membayar kost ini juga.. untuk mempertahankan kehidupan kita berempat.. Kaasan harus pergi ke Tokyo, ada tawaran kerja disana”

“Ta.. tapi.. Bisakah Kaasan menunggu? Sebentar lagi kan hari..” Yama meringis, ia menahan rasa kecewa yang besar dalam dadanya.

“Kaasan akan pulang kurang lebih 3 Minggu setelah Kaasan berangkat.. Tenang saja, Keito akan menjaga kalian semua.. Tapi bila Keito tidak ada, kalian bisa menjaga diri kalian masing-masing kan..?”

 “Yama..”

“Sebelum Kaasan pergi, sebelum musim dingin berlanjut, ada sesuatu untukmu diatas meja”

***

Daun-daun berguguran mengiringi kesedihan yang ada dalam hati Keito, Chinen, dan Yama. Kaasan harus pergi meninggalkan mereka, walaupun hanya sebentar tetapi itu terasa sangat mendalam. Melepas kepergian sang ibu tercinta.  Pepohonan seakan melambai-lambai, Kaasan mulai pergi, perlahan namun pasti. Bayangan Kaasan mulai menghilang, menjauh, dan akhirnya benar-benar tiada di hadapan mereka bertiga..

“Nah..” ucap Keito.

“Sekarang aku harus pergi juga, ada event cosplay di kota hari ini..”

“Wiih, memangnya niichan mau nge-cosplay apa?”

“Cosplay Ciel Phantomhive..”

Chinen Yama gubrak. “Tingginya nggak cocok!!”

“Oh.. terus? masalah? Ok fine, bye” balas Keito dingin.

Yama melirik Chinen.

“Astaga! Aku ada janji membantu Yuma di toko kue nya hari ini.. Yosh! Jaaa ne Yama niichan~ Semoga hari-harimu indah! Lalalala~”

“Eeeh..? Mereka lupa hari ini hari apa?? Hah, Yasudahlah.. Mungkin nanti” kata Yama seorang lalu melanjutkan langkahnya menuju sekolah.

***

Yama POV~

“Ohayou Yuto!”

          Yuto yang saat itu sedang bercengkrama dengan Mirai tidak membalasnya.

‘Mungkin ia tidak mendengarku..’  Sambil menyandar pada dinding kelas yang dingin, aku mengkhayal melalui langit-langit atap.

“HAAALOO YAMA!!.”  GUBRAAK!

“YUTO! Bisakah jangan berteriak di pagi yang indah ini?? Kau mengagetkanku..” ucapku yang hampir kena serangan jantung.

“Ooh.. Hehehehe.. Aku kan hanya bercanda..” jawab Yuto nyengir.
‘Syukurlah.. Aku pikir dia mencuekkan ku’

          Tiba-tiba terdengar seseorang berteriak. “SENSEI DATAANG!!”
“Uwaah sensei datang!” Yuto langsung berlari ke arah tempat duduknya. Naas-nya Yuto tidak hati-hati sehingga menyandung kaki meja dan akhirnya terjatuh dalam keadaan.. yaaa bisa dikatakan ‘nyungsep’

“Ohayou”

“Ohayouu!!” jawab Yuto sambil merapikan seragamnya.

“Nah, sebelumnya Sensei ingin memberitahu, bahwa sekolah kita akan mengadakan lomba Contest Teknologi! Dan besok, kalian boleh berkreasi membuat alat apa saja dengan bahan apa saja bersama partner kalian. Sensei yang akan memilih  perwakilan dari kelas ini, dan sekarang kalian boleh mencari pasangan.. Ingat!! Satu grup 2 orang!!”

“Yo.. yo.. Yama..”  Aku menoleh. Yuto menunjuk-nunjuk dirinya denganku. Memberi isyarat sederhana dan langsung  ku kedipkan mataku sebagai jawaban.

“Nah sekarang ada tugas Fisika untuk kalian, boleh bertanya pada teman atau sensei”

          Sensei mulai menuliskan satu persatu soal di papan, kulewati semuanya dengan baik kecuali satu.. Terlintas di benakku ‘Apakah Yuto ingat hari ini? Bahkan Mirai juga..’

“DOR!”

“YUUTOO!!” teriakku tapi yang ini jauh lebih lemah dari yang tadi karena ada sensei.

“Yam yam, aku tanya yang nomer ini dong.. Hehehe”

“Wah, masalahnya aku juga nggak tahu yang ini, Yut..”

“Eh atau tanya ke sensei saja ya? Mumpung lewat nih..” kataku

          Yuto menghentikan langkah sensei, dan berusaha bertanya.
“Yuto, masih nomer 3?? Contohlah Yama, Yutoo.. dia sudah berusaha dan sekarang nomer 12..”

Sensei lalu mengambil buku milikku dan menuliskan caranya disana.
“Kerja yang bagus Yama..”

          Aku hanya tersenyum kecil. Sesaat kumemandangi Yuto, aku menjadi tidak enak padanya. Aku memang merasa diperlakukan ‘istimewa’ dari yang lain oleh wali kelasku itu.

“Yosh! Boku wa Ganbatte! Nah, nanti kita pulang sama-sama yuk?” ajak Yuto

***

Sa yume mimashou suteki na koto
Sa yume mimashou itsumademo

Yuto segera merogoh sakunya karena merasa ponselnya bordering.
“Moshi-moshi?”

“Eh YUT— Bisa tahan dia lebih lama lagi..?? Kita belum siap nih!!”

“Eh?! Kok lama sekalii?? Daritadi ngapain sih?!”

“Hikaru memecah—“ Tiba-tiba suaranya menghilang

“Hei hei.. Halo halo apa yang terjadi??!!” tanya Yuto khawatir.

 “Everything Daijoubu!! Ano, Yuto-kun tolong ajak Yamaniichan muter-muter dulu.. Ya??” ketika Yuto mendengarnya lagi, suaranya berubah.

“Etto.. Ini Chinen ya? Tumben nge-inggris. Iya, iya.. Aku tahan lagi..” jawab Yuto.

“Yut, ada apa? Jadi nggaaak nih?” kataku.

“Eh oh eh Yama!!” Yuto langsung mematikan hp nya. “ AYO KITA KE TAMAN HIBURAN!!” seru Yuto.

“Wiiihh gaul— Ayo, YUT!”

***


“UWAAAAAA!!!!”

Grekgrekgrek. Kuberteriak sekencang kencangnya. Terkadang menggertakkan gigi-gigiku saat kereta menurun, membiarkan semuanya terlihat hingga sepertinya aku sangat cocok untuk iklan pasta gigi.

“Uwaaah~ Sepertinya aku mabuk~” Kata Yuto sempoyongan setelah menaiki wahan yang satu ini.

“Siapa yang suruh naik roller coaster? Kayaknya aku juga nih.. Hmph!

Yuto kembali mengambil ponselnya. “Moshi moshi? Sudah belum nih.. Aku mabuk.. Yama juga”

“EEEH?? Yamaniichan juga?! Siapa yang suruh kalian mengulur waktu dengan menaiki perahu nelayan?? Yamaniichan sangat anti dengan perahuuu”

“Kami habis naik roller coasterrr… bukan perahuuu!!” jawab Yuto sebal.

“Oh.. hehe.. Iya sudah.. Sudah selesai kok.. Dari tadi malahan..”

“Ya ampun Chiii, Kenapa nggak billaaang!! -”

“Habis nggak nanya sih..”

‘Benar-benar tanpa ada rasa penyesalan’  batin Yuto. “Oke, fine, bye.”

CLIK!

“Udahan yuk.. Mending kita langsung saja ke rumahmu.. Hmph!

***

          Matahari terbenam. Warna awan yang merah oranya menghiasi angkasa.

Kreeek…

“Lho.. Kok gelap ya , Yut..”

          Yuto mengenakan topengnya dan…

“HUWAAA!! YUUUTOOO”  Aku berlari semakin dalam ke rumah. BRAK! 
‘Gelap! gelap!’ Sosok bertopeng itu semakin dekat dan siap menggenggam leher Yama…

“Chiiiii!! Keitooo!! Dimanakah kalian??!!!”

“TADAA~~ HAPPY BIRTHDAY YAMA!!”

Seketika lampu dinyalakan dan aku terpaku melihat semuanya.

“Hahaha… Otanjoubi omedetto Niichan!!” kata Chinen sambil membawa kue ulang tahun yang berhias strawberry dan batang-batang coklat.

“Yoo~ Tenang saja.. Kami tidak akan pernah men‘cuek’kan mu kok… Hahaha..” tawa Keito lantang.

“Hoho.. Selamat ulang tahun, sahabat!” Yuto melepas topengnya lalu tersenyum. “Ah~ andaikan tadi ada yang merekam wajah Yama saat ia ketakutan, pasti jadi artis youtube deh, haha..”

“Yu~to!” aku menendang kakinya sambil menahan malu.

“Nah sekarang saatnya berpesta!” teriak Daiki di depan microphone yang sukses membuat kaca dan gelas pecah.

“MUSIIIIK!”

Sriiing..

Ooooh ooooh ooh ooooh ooh oh. Tengtongwengteng..
Ooooh ooooh ooh oooh ooh oh♪

“Uuuu wuu wu wuu wuuuuuu” tiru Daiki yang ternyata memasukkan kaset karya Maroon-One More Time.

“Daiki! Jangan ‘uwuwuwuwuwuuuuu..’ begitu.. Rasanya jadi kayak ada ambulans lewat.. Hiii.. ♪Merinding bulu kudukku.. ♪” komen Yuya.

“Yeyeyeyeyeyeye.. Berhasil! Berhasil! Horee!” riang Hikaru. Terdengar sebuah tawa kegirangan di sisi lain.

“Apanya yang berhasil, Hika?” tanya Inoo.

“Hahaha.. Akhirnya! Aku menemukan Ikan juga disini! Akan aku ambil untuk tebusan mang Jajang nanti.. Huehehe” kata Hikaru sambil mengambil Ikan Piranha Yama di akuarium.

“Heiii Hikaaaa!!!  Ikan itu makannya—“

          Tapi.. T-E-R-L-A-M-B-A-T

Graup!

“ADAW!!! INOO-CHAN~ TOLONG AKU~!!!!” jerit-jerit Hikaru saat Ikan itu menggigit jari jemarinya.

“Hai! Hai! Tunggu sebentar Hikaruuuuu” jawab Inoo yang langsung mengambil jarum suntik.

“Hati-hati Inoo-chan! Jangan sampai aku yang—“

“Iya iya! Diam dulu dong!” CEES..

Beberapa detik Kemudian…

Doeng—!

 “Tidaaak!! Hikaruuu kenapa jadi kamu yang pingsaann???!!!!” teriak Inoo sambil menggoyang-goyangkan tubuh Hika. Yuya dan Keito sweatdrop melihat mereka.

          Pesta Ulang tahun Yama berakhir dengan sangat menyenangkan dan berkesan, walaupun ada beberapa kegaduhan disana dan disini. Waktu telah menunjukkan pukul 11 malam. Chinen dan Keito langsung beranjak ke tempat tidur. Sedangkan aku yang masih terjaga, melangkah menuju kamar dan membuka laci.

 Sebuah kado  berwarna merah berhias pita kuning. Sayang, di hari yang istimewa ini tidak ada Kaasan disampingku. Aku membuka kado pemberian Okaasan tersebut dengan perlahan.. dan sangat tertegun ketika melihat isinya.

“I..inikan..” 

Ya. Sebuah benda yang pernah dipeributkannya dengan Kaasan, sebuah benda yang bahkan pernah mengusik ketenangannya, yang pernah membuat hatinya begitu menginginkan sesuatu. Sarung tangan itu!
“Okaasan..”

Kugenggam erat sarung tangan merah tersebut. Tak terasa waktu telah memanggilku untuk kembali memejamkan mata..



To be continue

No comments:

Post a Comment